Niatnya untuk membalas dendam membuatnya rela menikah dengan pria yang baru dia kenal. Zevana berniat untuk membalaskan dendam terhadap pria bernama Aksa atas kematian sahabatnya. Agar Aksa bisa merasakan sakit hati yang sama, Zevana memilih jalan lewat jalur cinta. Membuat Aksa jatuh cinta, setelah itu mencampakkannya.
Aksa adalah seorang playboy yang sering bergonta-ganti pasangan. Dia tidak percaya dengan cinta, karena baginya cinta hanyalah hal konyol. Dibalik sikap dinginnya, ternyata Aksa menyimpan luka di hati yang membuatnya tidak percaya akan adanya cinta sejati.
Berhasilkah Zevana meluluhkan hati Aksa demi misi balas dendamnya?
🩸
🩸
🩸
"Aku tidak biasa menjalin hubungan hanya dengan satu wanita saja. Jika kamu menginginkan pernikahan ini tetap terjadi, maka bersiap-siaplah untuk sakit hati."_ Aksa.
Yang penasaran dengan ceritanya, kepoin yuk...
Salam dunia perhaluan 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 : Lewat Jalur Cinta.
"Aksa... Jadikan aku milikmu seutuhnya. Aku ingin menyempurnakan pernikahan kita. Jadikan malam ini malam yang indah untuk kita berdua."
Alih-alih merasa bahagia dengan ucapan istrinya, Aksa justru merasa sebaliknya. Dia bertekad tidak akan melewati batasnya pada Zevana sampai gadis itu mau berkata jujur padanya. Meskipun sah-sah saja jika mereka melakukan hubungan itu, Aksa hanya tidak mau nantinya akan ada kekecewaan jika masih ada kebohongan diantara keduanya.
Ha...chi....
Zevana menutup wajahnya dengan kedua tangan, sepertinya dia flu karena tadi hujan-hujanan. Kepalanya juga terasa sedikit berat. Melihat itu Aksa langsung menarik tangannya dan membawanya ke depan meja rias.
"Aku bantu keringkan rambut kamu, biar kamu tidak masuk angin," ujar Aksa mengambil hair dryer dari atas meja.
"Aku bisa sendiri." Zevana ingin mengambil alih namun Aksa malah menekan sedikit pundaknya hingga dia terduduk di atas kursi.
Siap dengan hair dryer ditangannya yang sudah siap pakai, dengan telaten Aksa mulai mengeringkan rambut Zevana. Dari pantulan cermin Zevana mencuri-curi pandang pada wajah suaminya yang nampak tenang dan begitu fokus.
"Aku bisa sendiri, kamu tidak perlu repot-repot," ujar Zevana lagi namun tak dihiraukan oleh Aksa.
"Aku ambilkan obat ya? Takutnya kamu masuk angin. Atau perlu aku panggilkan dokter untuk memeriksa kamu?" Aksa semakin menunjukkan perhatiannya. Bukan apa, dia memang sangat mencemaskan istrinya.
Zevana menggeleng, "Tidak perlu. Aku minum obat saja setelah itu aku mau istirahat. Tapi yang tadi..."
Zevana kembali teringat dengan ciuman mereka yang tanggung, apakah Aksa tidak menginginkannya malam ini? Sebelumnya suaminya pernah meminta haknya, disaat dia sudah siap mengapa Aksa malah seperti tidak merespon.
Aksa yang sudah selesai dengan kegiatannya segera mematikan hair dryer dan meletakkannya kembali di atas meja. Dia membalikkan posisi duduk Zevana dan langsung berjongkok dengan satu kaki di hadapan istrinya dengan menggenggam kedua tangannya erat.
"Jangan berfikir yang tidak-tidak dulu. Aku ingin melakukannya saat tidak ada beban apapun diantara kita. Jika aku mau, aku sudah melakukannya tanpa permisi. Tapi kenapa aku tidak mau melakukan itu? Karena kamu istimewa. Aku tidak ingin memperlakukan kamu hanya karena sekedar nafsu belaka."
