NovelToon NovelToon
RAHASIA MASA LALU SUAMI DAN SANG IPAR

RAHASIA MASA LALU SUAMI DAN SANG IPAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Selingkuh / Cintapertama
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Barra Ayazzio

Bagaimana rasanya menjadi istri yang selalu kalah oleh masa lalu suami sendiri?
Raisha tak pernah menyangka, perempuan yang dulu diceritakan Rezky sebagai "teman lama”itu ternyata cinta pertamanya.

Awalnya, ia mencoba percaya. Tapi rasa percaya itu mulai rapuh saat Rezky mulai sering diam setiap kali nama Nadia disebut.
Lalu tatapan itu—hangat tapi salah arah—muncul lagi di antara mereka. Parahnya, ibu mertua malah mendukung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Barra Ayazzio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Rencana Lamaran

Setelah makan siang usai, mereka sempat berbincang kembali di ruang keluarga. Menjelang sore, Rizal bersama Nadia berpamitan untuk kembali ke Jakarta. Suasana rumah kembali tenang, apalagi akhirnya Lintang dan keluarganya kembali juga ke Bogor.

Sejak tadi, pikiran Raisha masih melayang pada pertemuan barusan—terutama pada wajah wanita yang tadi tersenyum anggun di samping Rizal. Nadia, wanita itu begitu memikat, dia yakin banyak kaum Adam yang tertarik padanya.

Rezky, di sisi lain, tampak gelisah. Dia menyandarkan tubuhnya ke kursi, menarik napas panjang seakan ingin menenangkan dirinya sendiri. Pandangannya kosong, tapi jelas pikirannya tidak tenang. Tadi, saat pertama kali melihat Nadia, dadanya seperti diremas. Cinta lama yang telah ia kubur rapi di bawah tumpukan waktu tiba-tiba saja menggeliat kembali.

Raisha akhirnya membuka suara pelan, berusaha terdengar santai meski ada sedikit getar di ujung nada.

"Menurut Mas, Nadia cantik ya?”

"Ya cantik lah, masa ganteng?" Rezky berusaha bercanda sambil tersenyum.

"Aku yakin, seandainya ibu jadi mengenalkan Nadia, pada Mas, Mas pasti tertarik . Ya kan?"

Rezky tersentak kecil, menoleh. Ia mencoba tersenyum, tapi senyum itu kaku.

"Nggak lah, kan Mas sudah punya Raisha Anindya Hartanto."

Raisha tersenyum, tapi matanya menelusuri wajah suaminya dengan seksama. Ia menangkap sesuatu di sana—tatapan yang sempat terlalu lama tertuju pada Nadia tadi. Ada campuran rasa tak nyaman dan khawatir di hatinya, tapi ia memilih diam.

*****

Mobil yang dikendarai Rizal melaju mulus menembus jalan tol, meninggalkan suasana hangat rumah keluarga Bu Aina di belakang mereka. Di dalam mobil, hanya ada Rizal dan Nadia — suasana awalnya terasa tenang, tapi juga sedikit canggung.

Nadia duduk di kursi penumpang, menatap keluar jendela. Langit sore mulai berwarna jingga keemasan, dan bayangan pepohonan yang berlari mundur di kaca menciptakan suasana sendu. Tangannya memainkan tali tas kecil di pangkuan, mencoba menyembunyikan kegelisahan yang masih tersisa setelah pertemuan tadi.

Rizal, yang sedang fokus mengemudi, sesekali melirik ke arahnya. Ia tampak puas dan lega.

"Aku nggak nyangka ibu bakal sesenang itu ketemu kamu,” katanya dengan senyum kecil, mencoba mencairkan suasana.

Nadia menoleh, membalas dengan senyum lembut. "Aku juga nggak nyangka, beliau orangnya hangat sekali.” Suaranya pelan, hampir seperti gumaman.

Rizal tertawa kecil. “Iya, ibu tuh kalau udah suka sama orang, langsung kelihatan banget.”

Dia lalu menoleh sebentar, menatap wajah Nadia yang diterpa cahaya senja. Ada perasaan aneh yang menyusup di dada — campuran bangga dan haru.

Namun, di balik senyum tenang itu, Nadia menyimpan sesuatu yang tak bisa ia ceritakan. Pertemuan tadi membawa kenangan lama yang sudah ia kubur — terutama tatapan Rezky, kakak Rizal, yang sempat membuatnya terdiam beberapa detik. Dia sudah banyak berubah, yang pasti makin ganteng. Tapi dia tak ingin Rizal tahu, tak ingin perjalanan ini ternoda oleh masa lalu yang belum benar-benar padam.

Keheningan kembali mengisi kabin. Hanya suara mesin mobil dan lagu lembut dari radio yang menemani. Rizal sesekali bersenandung, sementara Nadia berusaha menenangkan hatinya yang terus berdebar.

"Capek?” Tanya Rizal ketika melihat Nadia memejamkan mata sejenak.

