My Way
"Aku sungguh tak ingin percaya dengan semua ini, tapi nyatanya ...," Bellona tersenyum getir dihadapan kedua orang yang pernah sangat ia kasihi.
Malam itu semua tampak kacau, tapi dengan setitik kekuatan dalam diri, Bellona mencoba untuk menyatukan kembali kepingan hatinya yang telah hancur.
Mendapati kemesraan pria yang begitu ia cintai bersama saudara nya sendiri bukanlah suatu hal yang bisa diterima dengan mudah bagi seorang istri.
Bella yang masih diam terkejut sembari menangis menatap kehadiran adiknya membuat gadis itu semakin merasa menjadi wanita bejat.
"Lona! aku mohon! dengarkan penjelasan ku terlebih dulu Lo! atau, kau bisa memukul ku semau mu! ini semua bukan salah Logan! aku yang salah! Logan telah meminta untuk mengakhiri hubungan ini sejak satu bulan yang lalu, tapi aku yang masih meminta nya untuk menemuiku! aku mohon percayalah padaku! jangan menyalahkan nya, aku mohon!" suara gadis itu terdengar merintih dengan tangisnya yang tak kunjung terhenti.
Lihatlah, dia bahkan sangat terlihat begitu mencintai pria itu Lona! bodoh nya dirimu ...
Bellona, ia masih mematung tak percaya! rasa hatinya ingin berteriak tapi luka itu seakan membungkam dan mengunci seluruh pergerakan tubuhnya, tak berucap sepatah katapun Lona memilih untuk berjalan meninggalkan apartemen saudarinya dengan tangan yang terus memegangi kepala.
Melihat hal itu Logan seketika mengejar langkah istrinya tanpa menghiraukan keberadaan kekasih masa lalunya yang terlihat begitu menyedihkan.
"Kau sedang tak baik-baik saja! tolong biarkan aku yang menyetir untuk mu!" pria itu menyambar kunci mobil milik Lona dengan paksa.
"Apa kau akan membunuhku juga untuk malam ini Tuan Logan?"
"Aku mohon, Lona! aku tahu aku salah! tapi setidaknya izinkan aku menjaga dirimu sampai di rumah!" Logan bertekuk lutut dihadapan istrinya dengan buliran air mata yang telah lolos begitu saja.
"Kau ...? ingin menjaga diriku? tulus sekali perkataan mu itu Tuan! tapi itu tidak perlu, kau jaga saja saudari ku! dia lebih membutuhkan mu!"
Bellona kembali meraih kunci mobilnya dan dengan cepat mengemudikan kendaraan Porsche Cayenne GT miliknya.
Dua hari berlalu,
Seperti tak terjadi apapun Bellona tetap melakukan aktivitas nya sebagai seorang istri di hadapan Logan. Gadis itu bahkan tetap menyiapkan segala keperluan suaminya meskipun dengan wajah dinginnya,
Bel pintu kediaman itu nampak terdengar nyaring, Bellona pun tersenyum dan menyambut hangat kehadiran kedua mertuanya yang baru tiba dari Singapore.
"Kami membawa beberapa oleh-oleh untuk kalian."
"Benarkah ibu?"
"Beberapa teh herbal dan cokelat premium! ibu sangat tahu kau penggila coklat Nak!"
Bellona terkekeh mendengar kalimat yang keluar dari lisan ibu mertuanya.
"Terima kasih ibu, kau sungguh mengerti diriku! sepertinya coklat ini cukup untuk menutup segala rasa kecewa dalam hatiku, mengkonsumsi cokelat bisa membuat seseorang lebih bahagia bukan?"
Logan yang semula tersenyum karena melihat wajah istrinya yang mulai ceria kembali tertunduk saat mendengar perkataan Bellona.
"Kenapa kau merasa kecewa Nak? apa telah terjadi sesuatu? apa Logan menyakiti mu?" Nyonya Helen seketika menatap khawatir pada wajah sang menantu.
"Tidak ibu! tak ada yang menyakiti ku ..., justru diriku yang sering menyakiti orang lain! waktu kecil aku sering merebut mainan Bella dan aku suka bertengkar dengan Bella! dan sekarang aku menyadari bahwa hal itu adalah sebuah kesalahan, aku akan mengembalikan semuanya padanya!" gadis itu nampak berucap dengan mantap seraya mengangguk kan kepala.
"Pertengkaran antar sesama saudara itu wajar terjadi Nak, lagipula itu terjadi saat kau masih kecil bukan? tapi biasanya setelah itu ..., hubungan persaudaraan kalian akan menjadi lebih erat."
Bellona menatap wajah ibu mertuanya dan mengangguk dengan ragu,
"Oh iya! ayah, ibu ingin minum apa? maaf karena jadi menelantarkan ayah dan ibu seperti ini!"
"Tidak perlu Nak! kami harus segera pamit, ada pertemuan dengan rekan kerja ayah di cafe sekitar sini! itulah kenapa ibumu meminta untuk mampir terlebih dahulu." Tuan Louis yang semula hanya memperhatikan percakapan antara istri dan menantunya akhirnya turut membuka suara.
