NovelToon NovelToon
SAY 'I Love You'

SAY 'I Love You'

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / cintamanis / Teen School/College / Slice of Life
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ini adalah kisah dari beberapa karakter yang ditulis di satu novel.

Sebenarnya, apa itu Cinta dan bagaimana seseorang bisa saling mencintai? Bisakah dia menerima kekuranganku? Dan mampu kah aku menerima kekurangannya?

Mohon dukungannya ya teman-teman. Karya ini tidaklah sempurna tanpa saran dan komentar kalian♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal

Keesokan hari, kami langsung menuju kampus. Suasana kampus begitu ramai. Baju hitam putih adalah seragam kami hari ini. Nomor dada, sudah dikalungkan masing-masing pada kami.

Aku berjalan bersandingan dengan Khanza. Kami datang satu jam lebih awal. Kami berkeliling sebentar di kampus. Satu-satunya maskot yang terkenal di kampus ini, adalah kolam air terjun di tengah kampus. Tulisan kapital nama kampus ini, melingkar di pinggiran kolam.

"Semoga hari ini lancar, ya! Yuk foto dulu" Ucap Khanza sambil meringis dan mengarahkan kamera ponselnya ke arahku.

"Aku, foto sendiri?" Tanyaku.

"Satu kali aja, entar foto bareng, ya" Jawab Khanza, memohon.

Aku mengangguk. Dia mengarahkan gaya tubuhku. Dan dia mulai menjepretnya. Kemudian, dia meminta bantuan seseorang yang berseragam sama seperti kami, untuk berfoto. Khanza merangkulku dan menunjukkan senyuman lebarnya. Menampakkan gigi-giginya yang rapi. Aku tersenyum tipis saat laki-laki di depan kami mulai berhitung.

"Seperti ini?" Laki-laki itu lebih tinggi dari Khanza. Dia memiliki kulit yang lebih terang dari Khanza. Rambutnya cukup panjang, hampir pirang (Mungkin dia menyemirnya?), menghalangi pandangannya. Seragamnya rapi, kemeja putihnya yang dimasukkan ke dalam celananya. Dia masih mengenakan sabuk dari SMA-nya. Dia juga berkacama. Bingkai Framenya berbentuk kotak terbuat dari plastik yang tampak sedikit tebal.

Dia memiliki warna mata yang unik. Beberapa kali aku melihatnya, warna irisnya berubah. Saat ini, warna irisnya kombinasi dari warna cokelat, hijau, dan orange. Ini pertama kali bagiku melihat iris secantik itu.

Mungkin, orang yang baru pertama kali melihatnya, penampilannya sedikit culun.

"Nice! Bagus, sob! Mau gantian ku fotoin?" Tanya Khanza saat melihat hasil fotonya.

Aku mengintip, hasilnya bagus. Apa ini karena ponsel Khanza yang mahal? Atau karena dia yang benar-benar berniat membantu kami.

"Boleh, tolong ya" Ucapnya sambil memberikan ponselnya pada Khanza.

Ponselnya, satu merk dan satu jenis dengan Khanza. Aku bisa melihat dari model kamera belakangnya yang unik.

"Siap, bos!" Ucap Khanza mengambil langkah untuk mengambil fotonya.

Aku memperhatikan laki-laki itu. Dia melipat lengannya di depan dada. Kakinya sedikit terbuka. Dia menunduk, kemudian mengangkat pandangannya tersenyum dengan lebar, menampakkan gigi-giginya, ke arah kamera.

Apa gaya laki-laki saat berfoto memang begitu?

"Sekali lagi, bos!" Ucap Khanza dan meminta ganti gaya.

Dia melepas kacamatanya. Memasukkan telapak tangan kirinya ke dalam saku celananya dan sedikit menelengkan kepalanya ke kanan. Menunjukkan lehernya yang leluasa.

"Sialan, ini keren" Lirih Khanza saat memotretnya.

Laki-laki itu sungguh mirip dengan model yang ada di majalah. Dia memiliki wajah yang kharismatik tanpa kacamatanya.

Khanza menyerahkan ponsel itu padanya. "Apa kau seorang model? Gayamu bagus" Puji Khanza pada laki-laki itu.

Dia terlihat canggung sambil mengosok tengkuknya. "Ya, aku memang model majalah remaja. Tapi, pura-pura saja tidak tau ya?" Ucapnya dengan lirih.

Mataku seakan berbinar. Pantas saja dia memiliki kharisma saat di potret.

"Majalah remaja? Siapa nama panggungmu?" Tanya Khanza sambil memegang dagunya.

"El Cearoz" Ucapnya.

"El... Cearoz? UAAAKKKH! BENERAN?!!" Khanza menjadi heboh sendiri. Dan memancing perhatian orang di sekitarnya.

Khanza langsung membekap mulutnya dengan cepat.

"Yaaaa, tapi jangan panggil aku dengan nama itu..." Laki-laki itu ikutan membekap mulut Khanza.

Aku dapat melihat raut senang Khanza, di wajah itu. Khanza melepas dekapan itu dan berkata, "Aku salah satu pengemarmu. Kita pernah menjadi partner di Australia. Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu. Penampilanmu, sungguh menipuku" Ucap Khanza sambil mengotak-atik ponselnya.

Aku merasa tertinggal. Apa boleh buat.

"Lihatlah ini, ini aku" Khanza menunjukkan sesuatu di ponselnya. Aku tidak terlalu tau itu apa.

"Waaa, kau Khanza?!" Ternyata mereka saling mengenal.

