Mertuaku Selingkuhanku

IBU Melinda segera membeli Test Pack dan setelah membayar nya ia langsung pergi ke mobil nya. Ibu Melinda langsung mengemudikan mobil nya pulang ke rumah nya. Disatu sisi perut nya sudah lapar dan disatu sisi ia ingin buru-buru melihat hasil Test kehamilan dari anak nya itu.

David baru berpakaian dan akan berangkat ke kampus. Ia mengambil ponsel nya dan segera keluar dari apartemen nya. Ia melihat banyak panggilan tak terjawab dari Ibu Melinda. David pun menghubungi balik Ibu Melinda dan Ibu Melinda segera mengangkat nya.

"Halo sayang ada apa?" Tanya David.

"Kamu kemana saja sayang? dari tadi loh aku menghubungi mu terus."

"Aku sedang mandi tadi dan ini mau berangkat ke kampus."

"Oh begitu, yasudah nanti jangan lupa bilang kepada Dosen mu bahwa Almira tak bisa masuk kelas lagi karena masih sakit."

"Oh soal itu, baiklah nanti aku akan memberitahukan nya kepada Ibu Puspita."

"Bilang saja bahwa Almira mendadak sakit lagi, padahal tadi nya hari ini akan masuk."

"Baik sayang, tenang saja kalau soal itu. Lalu bagaimana? apa Almira sudah ditest kehamilan nya?"

"Belum, aku baru saja beli alat nya dan ini akan pulang ke rumah."

"Oh begitu, yasudah nanti jika sudah ada hasil nya hubungi aku lagi sayang."

"Iya sayang." Ujar Ibu Melinda dan kini panggilan ponsel itu pun berakhir.

Tak lama mobil ibu Melinda sudah sampai dirumah nya dan waktu sudah menunjukkan pukul delapan lewat sepuluh menit. Almira sedang sarapan pagi karena ia pun sudah lapar perut nya dan Almira mendengar suara mobil Ibu nya diluar. Almira tetap berada diruangan meja makan dan tak lama muncul ibu nya. Almira menatap wajah ibu nya yang agak kusut itu dan bertanya,

"Mamah darimana? mengapa wajah Mamah kusut begitu?"

"Nanti Mamah akan memberitahu mu, Mamah sudah lapar mau sarapan dulu!" Lalu Ibu Melinda duduk di kursi meja makan dan sarapan dengan lahap nya.

Almira nampak heran melihat ibu nya makan tak seperti biasa nya. Biasa nya Ibu Melinda makan tak pernah buru-buru dan selalu santai ketika makan. Tapi kali ini Ibu Melinda makan seperti orang yang kelaparan selama seminggu. Almira tak banyak bertanya karena ia pun masih menikmati sarapan pagi nya itu. Ibu Melinda pun menyudahi sarapan nya setelah dirasa perut nya sudah kenyang dan Almira pun sudah selesai juga.

"Ayo sekarang ikut Mamah ke kamar mu." Almira hanya menurut saja dan pergi mengikuti Ibu nya ke kamar nya.

Almira tak mengerti apa yang akan dilakukan oleh Ibu nya itu kepada nya dan soal pembicaraan penting apa yang membuat ibu nya itu bersikap dingin dan selalu tergesa-gesa. Tiba dikamar, pintu kamar itu segera ditutup dan di kunci oleh Ibu Melinda.

"Sekarang kamu kencing dan taruh air kencing mu diwadah ini." Ibu Melinda memberikan wadah kecil kepada Almira dan Almira bertanya.

"Ini untuk apa Mah? Apa maksud nya ini?"

"Sudah lakukan saja apa yang Mamah suruh itu!" Tegas Ibu Melinda dan Almira pun takut membangkang.

