NovelToon NovelToon
Gadis Kesayangan Om Garda

Gadis Kesayangan Om Garda

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Keluarga / CEO / Cinta Terlarang / Romansa
Popularitas:454
Nilai: 5
Nama Author: yourladysan

Bening awalnya hanya mengagumi Garda seperti seorang anak terhadap ayahnya sendiri. Tumbuh dalam keluarga yang kurang harmonis membuat Bening bermimpi memiliki ayah seperti Garda. Namun, seiring berjalan waktu, ternyata perasaannya terhadap Garda berubah menjadi ketertarikan yang tak masuk akal. Bagaimana bisa dia menginginkan dan menyukai ayah dari sahabatnya sendiri?

Ketika Bening ingin menyingkirkan perasaan gila itu mengingat usia mereka yang terpaut jauh, tiba-tiba suatu hari Garda membuat pernyataan yang membuat Bening bimbang. Sebuah ciuman melayang, mengantarkan Bening pada kelumit masalah antara menjadi gadis kesayangan Garda atau janji persahabatannya dengan putri pria itu.

#adultromance #agegap #cintabedausia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yourladysan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bermalam di Unit Om Garda

Tubuh mungil Bening menggeliat di atas kasur. Selimut yang membungkus tubuh terasa jauh lebih hangat dari selimut miliknya. Aroma yang cukup asing menerpa indra pembau perempuan. Meski begitu, ia merasa sedikit tenang berada di tempat tersebut.

"Kamu udah bangun rupanya," kata seseorang. Suaranya sangat familiar.

Bening membuka mata lebar-lebar, menyaksikan plafon lebar dengan lampu gantung yang dihias kristal cantik. Ia menoleh ke samping, menemukan pria berperawakan kekar baru saja masuk ke ruangan itu.

"Maaf mengganggu tidur kamu," kata Garda.

"Ah, nggak. Aku nggak bangun karena kedatangan Om." Ia bangkit dan bersandar pada sandaran ranjang. "Jam berapa ini? Ya Tuhan! Aku ketiduran. Aku harus ke rumah Nata sekarang. Dia pasti khawatir dan udah pul—"

"Pelan-pelan." Garda menahan lengan Bening saat turun dari ranjang. Dimintanya gadis itu untuk duduk lagi. "Nata ngabarin saya setengah jam lalu. Dia dipaksa menginap di rumah omanya."

"Oh, begitu ya." Ia meraih ponsel dan mengecek pesan dari Nata. Ternyata memang ada pesan masuk dan dua panggilan tak terjawab.

Natasha: lo nggak apa-apa tidur di rumah sendirian, kan? Maaf banget, Ning, oma gue ngeyel minta gue nginep di sini. Gue janji besok pagi-pagi kita ketemu di kampus. Gue traktir sarapan!

"Balas, dia pasti mengkhawatirkan kamu," cetus Garda.

Bening mendongak sebentar, lalu mengangguk. Pun segera mengetik pesan balasan.

Bening: oke, nggak apa-apa. Maaf aku baru bisa balas. Aku nggak pegang handphone karena lagi kerja di minimarket.

Pintar sekali dia berbohong. Tapi, sudahlah! Dia juga tidak punya alasan lain.

"Tidurlah di sini," ucap Garda.

"A-apa? Itu nggak mungkin, Om. Aku harus kembali ke rumah Nata, nanti dia bisa curiga kalau aku nggak pulang dan nggak tidur di sana."

Senyum lebar Garda terlukis. Matanya seperti akan menghilang saat dia tersenyum. Pria itu menjulurkan tangan, mengelus lembut sisi kanan rambut Bening dengan jemarinya yang panjang dan hangat.

"Kamu lupa rumah itu punya siapa? Lupa kalau rumah itu dijaga oleh orang-orang saya? Bahkan kamu lupa siapa yang mengendalikan CCTV di sana?" tanya Garda.

"T-tapi ...."

