Hampir 2 tahun sudah pernikahan yang dilandasi perjodohan harus bubar, pernikahan nissa dan Herman harus berakhir karena orang ketiga yang tak lain adalah sepupu jauh ya sendiri, dengan kepintaran yang dimiliki nissa dia bisa membalas rasa sakit hatinya kepada suami dan sepupunya itu, tapi lebih jauh dari itu ternyata ada rahasia yang disimpan Herman rapat-rapat dari istrinya dan selingkuhannya untuk dapat melancarkan aksi Herman tersebut. Pada akhirnya apakah Nissa bisa melepaskan diri Dari suami benalu dan sepupu yang toxic itu?
Ikutin terus ceritanya dan terimakasih sudah mampir di cerita pertama saya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Napp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24 RESIGN
POV Nissa
Herman ngapain lagi ke rumahku. Firasat ku benar dia pasti ingin mengusik hidupku lagi, Apalagi dia sekarang tau tentang apa yang aku punya, Kalau saja dia tau aku lagi apa, dia juga bakalan memanfaatkan anak yang ku kandung, batinku.
"Kamu kenapa Nak? Tenang saja Herman gak bakalan bisa nemuin kamu, Udah di suruh pulang sama pak Joko" ucap Mamahku halus sambil memegang tanganku yang tiba-tiba saja dingin. Jujur aku takut sekarang bukan karena apa-apa, Tapi takut Herman akan melakukan apa saja untuk membuat ku kembali, hampir 2 tahun bersamanya, Aku tau sifat dia yang keras kepala dan segala apa yang dia mau harus dia dapatkan bagaimanapun caranya.
"Ia Mah aku gak apa-apa"
"Lu tenang Nis, Besok lu masuk kantor apa masih ijin?" tani Sera.
"Gue udah kuat kok, Makanya besok gue harus masuk untuk menyerahkan surat pengunduran diri gue"
"Lu emangnya udah bicara sama pak Boy tentang lu resign itu," ucap Arsyi.
"Belum, besok maunya gue masuk sebentar sambil ngomongin masalah ini, Sekarang p
Fokus utama gue itu buat healing, Supaya anak gue sehat udah."
"Ia lu bener Nis." Ucap Arsyi kembali setelah memakan suapan terakhir nya, Setelah Herman pergi, mereka pun melanjutkan acara makan malam yang sempat tertunda, dan setelah pukul sembilan malam Sera dan kawan-kawan nya pun izin untuk pulang karena besok sudah harus bekerja. Aku pun langsung ke kamar di bantu oleh ibuku menggunakan kursi roda, sebenarnya tubuhku sudah kuat untuk berjalan, Aku hanya perlu beristirahat dan aku yakin besok pun aku sudah kuat untuk masuk kantor. Setelah sampai kamar aku pun langsung merebahkan tubuhku untuk tidur.
"Kamu tidur ya Nis dan baca doa dulu jangan lupa, besok ke kantor harus banget di anterin Papah ya, Jangan bawa mobil sendiri, Kalau bisa kamu langsung pulang saja, Terus kasih tau Papah mu suruh jemput jam berapa biar Papah bisa langsung standby di kantor kamu ya nak," Ucap Mamah menghawatirkan ku dan memberikan selimut ke tubuhku, aku membalas ucapan dengan senyuman dan anggukan kepalaku saja karena aku sudah sangat mengantuk.
"Ya sudah Mamah keluar, tidurlah, Mata kamu Sepertinya udah 5 Watt"
"Ia Mah makasih ya," ucapku lemas.
Keesokan paginya aku terbangun pukul 5 pagi dan langsung aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengambil wudhu untuk melakukan sholat shubuh, setelah melakukan sholat aku pun langsung ke dapur dan ku lihat Mamah dan bibi sedang sibuk di dapur membuat sarapan.
"Sayang kamu udah bangun? Gimana badan kamu?" tanya Mamah langsung memelukku.
"Aku baik mah, Badanku juga lebih sehat dan segar udah ga begitu lemes, Apa mungkin aku gak usah resign aja kali Mah, Sayang loh Mah karir aku."
"Lebih penting karir apa anak kamu? hayoo!"