Logan juga Lona nampak turut beranjak, mengiringi langkah Tuan Louis dan juga Nyonya Helen untuk memasuki mobilnya.
"Tolong berkendara lah dengan hati-hati, Mark! jangan sampai kedua orang yang ku sayangi ini terluka!" Lona nampak berbicara pada seorang pria yang menyetir untuk Tuan Louis.
"Saya mengerti Nona!"
Tersenyum dengan melambaikan tangan, paras cantik Bellona semakin membuat Logan terpaku dan tak ingin beralih pandangan dari istrinya.
Pria itu baru menyadari, bahwa ia merindukan sikap manja dengan wajah ceria yang selalu ditampilkan oleh Bellona.
"Jangan menatap ku seperti itu! kau membuatku risih!" ekspresi gadis itu seketika berubah saat kendaraan milik kedua orang tua Logan telah menghilang.
"Bisakah kita bicara?" Logan menahan lengan istrinya dengan perkataan lembutnya
"Apalagi yang ingin kau bahas dengan ku? apa kau tak akan pergi untuk malam ini?"
Tak memang kalimat Bellona, Logan hanya kembali menggenggam jemari istrinya dan membawa gadis itu kembali duduk di sofa ruang tengah.
Duduk berhadapan dengan Logan, pria tampan bertubuh atletis dengan rambut hitam kecoklatan yang tertunduk dengan wajah sendu dihadapan nya.
Memasang wajah datar dengan senyum tipis di bibirnya, Bellona akhirnya membuka suara setelah lama ia memperhatikan wajah suaminya.
"Aku pernah sangat mencintai mu, aku bahagia setiap kali dirimu menghubungi ku meskipun kau sangat jarang melakukan hal itu, Lo! aku juga minta maaf, karena sikap kekanakan ku hubungan mu dengan Bella harus berakhir ...," gadis itu tersenyum getir,
"Kita akhiri saja semua ini Logan! kau tenang saja, aku yang akan membereskan semuanya. Aku juga yang akan menghadapi kedua belah pihak dari keluarga kita, aku akan menjelaskan pada mereka, bahwa ini terjadi karena kesalahan ku."
"Bel ...,"
"Tolong Logan! jangan lagi memanggilku seperti itu, kau membuatku merasa jijik pada diriku sendiri." Bellona tampak menggigit bibirnya, mencoba untuk tak menumpahkan kembali air mata dihadapan pria yang sempat menjadi penguasa relung hatinya.
"Aku mohon beri aku satu kesempatan lagi Bellona! satu saja ..., aku mohon!" pria itu berucap terbata dengan jemari yang merapat dihadapan gadis yang sempat ia sia-siakan.
"Aku sudah memberi mu lebih dari satu kali kesempatan untuk memperbaiki semuanya Logan! tapi maaf ..., hatiku sudah tak sekuat itu lagi sekarang. Aku memilih untuk menyerah Lo, kau bisa melanjutkan hubungan percintaan mu dengan nya kembali. Aku merestui kalian, sungguh ...,"
Gadis itu pun perlahan beranjak namun Logan secepat kilat meraih tubuh istrinya, istri yang mungkin akan segera melepaskan dirinya dengan sukarela pada wanita yang tak lain adalah saudara perempuannya sendiri.
Jika dulu Bellona akan sangat manja dan nampak begitu bahagia saat Logan memeluknya, namun kini ..., wanita itu hanya menampilkan tatapan kosongnya.
"Aku tak ingin kehilangan mu, sungguh ..., please, i'm begging to you!" suara Logan semakin berat, isak tangisnya pun semakin terdengar.
Bellona kembali mematung,
Tidak! kau telah mengambil keputusan ini Lona! berapa kali kau telah memberikan pria ini kesempatan? jangan lagi ..., kau tak akan mampu untuk mengulang semuanya dan berdiri menangis seorang diri setiap malam.
"Aku lelah! bisakah aku pergi tidur sekarang? kau bisa tidur di kamar utama, aku telah memindahkan barang-barang ku ke kamar tamu! untuk sementara aku akan tidur disana, dan jika nanti semua telah beres, aku akan pergi dari rumah ini. Kau ambil saja rumah ini Lo! "
Lagi, ucapan Bellona kembali membuat dada Logan bak tertembus ribuan peluru, pria itu perlahan melepaskan belenggu tangannya pada tubuh sang istri.
Kehancuran yang menerjang hati Bellona membuat gadis itu layaknya mayat hidup, ia berjalan gontai dengan wajah dingin nya. Tak ada lagi tatapan berbinar dari mata Bellona yang semula selalu Logan dapati setiap ia kembali ke kediaman mereka.
Kau benar-benar bodoh Logan! kenapa kau bisa melakukan hal keji itu pada gadis yang nyatanya benar-benar tulus memberikan hatinya padamu?
Tubuh Logan bergetar hebat, pria itu berkali-kali mengusap kasar air matanya, hatinya tercabik-cabik mengingat setiap goresan luka yang telah ia torehkan pada hati Bellona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Asphia fia
mampir
2024-05-31
0
Fifid Dwi Ariyani
teussehat
2024-05-25
0
Uthie
menarik 👍👍👍
tertarik mampir 👍♥️
2024-05-23
0