Aku pandangi cermin besar di hadapan ku , di samping nya terdapat ukiran memutar ke sekeliling cermin .
" Cermin yang sangat indah " . Gumam ku mengagumi cermin dinding yang lebar nya satu setengah meter dan panjang dua setengah meter ini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zulia Almanshur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Pemandangan Mengerikan
" Mana s3t4n nya , mana ? " . Seorang perempuan ada yang merasa takut sambil celingukan ke sana kemari .
Ada warga yang percaya tapi ada juga yang tidak percaya . " Kamu jangan memfitnah anak muda , mana ada s3t4n yang menyirami makanan dengan air bekas mandi jenazah " . Seorang laki - laki paruh baya menentang yang di ucapkan Galuh tadi .
Galuh tak mempedulikan laki - laki paruh baya itu dan terus mengedukasi warga . Akhir nya usaha Galuh berhasil para s3t4n tak ada lagi yang mendekati tungku - tungku karena para warga sudah mulai berdoa .
Hari sudah berganti , matahari pun sudah mulai membenam kan diri , acara tahlil juga sudah selesai di laksanakan dengan lancar sore tadi selesai sholat ashar .
Umumnya acara tahlil di adakan malam hari tapi warga takut keluar malam mungkin karena desa ini masih belum aman menurut warga .
" Nak Galuh , nak Viya mari saya antar ke rumah warga yang bisa kalian tinggali " .
" Baik pak " .
Aku dan Galuh berjalan mengikuti pak Bowo , kurang lebih lima belas menit kami berjalan akhir nya sampai di depan rumah berdinding kayu papan yang di bagian teras sudah menyala sebuah lampu berwarna kuning .
" Assalamu'alaikum mbok " Pak Bowo mengucapkan salam dengan suara kencang .
" Mbok , saya Bowo " . Pak Bowo kembali berteriak .
" Maaf ya nak Galuh , nak Viya mbok Darmi kadang ketiduran jadi kalau manggil harus di teriaki dulu biar dengar " .
" Iya pak , ndak pa pa " . Jawab Galuh .
KRIEETT !
Suara pintu berderit dan tampak seorang perempuan berambut putih yang di gulung , memakai jarit dan kebaya khas orang tua yang tinggal di desa .
" Kalian siapa ? " . Tanya nya kemudian .
" Saya Bowo mbok , ini nak Galuh , ini nak Viya mereka akan menemani mbok Darmi beberapa hari di rumah ini , boleh mbok ? " .
" Iya , boleh kalian boleh tinggal di sini , ayo masuk dulu " .
Di dalam lantai rumah mbok Darmi masih lantai tanah akan tetapi di ruangan ini sudah ada tikar bambu yang lebar mungkin di gunakan mbok Darmi untuk menerima tamu .
Setelah kami duduk , pak Bowo membuka obrolan .
" Maaf ya mbok , mereka ini berasal dari kota jadi akan tinggal sam mbok Darmi sampai beberapa hari ke depan , jadi mbok Darmi juga biar ndak sendirian kalau ada apa - apa bisa minta bantuan mereka berdua " .
" Mereka cuma berdua saja ? " .
" Iya mbok " .
" Lalu siapa yang ada di luar itu ? " .
DEGH !!
Sesaat aku merasa takut apa mungkin ada sesuatu yang mengikuti kami sampai di sini . Aku melihat ke arah luar rumah tapi tak melihat apa - apa , ku lirik Galuh berharap dapat jawaban tapi dia hanya mengendikkan kedua bahu nya .
Sudah jelas pasti Galuh juga tak melihat apa - apa sama seperti diri ku .
" Memang nya di luar ada siapa mbok ? , saya ndak liat ada siapa - siapa " . Ujar pak Bowo yang tampak pucat seketika wajah nya .
" Sudahlah ndak pa pa , dia cuma pengen mampir saja , Wo sebaik nya kamu pulang sekarang dan jangan keluar malam - malam , jangan lupa kunci semua pintu dan jendela , bawa ini dan jangan di lepas sebelum sampai masuk ke dalam rumah mu " . Mbok Darmi mengeluarkan sebuntal sesuatu dari dalam ikatan jarit nya yang di lilitkan di perut bagian depan .
