*Important*
novel ini ekslusif ada hanya di NovelToon,bila ada di platform lain, bearti plagiat
tolong bantu report
"Ketika dunia mengandalkan pedang dan sihir, aku membawa napalm dan artileri. Oh, dan saldoku? Error Tak Terbatas." Rian, seorang buruh pabrik yang mati karena kelelahan, mengira hidupnya berakhir. Namun, dia membuka mata sebagai Zephyrion IV, Kaisar boneka di dunia Terra Vasta—sebuah planet yang 1.000 kali lebih luas dari Bumi. Nasibnya buruk: Negaranya di ambang kebangkrutan, dikelilingi musuh, dan nyawanya diincar oleh menterinya sendiri. Tapi, Rian tidak datang dengan tangan kosong. Dia membawa "Omni-Store System"—sebuah toko antardimensi yang mengalami ERROR fatal. Saldo Poin: UNLIMITED (∞).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukma Firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35: INVESTASI KEPALA & PERUT
Distrik Timur Ibukota Aethelgard. Pagi Hari.
Sebuah bangunan bata merah dua lantai berdiri megah di bekas lahan peternakan babi yang sudah digusur. Tidak ada lagi bau kotoran. Yang ada hanya aroma cat baru dan kapur tulis.
Di gerbang depan, papan nama kayu jati bertuliskan huruf emas yang tegas:
SEKOLAH DASAR NEGERI 01 AETHELGARD (SDN 01).
Namun, suasananya tidak seindah bangunannya. Ratusan petani dan buruh kasar berkumpul di depan gerbang dengan wajah masam. Mereka menyeret anak-anak mereka yang ingusan dan berpakaian kumal.
"Yang Mulia!" teriak seorang petani gandum. "Kalau anak saya sekolah, siapa yang akan mengusir burung di sawah? Siapa yang bantu angkat jerami? Kami bisa mati kelaparan kalau tenaga kerja kami diambil!"
"Betul!" sahut pandai besi. "Anakku harus belajar menempa besi sejak umur 7 tahun, bukan duduk mendengarkan dongeng!"
Zephyr berdiri di podium di halaman sekolah. Di sampingnya ada Alistair dan beberapa guru baru (pemuda-pemudi terpelajar yang sudah ditatar kilat oleh Zephyr).
Zephyr mengangkat tangan. Hening.
"Aku tidak meminta anak kalian sekolah untuk mendengar dongeng," suara Zephyr lantang. "Aku meminta mereka sekolah agar mereka tidak ditipu tengkulak saat menjual panen kalian."
Para petani terdiam. Itu masalah nyata bagi mereka. Mereka sering ditipu pedagang licik karena tidak bisa berhitung.
"Dan soal makan..." Zephyr menjentikkan jari.
Gerbang samping terbuka. Sebuah truk boks bertuliskan "Dapur Umum SDN 01" masuk. Aroma yang sangat menggoda menguar dari sana. Bau susu hangat, roti panggang, dan sup daging.
"Setiap anak yang masuk sekolah ini," lanjut Zephyr, "Akan mendapat Makan Siang Gratis setiap hari. Susu murni, daging, telur, dan buah. Gizi yang bahkan kalian—orang tuanya—jarang makan setahun sekali."
Mata para orang tua itu membelalak. Hitungan ekonomi di kepala mereka berputar cepat.
Anak di rumah \= Makan jatah beras keluarga.
Anak di sekolah \= Makan gratis + dapat ilmu.
"D-Daging sapi?" tanya seorang ibu ragu.
"Setiap hari Jumat," jawab Zephyr. "Senin sampai Kamis ada telur dan ayam."
Dalam sekejap, protes itu lenyap.
"Daftarkan anak saya!"
"Anak saya juga! Hei, masuk sana, belajar yang pintar biar bisa makan enak!"
Antrean pendaftaran meledak. Zephyr tersenyum tipis. Di dunia mana pun, perut adalah jalan tercepat menuju hati rakyat.
Di Dalam Kelas 1-A.
Tiga puluh anak duduk di kursi kayu yang rapi. Di depan mereka ada meja tulis, buku tulis halus, dan pensil grafit 2B (Semuanya dibeli dari Omni-Store, Harga: 0 Poin).
