NovelToon NovelToon
Senja Tanpa Bayangan

Senja Tanpa Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Rumahhantu / Zombie / Kisah cinta masa kecil / Dikelilingi wanita cantik / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Joi momo

Joi, siswa SMA kelas 2 yang cuek dan pendiam, memiliki kemampuan indigo sejak kecil. Kemampuannya melihat hantu membuatnya terbiasa dengan dunia gaib, hingga ia bersikap acuh tak acuh terhadap makhluk halus. Namun, pertemuan tak terduga dengan Anya, hantu cantik yang dikejar hantu lain, mengubah kehidupannya. Anya yang ceria dan usil, terus mengikuti Arka meskipun diusir. Pertikaian dan pertengkaran mereka yang sering terjadi, perlahan-lahan mencairkan sikap cuek Joi dan menciptakan ikatan persahabatan yang tak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joi momo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tuduhan

Suasana kelas kembali hening setelah kejadian tawa Joi. Bu Ani melanjutkan pelajaran, sementara para siswa masih sibuk dengan pikiran masing-masing. Tiba-tiba, pintu kelas terbuka dan Pak Budi, kepala sekolah, masuk bersama seorang pria paruh baya. Di tangan Pak Budi, terdapat sebuah lukisan—lukisan yang sangat familiar bagi Joi.

"Joi," panggil Pak Budi, suaranya terdengar serius. "Silakan ke depan."

Joi merasa jantungnya berdebar. Ia tahu lukisan apa itu. Lukisan itu adalah karyanya yang ia ikutkan dalam lomba melukis seminggu yang lalu. Lukisan yang menggambarkan senja di tepi pantai, dengan warna-warna yang dramatis dan penuh emosi.

Pak Budi memberikan lukisan itu kepada pria paruh baya tersebut. Pria itu menatap lukisan itu dengan saksama, lalu menatap Joi dengan tatapan tajam. "Lukisan ini… adalah hasil jiplakan," katanya, suaranya tegas. "Saya memiliki lukisan asli yang sama persis dengan ini."

Joi terkejut. Ia merasa darahnya mendidih. Ia tidak pernah menjiplak karya orang lain. Lukisan itu adalah karyanya sendiri, hasil jerih payahnya sendiri. Ia merasa sangat marah dan tersinggung.

"Itu tidak benar!" bantah Joi, suaranya terdengar lantang. "Lukisan itu adalah karya saya sendiri!"

Pria itu tersenyum sinis. "Kita lihat saja nanti," katanya. "Saya menantangmu untuk adu lukis besok. Kita akan membuktikan siapa yang sebenarnya menciptakan lukisan itu."

Joi menatap pria itu dengan penuh amarah. Ia menerima tantangan itu. Ia harus membuktikan bahwa lukisan itu adalah karyanya sendiri. Ia tidak akan membiarkan orang lain mencuri karyanya. Ia akan membela karyanya sampai titik darah penghabisan. Kejadian ini membuatnya semakin geram, kemarahannya bercampur aduk dengan rasa frustasi. Ia harus mempersiapkan diri untuk adu lukis esok hari, sebuah pertarungan yang tak hanya soal seni, tapi juga soal harga diri dan kejujuran. Ia harus membuktikan bahwa ia bukan penjiplak. Ia adalah seniman sejati. Dan ia akan memenangkan pertarungan ini. Pak Budi hanya bisa menggelengkan kepala melihat situasi yang semakin memanas. Ia berharap pertarungan esok hari akan berjalan lancar dan adil.

**

Sampai di rumah, Joi kembali membanting tas ranselnya ke lantai. Pikirannya masih dipenuhi oleh kejadian di sekolah. Tuduhan penjiplakan, tantangan adu lukis, dan rasa malu yang membakar hatinya. Ia mengeluarkan isi tasnya, dan lagi-lagi, ia menemukan tumpukan surat cinta dari para perempuan di sekolahnya.

Kali ini, ia tidak merobek-robek surat-surat itu. Ia melipat surat-surat itu dengan rapi, membentuk pesawat kertas kecil. Satu per satu, ia membuat pesawat kertas dari surat-surat cinta itu, lalu menumpuknya di dalam sebuah toples kaca kosong. Ia merasa aneh melakukan hal ini, tapi entah kenapa, ia merasa sedikit tenang setelah membuat pesawat-pesawat kertas itu.

Setelah selesai membuat pesawat kertas, Joi tiba-tiba membanting gelas minumnya ke lantai. Gelas itu pecah berkeping-keping, menunjukkan betapa frustasinya ia saat ini. Ia merasa kesal, marah, malu, dan dihina. Ia merasa seperti tidak ada yang percaya padanya. Ia merasa sendirian.

Tiba-tiba, Anya muncul dari bawah kasur. Ia melayang di udara, menatap Joi dengan ekspresi khawatir. "Kenapa kau marah?" tanyanya, suaranya lembut.

Joi menceritakan semuanya kepada Anya. Ia menceritakan tentang tuduhan penjiplakan, tantangan adu lukis, dan rasa malunya. Ia menceritakan semuanya dengan jujur, tanpa menyembunyikan apapun.

Anya mendengarkan dengan sabar. Ia tidak memberikan solusi atau nasihat yang muluk-muluk. Ia hanya memberikan semangat dan dukungan. Ia hanya mengingatkan Joi tentang kemampuannya, bakatnya, dan kekuatannya. Ia hanya mengatakan bahwa Joi mampu melewati semuanya. Ia hanya berada di sisi Joi, memberikan dukungan dan ketenangan.

Setelah mendengarkan cerita Joi, Anya tersenyum. "Kau akan menang," katanya, suaranya penuh keyakinan. "Aku percaya padamu."

Joi terdiam sejenak, lalu tersenyum tipis. Ia merasa sedikit tenang setelah bercerita kepada Anya. Kehadiran Anya, meski sering membuatnya jengkel, juga memberikannya rasa nyaman dan dukungan. Ia merasa tidak sendirian. Ia merasa ada seseorang—atau sesuatu—yang selalu ada untuknya. Ia merasa sedikit lebih kuat setelah mendapat dukungan dari Anya. Ia siap menghadapi tantangan esok hari. Ia siap membuktikan bahwa ia bukan penjiplak. Ia siap memenangkan pertarungan ini.

1
JOI momo
semoga kalian suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!