"Anak lah Mah"
"Nah itu kamu tau, Ini Mamah udah bikinin susu ibu hamil sama sarapan kamu nasi sama sayur, atau kamu mau yang lain Nak?"
"Nasi ya Mah? Aku agak mual Mah, Sayurnya aja boleh."
"Nasi nya sedikit aja sayang biar kamu ada tenaga ya."
"Ia Mah" ucapku.
Papah pun turun dari kamar lalu kami bertiga pun makan sarapan bersama dengan khidmat, Setelah sarapan aku dan Papah langsung berangkat ke kantor karena Mamah tidak mau aku membawa mobil sendiri, setelah orang tuaku tau tentang kehamilan ku mereka berdua sangat posesif dan menjagaku dengan ketat, Bahkan tadinya aku di minta untuk di dampingi oleh bodyguard takut nanti Herman nekat menemui ku dan membuat ku stress kembali. Tapi aku langsung menolaknya karena Herman tidak bisa seenaknya masuk ke ruangan ku dan menemuiku di lobby.
Saat aku sudah sampai kantor, Gedung masih sepi karena masih pagi dan jam masuk pun masih setengah jam lagi, Segera saja aku pergi ke ruanganku, Setelah sampai di ruanganku ternyata Diana juga sudah sampai.
"Selamat pagi Bu bagaimana keadaan ibu, sudah baikan Bu?" tanya Diana
"Bu Diana, Alhamdulillah badanku udah mendingan, aku masuk dulu ya."
"Baik Bu!"
Saat aku tiba di ruangan ku langsung saja aku menduduki kursi kerjaku dan menyalakan laptop ku. Aku pun segera menyelesaikan pekerjaan ku yang tertunda kemaren dan rencananya hari ini semua laporan sudah harus selesai, Alhamdulillah nya tinggal sedikit lagi jadi saat aku resign aku tidak akan meninggalkan beban dan pekerjaan ku, Saat sedang mengerjakan laporan tiba-tiba telepon kantor ku berbunyi.
Drt....Drt....Drt....."
"Ia Din.... Ada apa?" tanyaku saat langsung mengangkat telepon kantornya.
"Di luar ada pak Herman, Katanya mau bicara dengan ibu."
"Maaf Din, Aku lagi gak bisa di ganggu, Bilang aja kerjaan ku banyak, Kalau dia maksa, kamu panggil security aja.
"Baik Bu" ku dengar ucapan Diana di seberang telepon tapi aku mengabaikan nya dan langsung menutup telepon ku. Ngapain sih tuh orang ganggu aja gak di rumah, gak di kantor sama aja, Batinku. Dari pada pusing mikirin Herman yang gak jelas lebih baik aku kembali menyelesaikan laporan ku.
Setelah laporan ku selesai aku pun langsung menuju ruangan pak Boy untuk menemuinya yang menjabat sebagai wakil CEO di kantor ini untuk menyerahkan surat resign ku.
Saat tiba di ruangan pak Boy aku langsung menemui sekertaris nya, Untuk memberitahukan bahwa aku akan menemui Pak Boy, dan setelah Bu Lina sekertaris Pak Boy sudah menghubungi Pak Boy aku pun di persilakan langsung masuk. Dan saat masuk ternyata Pak Boy sedang menerima tamu.
"Selamat siang Pak maaf mengganggu Pak, atau saya nanti kembali saja pak karena bapak sedang ada tamu." Ucapku sopan sambil menundukkan kepalaku.
"Jangan Nissa kamu duduk aja kenalkan ini Agam Nis dari perusahaan MEGA JAYA, kamu ngobrol-ngobrol saja dulu."
"Gam ini Nissa, Direktur keuangan ku yang aku ceritakan ke kamu tempo hari yang kerja nya bagus bahkan sampai menemukan data yang di sembunyikan oleh Direktur keuangan ku sebelumnya yang korupsi itu, ternyata uang yang di ambil lebih banyak dari pada yang kita ketahui Gam" ucap Pak Boy.
"Agam" ucapnya sambil menunjukan tangannya untuk bersalaman.
