Prince Oscar Arnold tidak pernah menyangka kalau wanita dulu sering membully dirinya di kampus ternyata adalah wanita yang selama ini diincar oleh musuhnya di dunia bawah tanah. Namun, siapa yang akan menyangka jika wanita itu ternyata diam-diam menyimpan rasa padanya.
Dua tahun kemudian sejak lost contact. Mereka dipertemukan kembali dengan situasi yang berbeda. Tak ada angin tak ada hujan. Tiba-tiba Oscar mengajak Kimberly menikah tanpa sebab. Akankah Oscar benar-benar mencintai Kimberly dan membalas cinta Kimberly yang sudah tumbuh sejak beberapa tahun yang lalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Tiga jam kemudian
Setelah perasaannya lebih baik. Oscar kemudian melangkah menuju kearah kamar. Ia melangkah mendekat kearah ranjang dan membuka selimut yang menutupi tubuh istrinya.
Kimberly terlihat tertidur pulas dengan mata bengkak. Oscar yakin sedari tadi Kimberly telah menangis dalam diam.
Oscar memutuskan naik ke atas ranjang dan menarik tubuh Kimberly masuk ke dalam pelukannya. Ia meletakkan dagunya di atas kepala Kimberly dan mengikuti Kimberly masuk ke dalam mimpi.
Oscar memeluk tubuh Kimberly dengan erat agat wanita itu tidak pergi kemana-mana saat terbangun nanti. Kimberly merasa nyaman berada di pelukan Oscar. Hingga tanpa sadar kedua tangannya ikut melingkar di pinggang sang suami.
Menjelang sore. Kimberly akhirnya bangun dari tidurnya. Saat Kimberly membuka kedua matanya. Ia hanya melihat dada bidang Oscar. di depan matanya. Saat ingin melepaskan diri dari dekapan Oscar. Kimberly merasa pelukan itu semakin erat hingga membuat Kimberly kesulitan bergerak.
"Kamu mau kemana?" tanya Oscar dengan suara serak. Namun kedua mata pria itu masih terpejam sempurna.
"Oscar! Lepas! Aku mau ke toilet!" tegas Kimberly mendorong tubuh Oscar agar menjauh darinya.
Oscar perlahan membuka kedua matanya dan menatap wajah Kimberly dengan tenang. "Apa yang terjadi selama aku pergi? Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Oscar membuat Kimberly kembali ketakutan.
Tubuhnya tiba-tiba gemetar dan sorotan matanya bergerak kemana-mana.
Oscar menarik dagu istrinya agar sejajar dengan wajahnya. Ia menatap wajah panik itu dengan wajah tenang. "Apa yang kamu khawatir? Aku tidak akan meninggalkanmu dalam keadaan apapun. Apa yang sudah dipersatukan oleh Tuhan tidak boleh dipisahkan oleh siapapun. Kita sudah menikah secara sah di Agama. Dan kita tidak akan pernah bercerai sampai kapanpun." ujar Oscar membuat Kimberly tiba-tiba terisak mencengkram kuat kemeja yang dikenakan Oscar.
Hiks
Hiks
Hiks
"Mengenai foto-foto itu. Aku membakarnya." lanjut Oscar membuat Kimberly semakin menangis histeris.
Hiks
Hiks
Hiks
"Oscar! Dia menyentuhku! Aku merasa kotor! Aku sudah tidak pantas untukmu!"
Kalimat itu kembali terucap dari bibir Kimberly hingga membuat Oscar semakin paham dengan ketakutan istrinya.
Oscar dengan cepat membungkam bibir istrinya dengan mulutnya. Ia mencium bibir tipis itu dengan kasar agar Kimberly menghentikan tangisannya. Ia merasa hatinya ngilu setiap kali melihat Kimberly menangis.
Oscar menyudahi ciumannya dan mencium kedua mata istrinya dengan lembut.
Cup
Cup
"Jika pria itu menyentuh mu. Maka aku akan membersihkan sentuhannya dengan caraku sendiri." bisik Oscar di depan wajah Kimberly sebelum kembali mencium bibir Kimberly.
Ciuman kali ini begitu Intens dan menuntut hingga membuat Kimberly membalas ciuman suaminya. Meskipun bayang-bayang aneh mulai menghantui pikiran Kimberly.
Oscar melepas pakaian yang membalut tubuhnya dan kembali mencium bibir Kimberly sembari mengabsen semua isi mulutnya.
Saat ciuman Oscar berpindah ke leher jenjang Kimberly dan meninggalkan jejak biru keunguan. Entah mengapa Kimberly merasa hatinya berdesir hebat. Ia menginginkan lebih dari sekedar sentuhan seperti itu. Namun saat mengingat teror itu. Tiba-tiba hasrat Kimberly menghilang begitu saja.
Kimberly menepuk-nepuk punggung Oscar agar menghentikan ciumannya.
"Oscar! Berhenti!"
Oscar dengan cepat menghentikan ciumannya dan menatap wajah sedih istrinya dengan hasrat yang membara.
"Aku tidak bisa melakukannya!" tegas Kimberly dengan mata berkaca-kaca.
"Bukankah kau selalu berpikir jika pria itu menyentuh tubuhmu! Maka aku akan menghapus sentuhan pria itu dari tubuhmu!" jawab Oscar dengan wajah penuh napsu.
"Tapi aku tidak bisa Oscar! Aku tidak bisa karena pikiranku selalu tertuju ke gambar-gambar menjijikan itu!" teriak Kimberly mendorong Oscar dengan kuat hingga terjatuh ke lantai.
Oscar tertegun dengan tindakan kasar Kimberly. Oscar langsung berdiri dan keluar dari kamar tanpa sepatah katapun. Ia tidak mau melihat Kimberly kembali menangis hingga membuat hatinya kembali sakit.