Takdir Pernikahan Kita

Bella tengah menyusun semua kue buatannya di dalam lemari. Hari ini ia kesiangan membuka tokoh akibat kedatangan Henry semalam. Pikiran Bella saja terombang-ambing di dalam benaknya. Semua ingatan tentang dirinya begitu saja menghampiri.

Kepalanya kembali terasa sakit dengan desisan keluar dari mulut Bella. Ia tidak tahu harus melakukan apa lagi kecuali pergi dari semuanya. Tapi jika dia pergi bagaimana dengan anaknya? Bella tidak bisa berjauhan dengan anak yang terus saja melekat padanya saat ia berada di kota.

Hati ibu mana yang tega meninggalkan anak kandungnya. Apalagi Alano tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu kandungnya sendiri. Bella meneteskan air matanya kembali.

'Tapi Alano sudah di urus oleh Rose sejak kecil. Wanita itu telah menggantikan ku. Bagaimana aku bisa merebut kembali kebahagiaan yang telah di jaganya?'

Setelah banyak berpikir, ia memang lebih layak untuk pergi. Berkorban demi semuanya. Namanya Emillia saja telah berganti dengan Bella. Maka ia yakin semua yang terjadi memang sudah menjadi takdirnya. Anak dan suaminya juga telah bahagia dengan kehidupan barunya.

Getaran ponsel membuyarkan lamunan Bella dengan ia menghapus kasar air yang mengalir di wajahnya. Bella dengan cepat juga mengambil ponsel di dalam saku pakaiannya. Nama Dona tertera di layar ponselnya.

"Halo nyonya."

"Bel, dimana kau sekarang?"

"Aku di tokoh sedang menyusun kue. Ada apa nyonya?"

"Syukurlah! Bisakah kau mengantar berkas ku yang ke tinggalan di dalam lemari pakaian ku Bel? Aku saat ini sedang membutuhkan berkas itu."

"Oh tentu saja aku bisa nyonya. Kemungkinan aku akan sampai ke sana dua jam lagi, karena Lola hari ini agak sedikit telat datangnya. Dia ada urusan mendadak."

"Baiklah Bel. Aku tunggu."

"Iya Nyonya."

Dona mematikan panggilan dengan Bella segera merapikan kue begitu cepat. Suara lonceng terdengar yang ternyata Lola datang begitu cepat dari perjanjiannya.

"Maaf nona Bella. Aku sedikit terlambat." ucap Lola bergegas mendekati Bella.

"Tidaklah masalah. Lebih baik kau segera menjalankan tugas mu. Kita hari ini tidak menerima pesan antar kue. Aku di minta nyonya Dona untuk mengantarkan berkas ke tempatnya. Kau lebih baik berjaga di tokoh saja." pinta Bella dengan berjalan ke arah kasir untuk meletakkan nampan di bawah meja.

"Iya nona. Hati-hati di jalan."

Bella tersenyum dengan ia masuk ke dalam rumah mencari berkas yang di pinta Dona sekalian bersiap-siap.

Lonceng kembali berbunyi dengan seorang pria masuk ke dalam tokoh.

"Selamat datang tuan. Silahkan di pilih makanan yang anda inginkan." ucap Lola menyambut pria itu.

Pria itu langsung saja mendekati Lola dengan memperlihatkan layar ponselnya. "Apa semalam pria ini tinggal di sini?" tanyanya dengan menyelidiki.

Lola sekilas saja merasa ketakutan dengan pria yang terlihat menyeramkan itu. "Tidak tuan. Saya juga tidak mengenal wajah pria itu. Mungkin anda salah tempat." balas Lola dengan berusaha untuk tidak takut.

Pria itu tampak mengunyah permen karet dengan wajah yang terus memperhatikan tokoh tersebut. "Aku yakin dia semalam di sini." gumamnya. Pria itu langsung saja keluar tanpa mengucapkan sepatah kata pun dengan ia melihat Bella yang baru saja keluar dari samping tokoh.

Pria itu langsung saja bersembunyi di samping bangunan lain untuk memperhatikan gerak-gerik Bella yang sedang menunggu seseorang di pinggir jalan. Ia juga mengeluarkan ponselnya untuk mengambil gambar Bella sebagai barang bukti lainnya.

Ternyata sebuah mobil taksi berhenti menghampiri Bella dengan ia masuk ke dalam mobil. Pria itu bergegas juga pergi menaiki mobil untuk mengikuti kemana Bella pergi.