Bait-bait Doa Ustadz Khalid

Kediaman Raka

Raka berada di balkon ia menghisap nikotin yang ada di tangannya, melihat suasana kota dari atas balkon.

" aku bikinkan kopi ya." Marsha menawarkan namun Raka hanya diam ia tak mendengarkan Marsha.

" Raka semua sudah terjadi untuk apa kamu menjadi begini tak ada gunanya". ucap Marsha.

" diam kamu Marsha lebih baik kamu keluar dari kamarku ".

" aku khawatir padamu Raka."

" tak ada yang perlu kamu khawatir kan, aku masih ingin sendiri. Pergilah ". Pinta Raka.

" aku ini istri mu Raka, aku akan menemanimu senang ataupun sedih."

" aku masih ingat kamu istriku, tolong bairkan aku sendiri ".

" tapi jangan begini Raka." Raka menajamkan matanya ke arah Marsha, ia sudah berucap lembut. Akhirnya Marsha keluar kamar, ia tau Raka benar-benar masih tidak ingin di ganggu.

__

Sepertiga malam waktu yang sudah menjadi alarm tersendiri untuk Khalid, ia selalu terbangun meski lelah. mungkin sudah menjadi panggilan alam baginya.

Khalid tersenyum ketika melihat dirinya masih berada di ranjang milik Aulia. Aulia sudah beralih tidur menghadap Khalid entah sejak kapan. Khalid lekat memandang wajah Aulia terlebih dahulu, ia menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah Aulia.

" Aulia bangun". Bisik Khalid di telinga Aulia.

namun Aulia masih nyenyak dalam tidurnya, Khalid akhirnya bangun sendirian ia tak tega Aulia pasti sangat lelah. Apalagi hari ini akan ada rencana resepsi di gedung nanti.

Khalid membersihkan diri, ia memang terbiasa mandi saat bangun tidur. Setelah nya ia shalat malam, memanjat kan setiap bait doa-doa nya.

Aulia masih dalam ranjang ia tidur begitu nyenyak, suara adzan subuh terdengar dari masjid dekat rumah Fadil. Khalid lalu keluar untuk melaksanakan shalat di masjid, di pintu keluar dirinya bertemu dengan Fadil sang mertua.

" nyanyak tidurnya Khalid." tanya Fadil.

" Alhamdulillah om."

" masih mau panggil om".

" eh iya Ayah, terima kasih ".

Sesampainya di masjid justru Khalid di minta menjadi imamnya, padahal dirinya merasa tidak enak dengan orang-orang di sekitar.

" Nak Khalid jadilah imam ya".

" pak kiyai saja silahkan".

" suara saya sedang serak, nanti takutnya bacaan nya tidak jelas terdengar ". Ucap kiyai Umar. Khalid menoleh ke Fadil dan mengangguk.

" Bagaimana, Aulia bisa menerima mu". tanya Fadil saat mereka berjalan menuju pulang.

" Alhamdulillah bisa ayah, Aulia itu penurut sekali insyaallah akan Khalid bimbing perlahan".

" terima kasih ya nak, ayah titip Aulia. Begitulah anaknya kadang memang keras juga manja ". kata Fadil sedikit terkekeh.

" iya ayah insyaallah ". keduanya jalan beriringan pulang ke rumah.

Sebenarnya hatinya terasa sedih karena Aulia anak satu-satunya dan Fadil harus melepaskan nya untuk suaminya. memang sudah waktunya Aulia menjalani kehidupan nya yang baru.

Sesampainya di rumah Khalid melihat Aulia masih saja memeluk guling nya erat. Nampaknya Aulia memang kelelahan tidak hanya tubuhnya saja juga pikirannya yang kalut. Rentetan masalah terjadi sebelum pernikahan nya kali ini.

" Aulia sayang bangun" perlahan Khalid membangunkan Aulia dengan menggoyangkan tubuh nya.

Aulia hanya menggeliat saja beralih mencari posisi yang nyaman. Khalid tersenyum istrinya meski tidur sangat cantik, meski susah di bangun kan.

" sayang bangun sudah subuh". Khalid mendekat kan bibirnya di telinga Aulia supaya bangun.

" masih gelap bunda." jawab Aulia seperti biasanya saat bundanya membangunkan.

