NovelToon NovelToon
Pemain 999

Pemain 999

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / TKP / Romansa / Trauma masa lalu / Permainan Kematian
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Halo Haiyo

Marina Yuana Tia, dia menyelesaikan permainan mematikan, dan keluar sendiri dalam waktu sepuluh tahun, tetapi di dunia nyata hanya berlangsung dua minggu saja.

Marina sangat dendam dan dia harus menguak bagaimana dan siapa yang membuat permainan mematikan itu, dia harus memegang teguh janji dia dengan teman-temannya dulu yang sudah mati, tapi tak diingat keluarga mereka.

Apakah Marina bisa? Atau...

ayo baca guys

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Halo Haiyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Asal kehebohan

Bab 33

"Ci-ciuman... "

Banyak pasang mata kamera yang terus menjepret mereka berdua, keduanya juga sama-sama terpojok.

Bibir Zeyn berbisik, "kau tau situasi kan? Kalau begitu bagaimana bila bekerjasama? "

'Apa? Apa ini soal permainan itu? Apa dia tau sesuatu? '

Marina menatap wajah Zeyn tajam, dia tak ingin percaya dengan orang asing, tapi dia menghela nafas kecil sebentar. "Oke, apapun yang kau katakan, jangan sam-"

"Wuah!!! "

"Wuah!! "

"Mereka ciuman... "

"Mereka ciuman!!!! "

"Emhh-"

'Gila... Stress! Psikopat!!! '

"Puah! " Laki-laki itu melepas bibir, dia melepas jaket sutra yang dia kenakan lalu dipasang ke kepala Marina sampai membuat semua orang bertanya-tanya.

"Ka-kalian benar-benar berciuman! Aku sepertinya mengenalmu! "

"Kamu tuan... Zeyn! Seorang pewaris tunggal perusahaan Monochrame kan!! "

"Tolong jawab! Apa dia pacarmu! Apa dia harus kau cium di depan toilet tuan Zeyn? "

'Ah sialan... '

Zeyn berbisik lagi, "ayo pergi... " Pada Marina, dia masih tak bisa berkata-kata apalagi ini adalah pengalaman ciuman pertamanya, selebihnya dia tak ingat dulu ciumannya pernah diambil sosok makhluk itu.

'Apa yang dia lakukan? Apa ini termasuk rencana permainan bajingan itu juga? '

Di luar mereka capek menunggu, mereka sampai bosan sendiri harus melakukan apa disana. Apalagi barusan mereka habis mengeluarkan energi untuk sama-sama mengejek, hanya Vivi saja yang daritadi anteng tidak tersulut emosi.

"Lama banget, sebenarnya ada apa sih ribut-ribut disana? "

"Gak tau tuh, gak ada yang menarik. Pasti tentang orang boker gak disiram terus viral, " Kata Ruri sok ngide, mereka yang lagi didepan makanan langsung menatapnya kesal.

Ruri menggosok kepala tak sadar kekesalan mereka. "Kenapa natap aku? "

Rio memijat dahi, "ck, kalian itu cuma gadis biasa mana tau. Pasti ini gara-gara Zeyn, "

"Kenapa dia? "

"Oh, pantes kalian gak tau ya? " Tambah Zaki.

Tio mengangguk setuju. "Kalian harusnya tau kalo semua makanan yang kalian pesen ini baru aja udah dibayar sama Zeyn, "

"APA?!! " Vivi, Fatimah bahkan Ruri sama-sama terkejut. Mereka sampai melotot tak menyangka, Vivi sampai mendobrak meja keras.

Brak! "Kenapa? Golonganku biar aku sendiri saja yang bayar! "

"Aduh Tio, goblok banget sih lu... Jangan diberitau pea... Kenapa yang itu di kasih tau... " Seru Rio, Zaki juga sama sependapat.

"Kalau mereka tau kita gak modal gini, mereka pasti jadi sensi ke kita... " Tambah Zaki.