"Nissa Pak" ucapku sambil berjabatan tangan dengan pak Agam dan duduk di kursi yang berbeda dengan mereka berdua.
"Ada apa Nissa, Apakah laporannya sudah selesai, terus gimana keadaan kamu sekarang sudah lebih baik" ucap Pak Boy
Alhamdulillah Pak sudah lebih baik, Dan ini saya ingin menyerahkan laporan keuangan sampai bulan kemaren ini, Serta rekapan dua Minggu yang lalu sudah saya lengkapi semuanya Pak bisa Bapak cek lagi Serta saya ingin mengajukan surat pengunduran diri saya Pak.
"Loh kamu mau resign kenapa?"
"Ia Pak ternyata kemaren saat saya pingsan saya telah mengandung pak dan dokter meminta saya untuk bed rest Pak jadi saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan pak"
"Kamu hamil Alhamdulillah Nissa, selamat ya, sudah berapa bulan?"
"Ia Pak sudah 8 Minggu an Pak"
"Oh begitu, Ya padahal saya suka dengan kinerja kamu tapi mau bagaimana lagi anak dan keluarga yang paling utama,"
"Ia benar Pak,"
"Ya sudah mulai kapan"
"Perhari ini Pak jika di ijinkan,"
"Baiklah saya ACC resign kamu, Karena kamu sedang hamil dan ini juga atas rekomendasi Dokter kan, Saya tidak bisa berbuat banyak,"
"Terima kasih Pak atas pengertiannya, saya juga izin langsung pulang boleh Pak? Saya juga sudah membereskan semua data di komputer dan sudah di berikan ke Diana Pak, jadi misalnya kalau ada yang di butuhkan Bapak bisa minta Diana atau menghubungi saya pak?"
"Oh begitu baiklah silahkan kamu beristirahat dan bisa pulang cepat Nissa, jaga kandungan mu baik-baik ya Nis, Ingat pesanku, nah sekarang Kamu datang saja ke HRD untuk mengurus semuanya ya Nis, dan nanti saya yang akan pilih pengganti mu."
"Baik Pak kalau begitu permisi saya izin undur diri,"
"Ia silahkan" ucap pak Boy.
"Dia sedang hamil Pak? Sudah bersuami sayang sekali ya Pak" ucap Agam terlihat raut kecewa dalam wajahnya meskipun masih bisa di tutupi.
"Kenapa kamu naksir, dia memang lagi hamil tapi baru kemaren dia bercerai dengan suaminya kalau gak salah baru 2 Minggu dia bercerai," ucap Pak Boy."
"Oh dia sudah berpisah dengan suaminya, Kenapa Pak?" ucap Agam penasaran.
"Kepooooo, Aku juga gak tau tapi dengar dengar sih suaminya selingkuh dengan sepupunya sendiri" ucap Pak Boy menjelaskan.
Alhamdulillah surat pengunduran diriku di ACC oleh Pak boy hari ini juga, Jadi aku tinggal pergi keruangan HRD untuk menyelesaikan dokumen kerjaku, Setelah sampai HRD aku langsung di hadiahi pelukan oleh Bu Wina HRD di tempatku bekerja,
"Kamu udah baikan Nis? mbak denger kamu sakit kemaren sampe pingsan segala" ucap Bu Wina saat melepaskan pelukannya.
"Ia mba Alhamdulillah aku udah baikan, dan aku kesini untuk menyelesaikan dokumen kerjaku mba karena aku mengundurkan diri hari ini dan udah di ACC sama Pak Boy mba, Maaf ya mba mendadak.
"Loh kenapa?"
"Aku lagi hamil mba"
"Akhh yang bener Nis, selamat ya Nis Alhamdulillah sebentar lagi kamu bakalan jadi ibu," ucap Wina yang kembali memelukku.
"Ia mbak makasih tapi jangan beritahu siapa-siapa ya mba kalau ada yang tanya"
"Ia Ok kalau begitu, Ya sudah kamu mau langsung pulang?"
"Ia mba pekerjaan ku sudah selesai, Aku juga sudah izin ke Pak Boy mba untuk pulang cepat mba."