"Anjrit, dunia emang sempit ya. Btw, lu mau ambil prodi apa?" Dia langsung berbahasa santai.

"Perfilm-an, lu sendiri?" Tanya Khanza sambil menepuk punggung El Cearoz itu.

"Psikologi Anak, gak nyangka-kan??" Jawab El Cearoz.

Senyum di wajah Khanza melebar dengan cepat. "Yeh, sama kek pacar gua. Kenalin, dia Sekar. Sekar dia El Cearoz" Khanza memperkenalkan kami.

"Salken, tapi kalian panggil saja namaku ya. Namaku, Elgard. Salam kenal" Dia menjabat tangan kami dengan kedua tangannya.

"Ya elah, kenapa gini lu sopan?" Tanya Khanza menepis tangan Elgard yang berjabatan dengan tanganku.

"Ya, kesan pertama" Jawab Elgard terkekeh kecil.

Kami bertiga menuju tempat duduk untuk lanjut belajar. Tapi, yakin lah. Kalian tidak akan bisa belajar mulus apabila bertemu dengan teman lama.

Itulah yang terjadi dengan kami. Khanza dan Elgard terus berbincang panjang.

Singkatnya diketahui, Elgard selama ini telah sekolah secara home schooling hingga SMA. Elgard ternyata lebih tua dua tahun dari kami. Dia kini berusia 20 tahun. Kemudian, Elgard mengikuti test ini, tanpa sepengetahuan managernya. Orang tua Elgard sudah lama tiada. Dia mengejar Kuliah Prodi Psikologi Anak ini, karena rasa penasarannya. Dan dia memiliki satu alasan lain yang tak bisa dia ceritakan. Khanza menyuruhnya untuk tak bercerita apabila tak ingin menceritakannya.

Khanza sempat berbisik padaku. Elgard ternyata keturunan campuran. Ayahnya orang Indonesia, sedangkan ibunya asli Eropa. Ah, pantas apabila dia memiliki paras yang kharismatik. Dia masih memiliki darah Eropa.

Tak terasa kurang 10 menit test akan dimulai. Itu diumumkan dari sound system Universitas. Kami di minta untuk menuju fakultas masing-masing dan bersiap di depan kelas yang telah tertera di nomor peserta yang diberikan.

Jantungku berdebar dengan kencang. Aku berdoa agar aku bisa di terima. Aku duduk tempat duduk panjang di depan kelas. Elgard ikutan duduk di sebelahku. Dia memberikan ponselnya padaku. Aku melihatnya karena tak paham.

"Bila kita lolos, kita akan menjadi teman kelas. Bolehkah, kita bertukar kontak? Kalau tidak mau, tidak masalah" Ucapnya.

Lagipula, dia adalah temannya Khanza. Khanza tidak akan marah, bila aku bertukar kontak dengannya, kan? Ku harap begitu.

Pengawas test sudah datang. Pintu kelas di buka. "Mohon, duduk di tempat masing-masing. Sesuaikan dengan nomor peserta kalian. Nomor peserta kalian, letakkan di atas meja sisi kanan. Saya akan berkeliling untuk memeriksa" Pengawas perempuan itu, terlihat sedikti menyeramkan. Jantung berdebar dengan kencang saat mencari mejaku.

Sekar Ningrum. Ah, akhirnya ketemu. Aku berada di barisan meja ke empat dan urutan tujuh ke belakang. Eh? Apa ini kebetulan?

Elgard ada di meja di depanku. Keningku berkerut. Melihat namanya. Sebastian Elgard, itu namanya. Elgard menoleh ke belakang. "Eh? Kebetulan sekali" Lirihnya.

"Nanti kalau ada yang sulit, tanyakan saja padaku. Aku akan membantumu agar kita bertiga lulus bersama" Lirih Elgard sambil tersenyum lebar.

Tidak. Aku bisa lulus sendiri meski tanpa bantuannya. Aku sudah belajar selama ini. Mempersiapkan ini-itu. Belajar sambil sambilan, tetap pergi ke kursus saat hujan dan banjir.

Ayo! Semangat Sekar! Kamu pasti bisa. Ibu Vety, sudah membantuku menabung uang. Khanza juga sudah banyak mengajariku tentang soal-soal yang sulit. Jadi, jangan mengecewakan bantuan yang sudah ku terima dari dua orang ini!

1
Ra_sya Atalla
Novel awal yang bagus
gua udah Vote, Vav, Rate, Thor

nyicil gua bacanya
ChiArt_27: Makasi kak, atas dukungannya
total 1 replies
Ra_sya Atalla
bagus ceritamu Thor. pembawaannya juga jelas dan tulisan yang rapih
Ra_sya Atalla
Sekar gadis baik meski memiliki kekurangan tak ada patah semangat
Archplanetes
Semangat thor🙌
Archplanetes
emang sakit sih, harus kuakui🗿
ChiArt_27: Apa lagi, kalau bolanya baru ya kak/Smile/
total 1 replies
Archplanetes
OH! NAMANYA SEKAR... astaga, aku lupa, udah lama gak baca :v

Sorry banget thor🙏
Archplanetes
Huft, syukurlah :v
Archplanetes
Waduh, perasaanku kok gak enak ya...
Archplanetes
Iya juga😂
Archplanetes
uhuk, dia anak laki2 kan? Masih masa pertumbuhan haha
Archplanetes
Waduh, berat banget. Tapi keren thor! Aku suka caramu membawakan ceritanya!!!
ChiArt_27: Hehe, terima kasih kak🙌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!