Aziya Yunita Wijaya dia terpaksa masuk pesantren karena sikap Aziya yang nakal karena pergaulan dengan teman temannya, apa lagi saat itu Aziya merasa sakit hati karena di tinggal pacarnya menikah.
karena sikap Aziya semakin tak terkendali orang tua nya pun memutuskan memasukan Aziya ke pesantren.
namun apa Aziya bisa berubah saat sudah masuk pesantren? apa lagi banyak hinaan dan cacian pada Aziya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon leni nurleni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
Setelah melakukan sholat Zia pun ikut bergabung dengan kelompoknya tempo itu, saat ini karena Adam tak ada jadi Abah mengajar kelompok lain, dan kelompok Zia di ajar oleh Haddad.
"Beruntung sekali kita di ajari oleh Ustadz Haddad" ucap santri wanita berbisik.
"Baiklah aku akan mengajari kalian, apa yang sudah kalian bahas" tanya Haddad.
"Hanya tadzwid saja Ustadz" jawab Rena.
"Baiklah aku tak akan mengajarkan Tadzwid, kita sharing saja ya" ucap Haddad menutup Al Quran.
"Aku mau tanya, apa itu kiamat" tanya Haddad pada para santri yang berada di sana.
Satu santri laki laki mengacungkan tangannya.
"Ustadz Kiamat itu adalah hancurnya bumi" jawabnya.
"Betul, tapi kiamat di bagi menjadi dua ada yang tau" tanya Haddad.
"Kiamat Qubra dan kiamat Subra, Ustadz" jawab Rena dengan mengacungkan tangannya.
"Ya, ada kiamat Subra dan kiamat kubra, kiamat Sugra adalah kiamat kecil contohnya adalah kecelakaan, meninggal, dan lain lain, sedangkan kiamat Kubra adalah kiamat besar kiamat ini akan menghancurkan alam semesta" ucap Haddad.
"Kapan" tanya salah satu santri.
"Dalam al Quran surat al hajj ayat 7, yang bunyinya
وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ
Artinya: Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.
Jadi maksud dari surat itu adalah hari kiamat itu pasti akan datang tapi tak ada manusia satu pun yang akan tau kapan terjadinya, bisa jadi besok bisa jadi lusa bisa jadi satu tahun lagi wallahu alam" ucap Haddad.
Zia mendengarkannya dengan teliti, karena dengan begini dia bisa menambah ilmunya sedikit sedikit, walau pun mata Zia masih sangat merah karena tadi menangis tapi Zia mampu menutupinya dari orang lain.
"Ustadz apa saat kiamat kita akan di beri tau" tanya santri yang dekat dengan Zia.
"Allah Ta’ala berfirman dalam QS. At Takwir ayat 1-14 yang artinya,
“Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak dipedulikan), dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, ‘dan apabila lautan dipanaskan, dan apabila roh-roh dipertemukan (dengan tubuh), apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh, dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka, dan apabila langit dilenyapkan, dan apabila neraka Jahim dinyalakan, dan apabila surga didekatkan, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.”
Dalam surat ini kita di jelaskan kalau nanti matahari akan di gulung, bintang bintang berjatuhan bahkan sumber cahaya di bumi ini akan di padam kan, tak terbayang bukan betapa gelapnya dunia ini tanpa cahaya" ucap Haddad.
"Kalian paham" tanya Haddad melihat para santri yang hanya melongo.
"Belum ustadz" serempak.
"Begini jika kita ingin tau tanda tanda kiamat itu apa, kita lihat saja dari lingkungan kita sendiri, banyak kan di lingkungan kita yang sedang mengalami bencana, longsor, banjir, bahkan sampai kematian, bukan hanya hukum alam saja bahkan sekarang manusia juga semakin nekad buktinya, banyak orang yang melakukan Zinah, banyak anak yang mem bun uh orang tuanya banyak orang tua yang mem bu nuh anaknya dan banyak juga para ulama yang di hina di caci maki" ucap Haddad.
"Ya Ustadz benar sekali" serempak.
"Ayo kita segera berbuat baik, belajar menjadi lebih baik dari sebelumnya karena bumi sudah semakin tua, jika kita tak bisa mencegah datangnya bencana minimal kita bisa menjaga hati dan iman kita" ucap Haddad.
Zia merasa tersentil hatinya karena ucapan Haddad itu, sungguh Zia merasa menyesal karena selama ini dia nakal dan sampai mabuk mabukan, kenapa gak dari dulu datang kesini, pikir Zia.
Bel jam istirahat pun berbunyi, sebentar lagi Adzan maghrib para santri terlebih dahulu makan ada juga para santri yang memilih merebahkan tubuhnya di kamar sambil menunggu waktu Adzan.