Zevana hanya bisa bungkam mendengar penuturan dari suaminya. Pria sebaik Aksa tidak mungkin menjadi penyebab depresinya Nadia. Sepertinya dia yang sudah salah menilai Aksa dengan menaruh dendam pada pria itu hanya karena Nadia menyimpan banyak foto-foto Aksa di dalam kamarnya dan Nadia juga bunuh diri dengan memeluk fotonya.
"Zevana, aku memang sering bermain dengan banyak wanita. Tapi setiaku hanya untuk satu wanita saja. Jadi aku ingin meminta satu hal padamu. Jangan menganggap hubungan ini sebagai beban. Aku ingin kita melangkah bersama tanpa ada kebohongan diantara kita." Aksa kembali meyakinkan tentang perasaannya pada Zevana. Dia ingin mendengar kejujuran itu langsung dari bibir istrinya.
"Jika aku berkata jujur apa kamu akan membenciku?"
Aksa tersenyum, "Kamu belum mencobanya. Jika kamu mau bercerita, aku pasti akan dengarkan."
Zevana kembali terdiam, wajahnya tertunduk sedih untuk beberapa saat. Kemudian dia kembali mengangkat wajahnya dengan mata berkaca-kaca.
"Apa yang aku katakan sebelumnya, jika aku tidak mencintai kamu, itu adalah benar. Aku memulai hubungan ini dengan kebohongan. Wanita yang bunuh diri dari rooftop rumah sakit itu adalah sahabatku, Nadia Anjani. Aku menerima pernikahan ini karena aku ingin balas dendam, aku pikir kamu adalah penyebab apa yang terjadi pada Nadia malam itu karena Nadia bunuh diri dengan memegang foto kamu. Nadia sangat menyukai kamu."
Akhirnya Zevana merasa lega karena dia telah mengungkapkan semuanya pada Aksa. Jika setelah ini Aksa akan membencinya, Zevana bisa mengerti.
Meskipun didalam dada terasa sakit saat mendengarnya langsung dari bibir sang istri, Aksa berusaha untuk bisa memahami alasan Zevana sampai melakukan semua itu. Wajahnya tidak menunjukkan kemarahan sedikitpun.
"Sebenarnya aku sudah tau semuanya, aku bahkan sudah menyelediki kebenaran tentang hubungan kamu dan Nadia."
Zevana terkejut mendengarnya, dia menarik kedua tangannya dari genggaman Aksa. Jika sudah tau kenapa Aksa hanya diam dan berpura-pura tidak tau apa-apa. Malah pria itu selalu menunjukkan sisi manis dan selalu memberinya sejuta perhatian. Bahkan secara terang-terangan selalu menunjukkan cintanya.
"Kamu sengaja? Kamu ingin membalas balik perbuatanku?" tanya Zevana. Raut wajahnya berubah kesal.
Aksa menggeleng, "Tidak, aku melakukannya karena aku tidak ingin kehilangan kamu. Aku mencintai kamu."
Aksa kembali berdiri dengan tegak, lalu dia membungkukkan sedikit badannya untuk membawa tubuh Zevana kedalam bopongannya dan membawanya berjalan menuju ke arah ranjang. Diatas ranjang besar itu Aksa membaringkan tubuh sang istri dan mengungkungnya.
"Aku mencintai kamu, Zevana. Sangat mencintai kamu."
Perasaan tegang dan gugup tidak bisa disembunyikan lagi diwajah Zevana. Dia hanya bisa pasrah menerima perlakuan Aksa saat suaminya mulai mencium bibirnya dengan sangat lembut. Kedua tangannya melingkar di leher Aksa untuk membalas ciumannya.
Derasnya air hujan diluar sana menambah suasana semakin intim. Aksa mengangkat sedikit tubuhnya untuk melepaskan pakaian yang masih menempel di tubuhnya. Sentuhan demi sentuhan dia berikan ditubuh sang istri dengan kedua tangan dan bibirnya.