Almira lalu pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamar nya itu dan Ibu Melinda duduk di tepi ranjang Almira dengan tangan berlipat di dada. Tak lama Almira keluar kamar dan membawa wadah kecil yang sudah di isi oleh air kencing nya itu. Ibu Melinda segera mengambil wadah itu dan ia memasukan alat Test kehamilan ke dalam air kencing itu. Almira tak paham akan apa yang sedang dilakukan oleh Ibu nya itu, tapi ia tahu apa yang sedang dilakukan oleh ibu nya itu setelah ia melihat Test Pack ditangan ibu nya.

"Apa yang akan Mamah lakukan dengan Test Pack itu Mah?" Ibu Melinda diam saja dan ia lalu mencelupkan Test Pack itu dan kemudian mengangkat nya.

Ibu Melinda melihat belum ada perubahan di Test Pack itu, tak lama ada dua garis merah tebal melintang di Test Pack itu. Seketika mata ibu Melinda mendelik menatap Almira seraya berkata,

"Kau positif hamil Almira!" Ucapan Ibu Melinda itu seketika langsung membuat wajah Almira pucat pasi.

"Apa maksud Mamah mengatakan bahwa aku hamil!?"

"Lihat ini Mira! Garis dua berwarna merah ini pertanda kau sedang hamil! Pasti kau telah mengandung anak nya David!" Ucap Ibu Melinda tegas kepada anak nya.

Almira memasang wajah tak percaya dan ia lalu bertanya,

"Aku tak merasa melakukan hubungan badan dengan David Mamah!"

"Kamu jangan berbohong didepan Mamah Almira! Mana ada orang yang berpacaran tak melakukan hal yang seperti itu! Sudah kamu mengaku saja pada Mamah daripada kamu harus membohongi Mamah!" Almira menunduk malu dan ia merasa tak ada guna nya beralasan untuk menutupi kebohongan nya itu.

Ibu Melinda masih menunggu jawaban dari anak nya itu dan kemudian Almira bertanya sambil masih menunduk.

"Mengapa Mamah tiba-tiba mengecek Almira dengan alat Test Pack itu?"

"Karena sebelumnya kamu mual-mual dan muntah-muntah yang tak wajar! Mamah paham apa yang terjadi kepada mu itu, karena dulu waktu Mamah sebelum mengandung mu Mamah pun merasakan mual-mual dan muntah-muntah hingga pusing dikepala."

"Tapi Almira tak merasakan pusing Mah."

"Tetap sama saja karena gejala awal kehamilan memang seperti itu Almira!" Almira lalu menitikan air mata nya dan berkata,

"Maafkan Almira Mah, Almira bingung harus bagaimana. Jika Almira menolak ajakan David, Pasti David akan memutuskan Almira dan Almira sudah sangat sayang sekali kepada David." Ibu Melinda terdiam mendengar anak nya berkata seperti itu.

Ibu Melinda sedikit cemburu tapi ia menyadari bahwa ia telah salah menempatkan rasa cemburunya itu di situasi sekarang.

"Apakah David akan bertanggungjawab jawab jika sudah begini?" Tanya Ibu Melinda.

"David berjanji akan bertanggungjawab kepada Mira Mah, jika David lari dari tanggung jawab nya Mira akan melaporkan David kepada kepolisian!"

"Sudah tak perlu melaporkan kepada polisi segala Mira, biar Mamah saja yang urus nanti. Sekarang kamu sedang hamil dan kamu harus menjaga rahasia kandungan mu itu sampai kamu lulus kuliah mu. Bukankah semester terakhir mu hanya dibulan ini saja?" Almira menganggukan kepala nya.

"Yasudah kalau begitu, besok kamu masuk kuliah dan jalani hidup seperti biasa nya. Jangan menceritakan bahwa kamu sedang mengandung bayi nya David. Nanti kalau berita ini bocor, Mamah yang malu nanti karena anak nya telah HAMIL DILUAR NIKAH."

"Baik Mah, Maafkan Almira. Hixhixhix." Almira menangis pilu didepan ibu nya dan Ibu Melinda pun lalu memeluk nya karena sebagai seorang Ibu ia merasa sangat kasihan kepada anak semata wayangnya itu.

...*...

...* *...