Menjadi anak yatim piatu tidaklah mudah bagi seorang perempuan bernama Khasanah .
Sejak kedua orang tuanya meninggal ia hidup seorang diri di rumah peninggalan kedua orang tuanya ,
Bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari seorang diri ? apakah akan ada seorang membawanya dalam kehidupan yang lebih baik ?
Ikuti kisahnya dan dukung karya Author 👉 like 👉 komentar 👉 subscribe 👉 hadiah 👉 vote.
Harap membaca dengan bijak dan sampai selesai agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
Selesai mengobati lukanya Khasanah menceritakan kejadian pagi itu kepada Lidya . Lidya terkejut mendengarnya , ia merasa heran dengan ulah para preman tersebut.
"Alhamdulillah kamu masih selamat dan preman itu di tangkap sama pihak berwajib , aku tidak bisa bayangin kalau kamu sampai kenapa-kenapa ," ucap Lidya dengan wajah sedih .
" Ada apa dengan mu , Sayang ?" tiba-tiba Abdi sudah berada di samping mereka dengan wajah terkejut melihat Khasanah yang terluka sambil memegang lengan Khasanah .
Khasanah terkejut melihat kedatangan Abdi yang tiba-tiba menghampirinya apalagi saat ini ia sedang berada di dalam ruangan kerja milik Khasanah . Ia tidak tahu Abdi akan datang .
”Aku baik-baik saja lagi pula sudah diobati kok, ” sahut Khasanah .
”Lihat lukamu panjang sekali aku tidak mau kalau lukanya akan semakin parah , ayo ke rumah sakit sekarang ," Abdi begitu panik melihat khasanah sakit .
"Tidak perlu ini sudah lebih baik , aku tidak apa-apa," tolak khasanah tidak mau beranjak dari tempat duduknya sedangkan Abdi sangat khawatir .
"Lukamu bisa parah , Sayang . Please nurut sama aku oke ," desak Abdi akan membopong Khasanah tapi khasanah tidak mau akhirnya nurut mengikuti kemauan Abdi .
Mereka berjalan keluar toko masuk ke dalam mobil . Di dalam Lidya melihat sikap Abdi kepada Khasanah merasa terharu hatinya sangat bahagia melihat temannya mempunyai pasangan yang sangat perhatian .
”Permisi Kak , halo ," Yesha datang menyapa Lidya tapi dicuekin karena ia sedang fokus pada pasangan yang baru saja keluar dari toko .
"Nih orang melamun ya , Kak woii," teriak Yesha sambil menepuk bahu Lidya sampai terkejut .
"Eh , iya Kak . Ada apa ya ? ' Lidya dengan muka merah karena malu .
"Aku mau pesan roti ulang tahun tapi nanti di tulis atas nama inisial nama aja ya , ini tulisannya di atas kue , " kata Yesha memberikan kertas yang bertuliskan inisial A dan Y kepada Lidya .
"Baik kak , nanti akan kami buatkan untuk kakak ," sahut Lidya menerima kertas lalu menyimpannya.
"Tolong di kirim ke gedung ini ," lanjut Yesha kembali menuliskan di kertas tadi .
"Baik kak , terimakasih atas kepercayaan Kakak dengan produk kami , " kata Lidya dengan ramah .
"Kalau begitu aku permisi , " Yesha keluar dari toko masuk ke dalam mobil .
Di rumah sakit Khasanah di periksa oleh dokter pribadi Abdi bernama Reynaldi .
"Lukanya tidak terlalu dalam dan tidak perlu di jahit ," kata Dokter Reynaldi .
" Tuh kan aku bilang juga apa , " Khasanah dengan wajah ngambek .
Ia tahu kalau lukanya tidak terlalu parah sehingga tidak perlu ke dokter . Menurutnya Abdi terlalu berlebihan .
”Kalau begitu kami permisi dulu ,Dok ,” Khasanah berpamitan kemudian berjalan keluar dari ruangan diikuti Abdi .
Keduanya menyusuri koridor rumah sakit menuju parkiran . Tidak ada obrolan sama sekali Khasanah dengan mode diamnya sedangkan Abdi dengan pikiran bersalah .
Sampai di parkiran Abdi membukakan pintu untuk Khasanah lalu dia berjalan memutar membuka pintu kemudi dan masuk duduk dengan tenang lalu menyalakan mobil .
"Apa ada yang ingin kamu beli ?" Abdi membuka obrolan sambil melirik Khasanah .
”Eh , tidak ada ," jawab Khasanah merasa canggung pandangannya fokus ke luar jendela .