Merasakan benda tidak bertulang yang mulai berkelana di lehernya dan meninggalkan banyak tanda kepemilikan disana, Zevana hanya bisa memejamkan mata dengan satu tangannya menekan kuat kepala suaminya seolah meminta untuk tidak berhenti disana saja.
Tubuh keduanya kini sudah sama-sama polos. Kilatan petir yang diiringi suara gemuruh bahkan tak mampu mengalihkan perhatian keduanya dari aktivitas panas mereka. Tetesan air mata keluar dari ujung mata Zevana saat Aksa melakukan penyatuan. Pria itu nampak diam sebentar, menunggu sampai Zevana mulai merasakan rileks. Kedua tangannya mengusap lembut air mata yang membasahi wajah istrinya.
"Kamu hanya milikku, jangan pernah berfikir untuk pergi dari sisiku. Karena aku tidak akan melepaskan kamu dengan begitu mudah," ucap Aksa kemudian kembali melu-mat bibir sang istri.
Dengan gerakan tempo lambat Aksa mulai bergerak. Dalam balutan selimut tebal yang menutupi tubuh polos keduanya, mereka saling berbagi peluh keringat dimalam yang dingin dengan derasnya air hujan diluar sana.
🏵️
🏵️
🏵️
Pagi-pagi sekali pintu rumah Lucas sudah diketuk oleh seseorang. Ya dirumah sederhana itu Lucas memang hanya tinggal sendirian. Karena sejak membuka usaha salon sendiri dua tahun lalu, Lucas memutuskan untuk tidak tinggal dengan tantenya lagi. Hanya ada seorang asisten rumah tangga yang datang pagi pulang sore.
"Iya tunggu sebentar. Duh gak sabaran banget sih!" Gerutu Lucas sembari berjalan keluar dari kamarnya menuju ke ruang depan.
Lucas memutar kunci dan membuka pintu rumahnya lebar. Betapa terkejutnya dia saat melihat dua pria tampan kini sudah berdiri di hadapannya.
"A-Aksa Madeva..."
Belum selesai dengan rasa terkejutnya, Aksa sudah lebih dulu mencengkram kuat baju Lucas dan menariknya keluar. Didorongnya tubuh Lucas ke belakang hingga punggungnya menyentuh tembok. Aksa langsung mengunci kuat leher Lucas dengan lengannya.
"A-Aksa... A-ada apa ini..." wajah Lucas mulai pucat pasi. Dia nampak ketakutan.
"Aku peringatkan padamu, jangan pernah memprovokasi Zevana lagi jika tidak mau kelakuan busukmu aku bongkar dihadapan Zevana." Aksa semakin menekan kuat leher Lucas dengan lengannya. Membuat Lucas merasa seperti tercekik.
"A-apa maksud kamu...?" Tanya Lucas dengan tergagap.
Aksa menoleh ke arah Dani. Seolah mengerti dengan maksud Tuannya, Dani langsung mengeluarkan ponselnya dari saku celananya dan menunjukkan sebuah rekaman video pada Lucas. Kedua mata Lucas langsung terbelalak melihat video yang sedang berputar di depannya. Itu adalah video dua orang pria bayaran yang Lucas suruh untuk memper-kosa Nadia waktu itu. Dua pria itu masing-masing duduk terikat diatas kursi.
"Ba-bagaimana bisa..."
...🍃🍃🍃...
.nah klo saling jujur dr awal psti g kn ada kbohongan
jangan biarkan popcorn ku nganggur kakaaa/Curse//Curse//Curse/
ciuussssss????
andin udah gika g tau malu minta suami orang
ada ya orang kaya andin memang lbh baik mati si caca sama rian
kok ada levbel end nya kk
andin udah gika g tau malu minta suami orang
ada ya orang kaya andin memang lbh baik mati si caca sama rian
kok ada levbel end nya kk
andin udah gika g tau malu minta suami orang