Zia berada di kamarnya melipat pakian yang baru saja Zia jahit dari jemuran, Zia masih memikirkan kejadian tadi siang.
"Ya alloh ternyata begini rasanya di hina, sakit dan tak terima, dahulu aku selalu memfitnah orang dan sekarang aku yang di fitnah ternyata benar apa yang kita tanam itu yang kita tuai" gumam Zia.
Rena dan Gita datang kesana sambil membawa pakaian mereka.
"Kak Zia ada apa" tanya Rena.
"Tak ada" ucap Zia.
"Ada masalah apa kak" tanya Rena.
"Hanya masalah kecil Ning kau tak akan paham" ucap Zia.
"Cerita lah kami janji gak akan cerita pada orang lain" ucap Rena dan Gita.
"Apa kalian akan percaya" tanya Zia.
"Tentu saja" ucap Gita.
"Intinya Aku tak berbohong aku tak memfitnah, aku peduli pada Gus Adam aku tak mau dia kecewa saat tau nantinya" ucap Zia.
"Kak Zia tau dari mana kalau Ning Marwah begitu" tanya Rena.
"Aku tau sendiri, melihat dan mendengar sendiri bahkan aku tau laki lakinya siapa" ucap Zia.
"Oh ya" tanya Rena.
"Saat acara penyambutan, aku di culik kan dan itu adalah laki laki yang meng hamili Ning Marwah yang menculikku" ucap Zia.
"Aku tak tau harus apa yang penting aku sudah bicara pada Gus Adam dan selebihnya terserah Gus Adam" ucap Zia lagi.
"Tapi kak Zia bukannya meragukan tapi aku tak percaya kalau Ning Marwah akan begitu karena notabene nya kan Ning Marwah itu alim" ucap Rena.
"Ya aku juga ragu" ucap Gita.
"Baik buruknya manusia itu tak terlihat dari cara dia berpakaian Ning, Git, lihat lah hatinya lihat kesehariannya" ucap Zia.
"Ya sih tapi" ucap Gita.
"Kita tak bisa berkata orang itu baik pada seseorang yang baru saja memberi kebaikan pada kita, dan kita juga tak bisa berkata orang itu jahat pada orang yang baru saja jahat pada kita, begitu kan" ucap Zia.
"Ya kak aku percaya" ucap Rena pasrah karena takutnya Zia akan semakin merajuk kalau Rena dan Gita tak mempercayainya.
Zia dan semua santri baru saja menyelesaikan Sholat maghrib dan isya secara berjamaah, sejak tadi Zia tak melihat ada Adam disana.
Zia memberanikan diri bertanya pada Ning Rena.
"Ning dimana Gus Adam" tanya Zia.
"Gus Adam ada di rumah kak, kata Umi saat kejadian tadi Gus Adam tak keluar dari kamarnya" ucap Ning Rena.
"Oh ya" tanya Zia terkejut.
Malam harinya, di rumah sederhana Abah dan Umi sedang berada di kamarnya, mereka sedang memikirkan sesuatu untuk kebaikan putra sulungnya.
"Abah pami kaputusan Adam teh bener kitu" tanya Umi.
"Biar Alloh yang menentukannya Umi, kita gak tau kan bagaimana nantinya" ucap Abah.
"Tapi Abah dari sikap Ning Marwah Umi ge yakin Ning Marwah wanita bener bener" ucap Umi.
"Emang na kumaha Umi" tanya Abah.
"Abah mun Umi bebas memilih Umi mah pilih Neng Zia, walau pun Neng Zia begitu tapi dia sopan dan baik pada Umi" ucap Umi.
"Apa Ning Marwah gak baik" tanya Abah.
"Bukan gak baik Abah, tapi kurang perhatian pada Umi" ucap Umi.
"Lalu mau Umi kumaha" tanya Abah.
"Kita jodohkan saja Neng Zia dan Adam" ucap Umi.
"Istighfar Umi, Adam dan Ning Marwah itu akan menikah kita gak boleh begitu, gak baik" ucap Abah.
"Tapi bener Abah, Umi kurang suka pada Ning Marwah" ucap Umi.
"Ini kehidupan Adam, biarkan Adam yang menentukan kita hanya orang tuanya jadi kita hanya bisa menasehati saja bukan melarangnya" ucap Abah.
"Ya Abah" ucap Umi.
Bersambung..
ngeriah kalo ngidam gitu
mudan cepat terbongkar si rosa itu geregetan aku loh thor
aku juga jurusan bhs inggris
dan aku sekarang mengikuti pengajian tasaup jadi aku rasa thor juga sama dengan ku
kalo gk salah tebak 🥰
aku juga pernah mengalami itu jika dengan tidak ada cobaan kita tidak tau seberapa kuatnya kita menghadapi masalah
tuhan tidak tidur saro