"Aku ingin mengajakmu ke rumah sebentar tidak apa-apa kan , soalnya ada yang ingin aku ambil ," kata Abdi .
" Iya tidak apa-apa," sahut Khasanah tanpa melihat wajah Abdi .
Khasanah merasa jantungnya berdegup cepat , mengajak ke rumah itu berarti bertemu langsung dengan kedua orang tua Abdi . Pikiran khasanah tidak menentu hatinya merasa sangat kecil apalagi mereka dari keluarga kaya raya .
Mobil terparkir dengan sempurna Abdi turun lebih dulu lalu membuka pintu untuk Khasanah .
"Sayang , ayo turun ," ajak Abdi berdiri di samping Khasanah tapi khasanah diam melamun .
Dengan senyum jahil Abdi menggoda Khasanah dengan membopongnya keluar dari mobil .
Khasanah terkejut mendapat perlakuan Abdi berontak meminta diturunkan tapi Abdi tidak mau .
"Makanya jangan melamun , mau turun cium dulu dong ," goda Abdi sambil mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Khasanah .
Khasanah melotot mendengar tawaran Abdi yang konyol .
"Aku tidak mau , Abdi turunkan aku cepetan . Kamu jangan bercanda , turunkan aku ," perintah Khasanah sambil memukul dada Abdi juga mencubitnya .
Abdi terkekeh melihat tingkah Khasanah , ia teringat oleh seseorang yang membuatnya susah move on tiba-tiba mencium pipi Khasanah dengan gemas .
Khasanah menampar Abdi meskipun dalam gendongan , ia tidak mau Abdi memperlakukan dengan semena-mena.
Dari dalam orang-orang mendengar suara gaduh di luar semua keluar karena penasaran . Begitu melihat siapa orangnya mereka tersenyum menahan tawa .
Abdi dan Khasanah masih berantem tidak menyadari kalau mereka berada di depan pintu dan disaksikan anggota keluarga .
"Ehem ," suara seseorang menyadarkan keduanya tiba-tiba Abdi melepaskan Khasanah dalam gendongannya begitu saja membuat Khasanah terjatuh .
Khasanah meringis kesakitan jatuh di lantai karena ulah Abdi . Almira dan Dewi mendekati Khasanah membantunya berdiri .
Dewi memukul Abdi dengan keras dan menjewer telinganya . Abdi meringis kesakitan karena jeweran tangan mamanya membuatnya kesakitan .
"Aduh ,Ma . Sakit jangan kencang-kencang ini telinga punya saraf nanti kalau putus aku tidak bisa mendengar ," teriak Abdi .
" Biarin itu karena kamu sudah membuat calon menantu mama jatuh dan sakit ," kata Dewi .
" Lagian Kakak tidak berperasaan banget turunin Kakak ipar sangat kasar kayak nurunin karung aja ," sahut Almira dengan wajah kesal pada Abdi .
Mereka berjalan masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tengah . Khasanah duduk di antara Dewi dan Almira . Abdi duduk di samping papanya Ibnu .
"Kalian darimana ?" tanya Ibnu melihat Abdi lalu Khasanah .
"Aku tadi mengantar Khasanah ke rumah sakit memeriksa tangan Khasanah terluka karena menghajar preman ,” jawab Abdi jujur lalu melihat Khasanah .
Semua terkejut mendengar jawaban Abdi lalu mengalihkan pandanganya kepada Khasanah .
"Benarkah begitu , Sayang ?' tanya Dewi melihat tangan Khasanah .
Khasanah merasa haru mendapat perhatian dari keluarga Abdi . Ia tidak menyangka jika sikap keluarga ini sangat baik padanya .
"Iya Tante ," jawab Khasanah sambil menunduk .
”Wah , Kakak hebat bisa berkelahi mengalahkan preman . Aku salut sama kakak sangat berani sama preman ," celetuk Almira dengan antusias .
" Kamu bisa aja , Kakak hanya membela diri ," sahut Khasanah tersenyum melihat Almira .
"Aku ke kamar dulu ada yang ingin aku ambil ," Abdi beranjak meninggalkan ruang tengah .
Di kamar Abdi mencari sesuatu tiba-tiba ponselnya berdering ia tidak mengangkat dan mengabaikannya . Kemudian keluar setelah mengambil dan bergabung dengan yang lain .
"Kalian tidak mengajakku makan ?' Abdi duduk di seberang Khasanah dengan wajah kesal karena tempat duduknya ditempati oleh Almira .
Almira sengaja karena tidak mau kakaknya berdekatan dengan Khasanah . Khasanah tersenyum melihat tingkah keduanya .
"Kelamaan ," sahut Almira sambil menjulurkan lidahnya .