"Sedikit,” Jawabnya pelan. “Tapi senang juga bisa kenalan langsung sama keluargamu.”Rizal tersenyum, lalu menggenggam tangan Nadia sejenak — hangat, menenangkan.

"Mulai sekarang, mereka juga keluargamu, Nad.”

Nadia menatap genggaman itu, lalu mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Dia hanya bisa tersenyum samar. Dalam hati, kalimat Rizal terasa berat — bukan karena tak indah, tapi karena dia tahu, di rumah yang baru saja mereka tinggalkan, ada masa lalu yang belum selesai menyentuh hatinya.

Mobil terus melaju di antara gemerlap lampu-lampu jalan tol yang mulai menyala. Senja telah sepenuhnya berganti malam. Dari dalam mobil, suara musik lembut mengalun pelan, menemani percakapan kecil mereka yang mulai menghangat.

Rizal melirik jam di dashboard. "Kita berhenti sebentar di rest area, ya? Aku pengen ngopi, sekalian istirahat bentar.”

Nadia mengangguk pelan. “Boleh. Aku juga pengen ke toilet.”

Nada suaranya lembut, tapi pikirannya masih sesekali kembali ke tatapan Rezky siang tadi — tatapan yang terasa terlalu lama untuk sekadar basa-basi.

Beberapa menit kemudian, mobil mereka berhenti di rest area yang cukup ramai. Rizal turun lebih dulu, lalu membukakan pintu untuk Nadia. Hembusan angin malam terasa sejuk, membawa aroma kopi dan gorengan dari deretan kios yang berjejer di pinggir area.

Mereka berjalan berdua menuju kafe kecil. Rizal memesan dua kopi dan roti bakar, lalu memilih meja di sudut dekat jendela. Sementara menunggu pesanan, Nadia memperhatikan orang-orang di sekitar — keluarga yang bercanda riang, pasangan muda yang saling tertawa, dan rombongan teman yang sibuk berfoto. Semua tampak ringan. Bahagia.

Rizal memecah keheningan dengan nada santai. "Tadi ibu sempat bisik ke aku, katanya Jangan lama-lama lagi melamar kamu.”

Nadia tersenyum kecil. "Wah senangnya."

Rizal mengangguk puas. "Aku pengen segera juga, Nad. Aku ingin memilikimu seutuhnya. Aku ingin bersenang-senang denganmu tanpa ada rasa bersalah."

Ucapan itu membuat dada Nadia terasa hangat — tapi sekaligus sesak. Ada ketulusan yang membuatnya tersentuh, namun juga ada perasaan bersalah yang tak dia pahami sepenuhnya. Dia menatap wajah Rizal, mencoba meyakinkan dirinya bahwa ini keputusan yang benar.

"Kita jadi nikah bulan depan, kan?” tanya Rizal kemudian, matanya berbinar.

"Iya,” jawab Nadia, sedikit ragu. “Ibu kamu bilang bakal bantu urus persiapannya juga.”

"Bagus,” sahut Rizal sambil tersenyum. “Aku pengen semua orang tahu, kamu pilihanku. Aku nggak mau buang waktu lagi. Pokoknya 2 Minggu lagi aku dan keluargaku melamarmu secara resmi.”

Kopi mereka datang, uapnya menari di udara. Rizal mengaduk minumannya sambil menatap Nadia yang kini lebih tenang. "Terima kasih Nad, udah mau sama aku.”

Nadia mengangkat pandangan, bibirnya melengkung tipis. “Aku juga berterima kasih, Mas.”

Setelah istirahat, mereka kembali ke mobil. Jalanan menuju Jakarta kini sepi, hanya lampu-lampu kota dari kejauhan yang mulai terlihat. Rizal menggenggam tangan Nadia lagi, kali ini lebih erat. "Sebentar lagi kita sampai,” katanya lembut.

Nadia menatap ke depan, ke arah cahaya kota yang semakin terang. Di sana ada masa depan baru menantinya — tapi entah kenapa, kini hatinya justru terasa hampa.

Pukul 22.03 WIB akhirnya Nadia sampai rumah, Bu Wati menyambutnya senang. Rizal tidak sempat mampir, karena memang hari sudah cukup malam. Setelah basa basi, Rizal pamit untuk kembali ke apartemennya.

"Nad, gimana Bu Aina, baik kan?"

"Baik banget, Mi. Beliau titip salam dan oleh-oleh khas Bandung, tuh." Nadia menunjuk beberapa goodie bag yang tadi Rizal letakkan di samping kursi ruang tamu.

Bu Wati meliriknya senang. "Terus, kapan Rizal mau melamar secara resmi?"

"Sesegera mungkin. Bisa jadi 2 Minggu dari sekarang, karena dia mau bulan depan kita sudah nikah."

"Serius secepat itu?"

"Ya, karena nunggu apa lagi?"

"Ok ok, kita siap-siap aja deh." Bu Wati tersenyum sumringah.

1
Candela Antunez
Nggak sia-sia baca ini. 💪
Classroom Of The Elite
Sangat kreatif
Barra Ayazzio: Terimakasih 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!