Tio ngeles, alasan gak dikasih tau soal itu. "Ya maap, mereka penasaran kan? Jawab aja semuanya... "

Fatimah dan Ruri tertawa mengejek, "oh cowok kok gak ada modal... "

"Minimal adalah buat bayarin kita, kan pasangan mate kencan kalian... "

"Idih, kalian juga kenapa datang? Minimal yang cantik, lugu, polos, dingin kek Marina sama Hana, "

Fatimah dan Ruri sama-sama memandang, mereka langsung insecure ketika dua nama teman kelasnya itu disebut.

"Sudah, gak usah bertengkar atau gue balik meja didepan ku ini? "

"Ceritakan lagi yang tadi, apa maksudmu soal Zeyn? "

"Kenapa orang-orang penasaran sama tuh cowok? "

"Iya sama Zeyn yang paling ganteng daripada kalian semua. " Tambah Fatimah memutus perkataan Vivi.

Vivi langsung mencubit telinga temannya, "aku lagi ngomong jangan dipotong seenaknya!! "

"Eh maaf... Maaf... "

"Iya.. Aduh-sakit.. Lepasin dulu Vi... "

"Ck, " Vivi melepas cubitannya, tapi yang paling dia penasari adalah Zeyn. Kenapa? Apa alasannya?

"Ku kira kalian sudah tau tadi. "

"Tau apanya? "

"Itu jelas dari namanya lho, yang akhir-akhir ini skandalnya populer. "

"Kalian gak nonton hp? "

"Seriusan? " Tambah Rio pada ucapannya sendiri, mereka saling berpandang. "Sory ya kalau kita kudet... Kurang update, jelasin aja lah, lama kali berbelit-belit... "

"Duh, kalian ini... "

"Ku kasih tau ya, ini soal nama terakhir Zeyn, kalian ingat nama panjangnya siapa? "

"Hayo, jangan cuma fokus wajahnya aja, namanya juga harus ingat. Orang kalian tanya ke kita kok, "

Fatimah dan Ruri mencoba mengingat keras, sedangkan Vivi yang kali ini menjawab.

"Zeyn Mahendra... "

"Tunggu keknya aku kayak kenal nama itu, "

"Nah gue kasih tau lagi ya, karena kalian penasaran. " Kata Rio, dia sengaja batuk-batuk kecil. "Zeyn Mahendra, anak dari pengusaha yang mendirikan perusahaan Monochrame, dia adalah anak angkat doang, tapi sama bapaknya langsung dijadikan kandidat pewaris, padahal si bapaknya Zeyn punya anak tiri, "

"Oh beneran? "

"Si tampan itu anak angkat? " Seru Fatimah penasaran.

Vivi membungkuk, "kalau gitu... Yang ditoilet? "

Rio menjentikkan jari, "ya tentu aja karena Zeyn, soalnya banyak rumor nyeleneh tentangnya akhirnya banyak sekali media yang penasaran sama dia, "

"Ta-pi... Gak mungkin bakal sampai serame itu kan? " Kata Ruri, mereka semua langsung melihat ke arah toilet bersamaan.

Merasa ada hal buruk yang mungkin belum mereka ketahui.

"Oh... Shit... "

.

.

.

Hana tak bisa menyembunyikan keterkejutannya, dia melihat sampai akhir bersama Mada.

Mereka sama-sama melihat apa yang terjadi, oh tidak~ Hana pusing sendiri, dia tak tau banyak, bahkan sampai sejauh ini.

"Marina... Sama Zeyn... "

'Aku pikir dia sudah jadi pasangannya Gevan... Ah~ kepalaku... Pusing... '

"Hana, kamu gak apa? " Tanya Mada, dia Satu-satunya yang perhatian padanya, bahkan menerima dirinya saat mau jatuh pingsan.

