Maudy harus merelakan masa muda nya untuk menjadi istri dari seorang laki-laki koma, ia menikahi laki-laki tersebut karena ulah ibu dan kakak nya yang gila harta.
Namun ternyata Maudy hanya berpura-pura sedih ia sejujurnya sangat bahagia terlepas dari keluarga angkat nya yang sangat mengerikan itu.
Hidup nya yang semula menderita seketika berubah seratus persen jadi lebih baik, suaminya yang koma ternyata adalah seorang CEO ia juga mendapat perlakuan baik dari mama mertuanya.
Bagaimana kehidupan Maudy dengan suaminya yang koma? Ayo baca kisah mereka di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode #24
Sepulang nya dari mengantarkan Mona ke rumah nya Elgara langsung kembali ke rumah.
"Siapa yang mengantarkan mu? Dari mana saja kau?" tanya Lolita kepada sang anak.
"Maaaa yes semua rencana ku berhasil ma akhirnya aku bisa mendekati tuan muda Elgara kembali," kata Mona kepada sang mama sambil tersenyum bahagia.
"Astaga benarkah? Jangan bilang yang mengantarkan mu barusan adalah tuan muda Elgara?" tanya Lolita sambil memegang kedua pundak Mona.
"Tentu saja iya," kata Mona sambil mengangguk kan kepala nya.
Seketika mama Lolita sangat bahagia dan mereka pun saling berpelukan, mereka yang sudah membuat rumah tangga orang berantakan kini malah berbahagia dengan apa yang berhasil mereka capai.
Sementara itu di sisi lain.
Gaza baru saja kembali ke rumah dan melihat kalau Maudy sudah menunggu nya di depan pintu dengan jalan yang sedikit pincang.
"Mas El aku ingin bicara," kata Maudy memegang lengan Elgara yang berjalan masuk tanpa mempedulikan dirinya.
"Lepaskan aku," ucap Elgara sambil menepis tangan Maudy.
"Mas," lirih Maudy sambil menatap tangan Elgara yang begitu kasar terhadap nya.
Namun Elgara menolak bicara dengan Maudy, dia memutuskan untuk kembali melangkah dan pergi meninggalkan Maudy, Maudy pun segera menyusul Elgara karena ingin meluruskan masalah mereka.
Namun setibanya di kamar, Elgara malah membuang semua pakaian Maudy yang ada di dalam kamar nya ke luar.
"Mulai sekarang sebaiknya kau tidak tidur di kamar ku lagi, bawa semua barang-barang mu ini ke kamar tamu," kata Elgara yang kemudian menutup kembali pintu kamar nya dan membiarkan baju-baju Maudy berserakan di depan kamar tersebut.
Lagi-lagi Maudy tidak bisa berkata apa-apa atas sikap kasar Elgara terhadap nya, dia hanya bisa menagis sambil mengumpulkan baju-baju nya tersebut.
Yani dan Tuti yang melihat itu segera menghampiri Maudy dan kemudian membantu nya membereskan pakaian tersebut.
"Yaampun nyonya, ada apa sih sebenarnya dengan tuan muda? Kenapa dia jadi seperti ini?" kata Yani kepada Maudy.
"Sudah lah, ayo cepat kumpulkan saja semuanya," ucap Tuti kepada Yani
Setelah membawakan semua baju dan juga membantu Maudy kembali ke kamar Tuti dan Yani pun kembali melanjutkan pekerjaan mereka.
Meskipun kasihan dengan Maudy namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena Maudy sendiri melarang mereka untuk tidak mengatakan hal itu kepada mama Mulia.
Satu minggu pun akhirnya berlalu begitu cepat, namun bagi Maudy itu bukan lah waktu yang cepat karena hubungan nya dan Elgara semakin hari semakin berantakan.
Elgara yang selalu menujukkan sikap kasar nya membuat Maudy merasa kalau mereka sudah tidak layak bersama.
Elgara juga tidak mau bicara dengan Maudy dan selalu mengabaikan Maudy hal ini membuat Maudy semakin hari semakin makan hati di tempat itu.
Namun itu belum lah seberapa.
Sampai hari ini, di mana Maudy harus melihat hal yang tidak seharusnya ia lihat.
Mona tiba-tiba datang ke rumah mereka, dan dia bersama dengan Elgara.
"Nyonya, apa aku tidak salah lihat? Bukan kah itu kakak nyonya? Kenapa dia datang ke rumah ini bersama dengan ruan muda?" kata Yani yang saat ini berdiri di balkon kamar bersama dengan Maudy.
