Ikhlas ... bukanlah hal yang mudah untuk diterapkan, namun terkadang kita dipaksa untuk menerapkan nya oleh keadaan.
Bellona Ghelsi, memaksa dirinya untuk menelan semua kenyataan pahit dalam hidupnya. Kenyataan bahwa Logan sang suami yang amat ia kagumi sebelumnya, ternyata memiliki hubungan spesial dengan Bella yang merupakan saudaranya sendiri.
Kisah masa lalu Logan dan Bella yang tak diketahui oleh Lona, membuat gadis itu merasa sangat menyesal karena harus hadir diantara mereka.
Melepaskan ..., itulah pilihan Lona! ia ingin kembali membuat jalan kehidupan nya sendiri tanpa hadirnya seorang pria.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My Way-24
Satu Minggu berlalu,
Claire, gadis kecil yang merupakan keponakan dari Rafayel itu tampak antusias saat berjalan menuju sebuah wahana permainan dalam acara sebuah festival yang telah lama ia nantikan.
"Nona! apa kau tak ingin ikut bermain?"
"Tidak Claire! kami terlalu dewasa untuk menaiki wahana anak-anak! kau naik lah! aku dan Nona akan menunggumu disini!"
"Apa pergelangan kaki Nona masih belum juga pulih? kau terlihat sangat mengkhawatirkan nya Rafayel! jika memang seperti itu, lebih baik kita mengantar Nona ke rumah saja!" Claire kembali berbicara dan menjeda untuk memasukan lollipop dalam mulutnya.
"Tak apa Claire! kaki ku sudah baik-baik saja! jangan mencemaskan apapun!"
"Benarkah?"
Bellona mengangguk dengan senyum, hal itu seketika membuat Claire mendekap tubuh Lona.
"Aku menyayangimu Nona Ghelsi!" gadis itu pun berlari menuju area biang lala setelah menyatakan isi hatinya.
"Sepertinya dia juga nyaman dengan mu, Nona!"
"Benarkah?"
"Claire hampir tak pernah berbicara dengan orang asing sebelumnya! dia juga tipe anak yang sedikit angkuh terhadap orang lain! tapi bersama mu, sikap nya cukup berbeda." Rafayel berbicara sembari menatap Bellona yang masih melambaikan tangan pada sang keponakan.
Haruskah diriku memberitahu nya tentang Benedict? apa dia akan marah padaku?
Rafayel kembali mengalihkan pandangan dan menelisik area sekitar, tampak beberapa wartawan yang kini justru berjalan menuju ke arahnya.
"Astaga! ini akan rumit,"
"Nona! ikut lah bersamaku!"
"A-apa? ada apa?" Bellona tampak terkejut saat Rafayel menariknya untuk berlari tanpa aba-aba.
"Akan ku jelaskan nanti! apa kaki mu benar-benar sudah membaik?"
"Entahlah! aku pikir begitu!"
"Percepat langkah mu, Nona Ghelsi!"
Kedua anak manusia itu pun tampak kebingungan karena harus menentukan arah saat tiba pada sebuah jalan yang bercabang.
"Ikuti aku!"
"Rafayel! apa sebenarnya yang terjadi?" langkah Lona terhenti, gadis itu juga tampak memegangi dadanya dengan nafas tersengal.
"Aaaaaghh! aku akan menjelaskan padamu nanti!"
"Aaa-aawwh! turunkan aku Rafayel! bagaimana jika kita jatuh!"
"Diam lah Nona! jika mereka menangkap kita, maka kau harus menikah dengan ku! apa kau bersedia?"
"A-apa?" mata Lona pun membulat sempurna, ia semakin mengeratkan pelukan karena Rafayel tak kunjung berhenti berlari sembari membopong tubuh mungilnya.
********
"Apa kau tak ingin keluar untuk sekedar berkeliling? akan sangat sayang jika melewatkan suasana malam di daerah yang indah ini!" Maxim berujar tanya sembari memperhatikan Logan yang sibuk membongkar koper.
"Kenapa kau tak memberi tahuku? apa kau sengaja?"
"Ayolah dude! aku hanya ingin hubungan pertemanan kita kembali seperti dulu! lupakan saja masa lalu! lagipula Bella turut kemari karena ia juga ingin melepas penat dari pekerjaan. Bagaimana bisa aku menolaknya?"
"Terserah!" Logan berucap ketus, pria itu juga membanting pintu kamar hotel dan berlalu begitu saja.
"Astaga! apa yang harus kulakukan? bagaimana caraku untuk bisa menghadapi kedua manusia! keras kepala itu? haaaah! sialan kau Bella!"
Melangkah sembari melayangkan tatapan mata kesana-kemari, Logan akhirnya memilih untuk keluar dari lobby hotel dan menuju taman di area sekitar bangunan yang cukup megah.
Pria itu terduduk diam, meraih kotak nikotin dari sakunya dan menyalakan lighter hingga mengepulkan asap pada sebatang rokok yang kini tersemat di bibir.
💜 Bisakah kita mengubah destinasi tempat! honeymoon kita, Logan? aku ingin pergi ke sebuah tempat dimana kita bisa langsung melihat pemandangan laut! itu pasti akan sangat menyenangkan, bukan?
'Pilihan mu itu terlalu membosankan! aku ingin kita ke Barcelona! ada sebuah tempat yang ingin ku kunjungi disana.'
💜 Mmmmm, baiklah! aku akan mengikuti perkataan mu saja! aku mencintaimu!
Logan tampak memijit area kening nya, cairan bening itu pun kembali tumpah begitu saja tanpa ia sadari saat mengingat betapa manjanya sikap sang mantan istri.
"Maafkan aku! maafkan aku Lona! kenapa kau tak membunuh ku saja saat itu! kenapa kau membiarkan diriku bebas sementara hatiku justru terpenjara karena perasaan ku padamu yang sangat terlambat ini."
dia cuma mikirin hidupnya sendiri
kasian lona jd tumbal utk keegoisan ayah tirinya