Pak Bowo pun segera berpamitan pulang , dia tampak khawatir juga saat ini . Entahlah apa mungkin di desa ini se gawat itu keadaan nya sampai - sampai keluar malam saja tak di bolehkan .
" Cah bagus , cah ayu , di rumah ini hanya ada dua kamar , kamar depan bisa kamu pakai le , sedangkan kamu nduk tidur sama mbok saja di kamar belakang " .
" Baik mbok " .
" Satu lagi , jangan pernah membuka jendela ataupun pintu sekalipun ada yang memanggil atau suara apapun sesungguh nya mereka bukan lah manusia , di desa ini ndak ada warga yang keluar malam - malam . Mereka ndak akan bisa masuk ke dalam rumah ini jika kita tak membuka nya karena rumah ini sudah mbok pagari dengan doa " .
" Tapi kalau saya mau ke kamar mandi gimana mbok ? " .
" Kamar mandi ada di luar rumah ini jadi kalian jangan keluar , kalau ingin buang air kecil cari saja wadah , besok pagi baru di buang ke kamar mandi , kalau mau berwudhu sebaik nya bertayamum saja , kalian tahu kan kalau gusti Allah memudahkan cara untuk kita tetap bisa beribadah kepadaNya " .
" Iya mbok " . Jawab ku bersamaan dengan Galuh .
" Kalau gitu segera ke kamar dan jangan membuat suara - suara " .
Kami pun menurut saja mengikuti anjuran mbok Darmi . Melihat wejangan yang sudah di sampaikan nya seperti nya mbok Darmi bukan lah orang biasa apalagi dia tampak sangat tenang menanggapi sesuatu .
Aku terbangun kala udara terasa begitu menusuk kulit sampai tembus ke tulang . Angin begitu kencang nya berhembus dari arah lubang - lubang dinding kayu . Aku lihat layar ponsel ku jam masih menunjukkan angka 2 dini hari .
Jantung ku berdebar - debar saat telinga mendengar derap langkah kaki yang aku perkirakan sangat banyak sekali di luar sana .
Aku baru mengingat kalau malam ini Kamis malam Jum'at pasti banyak s3t4n berkeliaran .
Aku beranjak dari dipan kayu dan berjalan mengintip dari jendela dan menyibak gorden nya .
Banyak sekali serombongan jin lewat , mereka menggotong keranda mayat yang seperti nya berisi seseorang .
Mereka berjalan mengambang akan tetapi aku bisa mendengar derap langkah kaki mereka . Mereka berseragam memakai baju warna putih yang tampak lusuh . Keranda yang mereka bawa di pikul empat orang , aku dapat melihat kalau di dalam nya ada dua pasang kaki tersusun di dalam nya . Kaki - kaki itu tampak bergerak - gerak seolah berontak ingin di turunkan .
" Rombongan jin dari mana ya mereka , terus siapa yang mereka bawa ? " . Aku bergumam lirih .
Saat lewat tepat di depan jendela , tanpa aba - aba mereka berjalan dengan pelan , mata mereka serempak menatap ke arah jendela di mana ada aku yang sedang mengintip mereka .
Sadar kalau aku sudah ketahuan , bukan nya segera menutup gorden justru aku malah penasaran dengan apa yang mereka lakukan .
Mereka menatap ku dengan tatapan tajam tak suka seolah mereka mengatakan jangan ikut campur urusan mereka .
Cahaya dari lampu berwarna kuning yang di pasang di sisi - sisi jalan mampu menampakkan pemandangan mengerikan dari tatapan mereka .
Aroma kapur barus dan cendana ditambah lagi bau busuk seperti bangkai sampai hingga ke penciuman ku .
" Tolong lepaskan kami , kami ingin pulang " . Suara dari dalam keranda terdengar oleh ku .
Suara nya serak mengerikan seperti ada sesuatu yang mengganjal di kerongkongan nya .
" Aneh banget kenapa bisa ada manusia di dalam keranda itu ? " . Gumam ku lagi .