Maudy tidak menjawab pertanyaan Yani, dia yang melihat itu langsung berjalan pergi dari balkon dan keluar dari kamar untuk menemui Elgara dan juga Mona.
"Mas El, ini maksudnya apa?" tanya Maudy kepada Elgara yang saat ini tiba di ruang tengah rumah mewah tersebut.
"Maudy, sudah lama sekali kita tidak bertemu, kakak sangat merindukan mu, kau jangan salah paham," ucap Mona yang kemudian langsung memeluk Maudy.
Namun Maudy yang kesal dan cemburu mendorong Mona hingga jatuh terduduk di hadapan Elgara.
"Jangan sok baik dan sok peduli kepada ku kak! Semua ini palsu kan?" ucap Maudy sambil menujuk Mona.
"Astaga! Maudy apa yang kau lakukan!?" ucap Elgara sambil kemudian dia membantu Mona berdiri.
"Hiksss, hiksss, Maudy kenapa kau sangat kasar dari dulu kau tidak berubah aku hanya ingin memeluk mu sudah lama kita tidak bertemu," ucap Mona dengan air mata palsu nya.
"Maksud nya tidak bertemu? Jangan berbohong kak, kau sengaja bersikap demikian untuk membuat mas Elgara membenciku kan?" Kata Maudy yang sudah tidak bisa menahan emosi nya.
"Cukup! Jangan menuduhnya lagi! Aku sudah melihat semuanya kau berselingkuh dengan laki-laki yang bernama Sofian kan? Kau bahkan mengobrol dengan nya di malam pesta itu, kau juga diam-diam menemui dia saat aku masih koma!" ucap Elgara dengan suara lantang.
Kejadian tersebut di saksikan oleh Yani dan Tuti.
Kini Maudy tau apa penyebab dari berubahnya Elgara, dia termakan hasutan Mona dan menuduhnya berselingkuh dengan Sofian.
"Mas El, semuanya palsu jangan percaya dengan nya aku mohon," ucap Maudy sambil menagis.
"Sudah lah semuanya terbukti aku tidak mau lagi kau ada di sini, sekarang juga angkat kaki dari rumah ini dan tunggu saja surat panggilan dari pengadilan agama tiba kepada mu," ucap Elgara yang saat ini memegang lengan Mona yang tadinya pura-pura kemah hanya karena Maudy mendorong nya.
Deg ...
Rasanya jantung Maudy tiba-tiba berhenti berdetak, dia tidak menyangka kalau ketulusan nya dan juga pengorbanan nya selama ini untuk Elgara sia-sia dia tidak menyangka kalau Elgara ternyata sama sekali tidak bisa mempercayai dirinya dan malah lebih mempercayai Mona yang jelas-jelas memang licik.
"Mas, kau yakin dengan ucapan mu? Apa kau tidak akan menyesali ini?" tanya Maudy di sertai air mata yang mengalir deras di pipi nya.
Entah kenapa rasanya Elgara ikut merasakan sakit saat melihat Maudy yang menangis.
"Kau yakin tidak ingin mendengar kan penjelasan ku? Kau juga yakin Ingin aku pergi dari sini? Jika aku pergi mungkin aku tidak akan pernah kembali," kata Maudy sambil tersenyum tipis dan kemudian menyeka air matanya.
"Tentu saja aku yakin," jawab Elgara tanpa pikir panjang.
"Tuan muda apa yang anda lakukan?" ucap Yani tidak terima akan perlakuan Elgara kepada Maudy.
"Pelayan tidak di ijinkan bicara!" jawab Elgara.
Jawaban itu membuat Yani dan Tuti terdiam.
"Baik lah, aku akan pergi tapi ketika kau menyesali semua ini, aku mohon jangan cari aku untuk minta maaf karena aku sudah memaafkan mu," kata Maudy yang kemudian berjalan menaiki tangga.
Sementara itu Mona tersenyum tipis karena kini kemenangan berada di pihak nya.
Setelah tiga puluh menit berlalu, Maudy turun dari lantai dua dengan koper di tangan nya dia benar-benar akan meninggalkan rumah tersebut.
"Nyonya! Nyonya jangan pergi," ucap Tuti dan Yani menagis.
"Tenang lah, kalian hubungi mama Mulia dan sampaikanlah kepada nya kalau aku pamit, ceritakan juga apa yang terjadi namun katakan dengan nya untuk tidak mencariku," ucap Maudy kepada dua pelayan setia nya.
Maudy kemudian berjalan melewati Elgara dan Mona sambil menarik koper nya, tak peduli seberapa banyak bulir bening yang jatuh dari mata nya ia terus melangkah pergi dari rumah tersebut.
Bersambung ....