"Saya cuma pengen kamu aman di sini, di sisi saya malam ini." Garda mengusap lembut permukaan pipi Bening.

Kalau sudah begitu, Bening tak punya alasan lain untuk menolak.

"Baiklah, Om," katanya.

"Mau lanjut tidur lagi? Saya temani sampai kamu tidur. Saya nggak akan kurang ajar untuk tidur di sini kalau itu yang bikin kamu cemas." Ia menyadari raut gelisah di wajah Bening.

Gadis berusia 23 tahun itu menggeleng. "Aku laper."

Setelah sekian tahun akhirnya ia punya tempat untuk mengadu selain Nata. Dan pria itu adalah ayah dari sahabatnya sendiri.

"Kalau begitu saya pesankan makanan. Jam segini pasti masih ada yang buka," cetusnya sembari melirik arloji bermerk Cartier yang melingkar di pergelangan tangan.

"Terima kasih, Om."

"Sama-sama, Sweetie." Garda mendekat dan mengecup puncak kepala Bening. "Cuci muka dan keluarlah. Saya tunggu di meja makan."

Sepanjang hidupnya, Bening tak pernah merasa sebahagia dan senyaman itu. Ia mengamati punggung lebar Garda sembari tersenyum sesaat. Sayangnya, senyum itu hilang saat membayangkan betapa beresikonya hubungan mereka.

*****

Pagi-pagi sekali sebelum berangkat ke kampus, Bening membuat sarapan. Sepertinya Garda belum bangun untuk itulah ia memilih bergelut di dapur pagi itu.

Setelah sarapan selesa dibuat, ia menghidangkan di meja makan. Tepat saat itu juga, Garda turun dari lantai dua. Senyum lebar pria itu menyambut Bening.

"Morning, Sweetie." Garda mendekat sembari menenteng jas abu-abu pekay. Lantas tak sungkan mengecup pelipis Bening. "Wow, kamu membuat sarapan pagi ini? Maaf, harusnya saya bangun lebih awal."

"Nggak, aku emang sengaja pengen bikin sarapan," kata Bening, "ayo, duduk!"

Keduanya lantas berhadapan, terpisah oleh meja yang cukup lebar. Garda mencicipi masakan Bening, lantas tersenyum memujinya enak.

"Ngomong-ngomong, Om, aku kayaknya nggak bisa tinggal di tempat Nata terus. Aku berencana mencari kamar kos di dekat kampus atau di dekat minimarket," ucap Bening setelah menelan sesendok nasi goreng.

"Kenapa begitu, Bening? Tinggalah di sana. Biar saya juga bisa menjagamu." Garda tampak khawatir.

Bening menggeleng. "Selama ini Om dan Nata sangat baik padaku. Jadi, aku nggak mau terlalu bergantung pada kalian. Aku harus mandiri."

"Kamu milik saya. Andalkan saya, Bening." Pria itu meraih punggung tangan kiri Bening dan menggenggamnya. "Saya nggak merasa direpotkan. Kalau kamu pikir saya baik, ya memang seharusnya saya memperlakukan kamu seperti itu. Karena saya menyayangimu."

"Terima kasih, Om. Bukannya aku nggak mau mengandalkan Om, tapi aku juga bisa berusaha sendiri. Om percaya padaku, kan?"

Garda menghela napas. "Apa lagi yang harus saya katakan, Bening? Kamu benar-benar membuat saya kagum."

Senyum Bening merekah. Pipinya menghangat. Ia menunduk malu-malu.

Pria di depannya kembali berkata, "Tapi kamu janji, ya? Kalau ada masalah atau apa pun yang mengganggumu dan nggak bisa kamu selesaikan sendiri, katakan pada saya. Saya akan membantu kamu."

"Iya, Om," ucap Bening seraya mengangguk singkat.

"Saya suka sekali melihatmu tersenyum malu-malu seperti itu, Sweetie."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!