Guru mereka, seorang wanita muda bernama Lira, menulis sesuatu di papan tulis hitam (Blackboard) dengan kapur.
1 + 1 \= 2
"Anak-anak, lupakan angka romawi kuno yang rumit itu," kata Lira menunjuk angka I, II, III, IV. "Yang Mulia Kaisar memperkenalkan 'Angka Arab'. Ini adalah kunci untuk membangun jembatan, menghitung uang, dan menembakkan meriam."
Di pojok belakang kelas, Zephyr mengamati. Dia melihat anak-anak itu—yang tadinya kotor dan liar—kini memegang pensil dengan canggung tapi antusias.
Ini adalah pabrik yang sesungguhnya. Bukan pabrik baja, tapi pabrik loyalitas. Anak-anak ini akan tumbuh dengan doktrin bahwa Aethelgard adalah negara terbaik dan Zephyr adalah bapak pembangunan.
Siang Hari. Area Konstruksi Perluasan Kota.
Di luar tembok sekolah, pemandangan berbeda terlihat.
Ribuan imigran dari Kerajaan Besi dan desa-desa liar sedang bekerja keras di bawah terik matahari. Mereka menggali parit untuk saluran drainase dan meratakan tanah untuk jalan raya baru.
Mereka belum punya KTP. Status mereka: Pekerja Transit.
Seorang mandor (warga asli Aethelgard) berteriak, "Ayo kerja lebih cepat! Kalau jalan ini selesai bulan depan, kalian dapat poin prioritas untuk KTP!"
Di antara para pekerja itu, ada Jorah, mantan petani Kerajaan Besi yang lari karena pajak tinggi. Dia menyeka keringat sambil melihat ke arah SDN 01 di seberang jalan.
Dari jendela sekolah, dia bisa melihat anaknya, Little Timmy, sedang tertawa sambil minum susu kotak di jam istirahat. Timmy memakai seragam merah-putih yang bersih.
Hati Jorah bergetar. Dia capek, punggungnya mau patah, tapi melihat anaknya tidak kelaparan dan malah belajar baca-tulis... itu sepadan.
"Hei, Jorah!" panggil temannya sesama imigran. "Kenapa Kaisar baik sekali pada anak-anak kita? Padahal kita orang asing."
Jorah tersenyum lemah. "Karena Kaisar pintar. Dia membuat kita bekerja membangun kotanya dengan upah minimum, tapi dia 'membeli' anak-anak kita dengan susu dan buku. Anak-anak kita... tidak akan merasa sebagai orang Kerajaan Besi lagi. Mereka akan tumbuh menjadi orang Aethelgard sejati."
"Kau keberatan?"
"Tidak," Jorah mencangkul tanah lagi dengan semangat. "Sama sekali tidak. Hidup Kaisar Zephyr."
Kembali ke Istana.
Zephyr menerima laporan harian dari Alistair.
"Yang Mulia, gelombang pertama siswa SDN 01 berjumlah 500 anak. Campuran anak lokal dan anak imigran terpilih," lapor Alistair. "Biaya makan siang memang besar, tapi..."
"Itu investasi murah, Alistair," potong Zephyr. "Dalam 10 tahun, anak-anak itu akan menjadi insinyur, dokter, dan perwira militer yang setia. Mereka tidak akan pernah memberontak karena mereka tahu siapa yang memberi mereka susu saat kecil."
Zephyr membuka Sistem Omni-Store-nya. Dia melihat katalog Buku Pelajaran.
Item: Buku Paket Matematika Dasar, IPA Terpadu, Bahasa & Sastra.
Harga: 0 Poin.
"Alistair, siapkan kurikulum tambahan untuk minggu depan," perintah Zephyr.
"Pelajaran apa, Yang Mulia?"
"Pendidikan Kewarganegaraan & Sejarah Baru," Zephyr menyeringai. "Ajarkan mereka bahwa masa lalu itu gelap dan penuh penderitaan, dan masa kini adalah era pencerahan teknologi. Hapus sisa-sisa feodalisme dari otak mereka."
Jadinya seperti pertarungan Fantasy sihir dengan teknologi modern/militer keren banget
Semoga semakin ramai pembacanya ya kakak author tetap semangat berkarya
Tetap semangat thor 💪
tetap semangat thor 💪
sudah di riview
Keren thor lanjutkan 💪💪