Gadis itu menggeleng cepat, "tak apa kok. Ah serius. " Katanya memberikan jari peace pada Mada, cowok itu sedikit terkekeh pelan.

"Kaget? Aku juga sama kagetnya, "

"Seoranh Zeyn yang tidak pernah menyentuh gadis sama sekali selama aku berteman dengannya, dan sampai dikatain homo, tapi kali ini dia membuktikan kalau dia suka sama cewek. "

Hana langsung menoleh cepat, memegang lengan Mada. "Beneran! Jadi sama kayak Marina! Dia juga gak pernah pacaran selama hidupnya, jadi berarti ciuman mereka adalah pertanda mereka jadi pasangan hidup semati bukan~"

Mada tersenyum, lucu sekali gadis pendek didepannya. Selain baik juga sopan.

"Apa yang kalian katakan di belakang ku? "

Para orang-orang yang terus memotret berpindah tempat, mereka berusaha menjepret wajah Marina, tapi tak berhasil karena tertutup kain jaket.

"Zeyn, kenapa selama ini tak memberitahuku kalau kau pacaran sama cewek sekolah sebelah? "

Hana langsung memeluk Marina yang tertutup kain, dia akan membuka jaket Zeyn yang menghalangi pandangannya tapi dengan cepat Hana segera menangkis tangan sahabatnya itu sambil berbisik kecil.

"Gak apa Marina, nanti aja dibalikinnya sekarang banyak orang yang penasaran sama kamu, kita pergi aja yuk, "

'Apa yang sebenarnya terjadi disini... Hah~merepotkan, '

"Hm." Jawab Marina, lagi-lagi gadis dingin itu hanya menjawab tak lebih dari seribu kata per dialog.

"Kalian pergi aja dulu, aku sama Zeyn yang akan mengurus ini. " Pinta Mada pada Hana, gadis itu mengangguk, pipinya merah merona.

Dia bawa Marina bersama dalam pelukannya ke meja restoran, mereka semua disana sudah menunggu bahkan ada yang jingkat-jingkat khawatir sendiri.

"Udah Rio, gak usah lompat-lompat lagi, malu dilihat orang luar, kek monyet, " Seru Zaki, Rio duduk cepat.

Fatimah, Ruri dan Vivi melihat Marina yang ditutupi jaket yang mereka kenali siapa yang memakainya.

"Kau gak apa Marina? "

"Apa yang terjadi denganmu? "

Marina tak menjawab, melainkan Hana yang jadi penggantinya. "Maaf ya guys, kalian bisa gak ke karaokean sendirian, aku mau ngantar Marina pulang, "

Vivi berdiri, dia memegang tangan Hana. "Kenapa? Ada sesuatu yang terjadi di toilet? "

Hana sedikit berkeringat mendengarnya, "oh... Em... Marinanya lagi gak enak badan sih, jangan khawatir... Hehe... "

"Apa?! " Mereka terkejut, yang lain segera memghampiri. "Kalau begitu cepet antar pulang Hana, "

"Eh ya jangan atuh, antar ke rumah sakit mendingan... "

Marina berbicara lirih, dia sebenarnya baik-baik saja, tapi Hana langsung menutup mulut temannya.

"Maaf ya Vi, soal tantangan itu biar aku bayarin uangnya ke kamu, aku dan Marina kalah, "

"Kalah? " Para cowok penasaran apa yang dimaksud.

Vivi diam saja ditempat.

"Ki-kita pulang dulu ya guys, have fun buat kalian, "

"Vi tenang aja nanti duitnya ku transfer ke dana kamu. "

Ucap Hana, dia dan Marina sama-sama pergi keluar dari restoran. Mereka semua bingung, apa yang sebenarnya terjadi.

Sedangkan Vivi, dia diam saja meremas tisu dalam genggaman tangannya.

Bersambung...

1
Fanchom
silakan komen atau report kalau ada salah kata penulisan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!