" sudah siang ini sayang ayo bangun". Khalid dengan nada sedikit tinggi agar Aulia bangun.

Aulia kaget ia terhenyak kenapa suara laki-laki lain dia lupa sudah bersuami. Aulia langsung duduk bangun ia heboh mencari hijabnya, Khalid yang melihat terkekeh.

" astaghfirullah hal adzim Aulia adzan subuh sudah terlewati, mandi lalu shalat." Aulia menghela nafas ia baru ingat jika sudah menikah dengan Khalid.

" kenapa mandi dulu Aulia biasanya langsung shalat saja Khalid".

" masa mau ketemu Allah ngga mandi dulu, kamu bau kan kalau bangun tidur. Coba kamu ingat saat kamu ketemu tamu yang penting, misal bertemu dengan gurumu saja. apa penampilan mu akan seperti ini". Aulia menggeleng.

" nah ini kan kamu mau bertemu dengan Allah yang menciptakan kita, yang kita agungkan setiap hari. Malaikat nanti akan tutup hidung yang mau catat amal kamu Aulia, mandi ya sayang sudah ku siapkan air hangat ". Aulia menurut namun ia bersungut-sungut membuat Khalid makin gemas.

Aulia mencari baju ganti lalu ia masuk ke kamar mandi, Khalid lalu turun ke bawah untuk membuat susu hangat.

Ada bibik juga bunda di sana, mereka sedang berkolaborasi membuat sarapan. Entah apa yang mereka masak karena memang Aisyah tak bisa makan makanan sembarangan.

" nak Khalid mau buat apa".

" mau buat susu buat Aulia bunda". Jawab Khalid sibuk dengan gelas dan sendok nya.

" Aulia belum bangun nak."

" sudah bunda sedang sholat". Aisyah tersenyum.

" sabar ya nak, Aulia memang sedikit sulit di bangun kan". ucap bunda tersenyum.

" tidak kok bunda, Aulia itu penurut ". Khalid tak ingin membicarakan kejelekan istrinya meski Aisyah sudah tau siapa putri nya.

Selesai sudah susu hangat untuk Aulia, sebenarnya Aulia tak biasa minum susu saat bangun pagi. Biasanya ia bangun langsung saja beberes untuk berangkat kerja, semua sudah di siapkan oleh bunda dan bibik. Ia memang tak begitu suka berada di dapur.

" Khalid pamit ke atas dulu ya bunda". Aisyah mengangguk sebagai jawaban.

" ya Allah buk, bibik ikut senang neng Aulia bisa menikah sama ustadz Khalid. perhatian sekali ya Bu, sayang banget sama neng Aulia". ucap bibik senang.

" Alhamdulillah bik, saya tenang Aulia berada di tangan yang tepat. Khalid akan membimbing Aulia dengan sabar, tau sendiri kan bik gimna Aulia itu sedikit keras".

" namanya anak tunggal Bu tak ada saingannya ya wajar saja." keduanya tersenyum.

Ceklek... Suara pintu masuk terbuka, Aulia terlihat sedang melipat mukenanya.

" kamu keramas ya, emang habis ngapain." goda Khalid.

" ya mandilah emang ngapain namanya basah itu ya mandi Khalid ". Sedikit sewot.

" biasanya pengantin baru itu malem pengantin emang gitu, paginya keramas mandi basah semua. Tapi sayang sprei nya ini ngga basah".

" ih apain sih." Aulia malu, ia memang belum memberikan haknya Khalid, Khalid terkekeh saja.

" minum dulu kamu mau kemana".

" mau ke bawah ambil minum".

" sudah aku buatkan susu, jangan gampang marah nanti cepat tua loh." Khalid menyodorkan susu ke mulut Aulia.

" aku tak biasa pagi begini minum susu Khalid" kata Aulia namun ia menelan susunya hingga separuh saja.

" mulai sekarang di biasakan ya sayang, lagi proses produksi biar sehat bibit unggul". ucap Khalid, Aulia sewot saja.

Kembali Khalid terkekeh ia senang menggoda Aulia, kebiasaan yang tak pernah hilang. Khalid pun menghabiskan susu nya bekas dari bibir Aulia yang menempel di gelas tadi.

__