"Ya sudah aku akan mengurus semuanya dan untuk masalah gaji dan pesangon serta pembayaran lainnya aku kirim ke rekening kamu ya Nis, dan untuk rinciannya aku kirim by email ya, biar kamu gak nungguin lama"
"Ia mba makasih banyak mba maaf kalau selama aku bekerja disini aku banyak salah sama mba Wina."
"Ia aku juga ya Nis maaf kalau mba banyak salah"
"Ya sudah aku pamit ya mba" ia Nis sekali lagi selamat ya," aku pun memeluk kembali mba Wina yang sudah ku anggap kakakku sendiri dan berbalik menuju pintu lalu keluar dari ruangan mba Wina dan kembali ke ruangan ku.
Setelah sampai di ruanganku, aku pun langsung membereskan barang barangku yang ada di ruangan ini, Ku perhatikan sekali lagi ruangan, ku pasti aku akan sangat merindukan ruangan ini dan teman-teman yang ada disini, Tapi aku harus ikhlaskan semuanya demi anak yang ku kandung dan demi kewarasan otakku karena Herman bekerja di kantor ini juga.
Saat semua sudah selesai, dan tak terasa waktu sudah sampai di jam makan siang,, aku pun langsung menghubungi sahabatku Sera dan Arsyi untuk ke ruanganku dan Diana untuk berpamitan dengan mereka.
"Nissa lu udah ngajuin resign hari ini emangnya" ucap Sera langsung berbicara saat pintu ruangan ku ia buka dan di belakangnya di ikuti oleh Arsy dan Diana.
"Ia .... Dan langsung di ACC hari ini juga, Lu semua jangan lupa sama gue, Pokoknya harus sering mampir ke rumah gue ya, Biar gue gak sepi"
"Ok tenang aja" ucap Sera dan Arsyi kompak .
"Ya sudah gue mau hubungi Papah gue dulu buat jemput ya, Kalian mau makan di mana?"
"Kita gampang tunggu bokap lu jemput lu dulu, baru kita bertiga makan" ucap Sera di ikuti anggukan oleh Arsyi dan Diana.
"Ok dah"
Drt...drt....drt...
"Ni bokap gue bentar ya,"
[ Halooo assalamu'alaikum Pak, Udah di bawah ya? ya udah Nissa turun sekarang ].
"Udah guys bokap udah di lobby, yuk turun!"
"Barang lu gimana?" ucap Sera.
"Gak apa-apa nanti Diana saya minta tolong kamu kirim aja barang gue pake gooo box ya, oh ia sama flashdisk ini tentang laporan kalau Pak Boy minta, ya sudah aku rekap semua disitu." Ucapku sambil menyerahkan flashdisk itu.
"Ia Bu" jawab Diana. Kami berempat pun langsung turun ke bawah menuju Lobby tapi sial sekali saat sudah di bawah ternyata ada Herman yang sudah menunggu di dekat resepsionis dan memanggil ke arahku.
"Nissa tunggu" ucap Herman langsung berlari ke arahku. Dan Kami berempat pun langsung menghentikan langkah kami untuk melihat ke arah Herman. Dan saat Herman sudah di depanku dia berusaha untuk menarik tanganku, dan aku pun berusaha untuk melepaskan cekalan tangannya.
"Apa-apaan sih Herman lepasin gak tangan saya" ucap ku kesal sambil terus berusaha untuk melepaskan cekalan tangan ku dari Herman.
"Lepasin gak tangan Nissa, Kalau enggak gue panggil satpam" ucap Sera geram.
Tapi ternyata di belakang Herman sudah ada Papah yang melepaskan pegangan tangan Herman dari tanganku dengan kasar.
"Mau ngapain lagi kamu Herman? mau gangguin anak saya lagi?" ucap Papahku menahan amarah.
"Papah" ucap Herman kaget saat melihat ayah datang ke kantor ini.
𝒔𝒆𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔𝒆 𝒅𝒑𝒕 𝒚𝒈 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏𝒅𝒂𝒍𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒉𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏 𝒈𝒌 𝒎𝒂𝒕𝒂 𝒅𝒖𝒊𝒕𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒈𝒊. 𝒈𝒌 𝒏𝒈𝒖𝒔𝒊𝒌 𝒂𝒏𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊.