Aziya Untuk Ustadz

Aziya Untuk Ustadz

Aziya untuk Ustadz bab 1

Di sebuah diskotik yang terkenal di kota itu, dua orang gadis cantik sedang minum minuman bahkan mereka sudah menghabiskan satu botol.

Mata keduanya merah, wajahnya pucat, kepalanya pusing dan mulutnya tak bisa diam selalu saja bicara namun entah bicara apa karena sekarang mereka dalam keadaan mabuk parah.

Kedua gadis itu tak lain dan tak bukan adalah Aziya Yunita Wijaya dan Alena Hilmaya Argantara, mereka melampiaskan sakit hati mereka dengan minum dan mabuk.

Yang ada dalam pikiran mereka sekarang adalah melupakan masalah dalam hidupnya dan bersenang senang dengan teman temannya.

Namun mereka tak berpikir panjang, karena masalah tak akan selesai jika hanya bermabuk mabukan saja, saat ini seseorang sedang memantau kedua gadis itu.

"Len aku pikir Akash akan setia padaku tapi, ck laki laki itu malah memilih wanita yang kaya dari pada aku" ucap Aziya meracau tak jelas.

"Hahahah apa lagi Kakak mu dia lebih memilih bocah itu dari pada aku" ucap Alena yang sekarang sudah tepar di sofa diskotik itu.

Seorang laki laki yang tak lain adalah anak buah kakaknya Zia yang bernama Rayhan, mereka semua melihat aksi Zia dan melaporkannya pada tuanya itu.

{ Tuan Nona Zia mabuk berat } pesan dari anak buah Rayhan.

Brakk..

Pria berusia 25 tahun itu menggebrak meja yang berada di ruangannya.

"Zia aku tak sangka kau akan melakukan ini" ucap Rayhan yang sekarang berada di ruangannya itu.

{ bawa Zia pulang ke rumah } titah Rayhan pada anak buahnya.

Karena perkataan Rayhan adalah sebuah pekerjaan anak buah itu langsung membawa Zia dan Alena pulang ke rumah Rayhan.

Anak buah Rayhan mengantar dahulu Alena pulang ke rumahnya, setelah mengantar ke hotel kepunyaan Alena anak buah itu langsung membawa Zia pulang.

"Kau jahat Akash, rasakan ini" racau Zia sambil memukul kursi mobil.

Zia di seret masuk kedalam rumah Rayhan, sedangkan Rayhan sudah menunggu Zia di rumahnya.

"Ray buatkan jus lemon untuk Zia" titah Rayhan pada istrinya Raya.

Raya langsung membuatkan jus Lemon untuk Zia, dengan cepat Raya memberikan itu pada Rayhan.

Zia saat ini duduk tepar di sofa rumah Rayhan.

Rayhan memaksa Zia untuk meminum jus Lemon itu walau pun Zia sempat berontak tapi Zia meminum jus itu sampai habis.

Ohekk..

Zia memuntahkan semua isi di dalam perutnya, sampai semuanya keluar dan membuat Zia sedikit membaik tak seperti tadi.

Rayhan saat ini sudah kepalang marah dengan cepat dia membawa air satu ember dan mengguyurkan air satu ember itu tepat di wajah Zia.

Byurr.

"Hahhh" Zia kehabisan nafas karena air itu bahkan matanya terbuka dan menatap pada Rayhan yang sedang marah di hadapannya.

Kepala Zia masih sangat pusing bahkan matanya sangat mengantuk sekarang dan ingin rasanya Zia berbaring di ranjang kamarnya.

Zia bangkit dan langsung menuju kamarnya, dengan langkah yang masih sempoyongan Zia masuk kedalam kamarnya yang berada di lantai dua.

Dengan cepat Rayhan menghubungi orang tuanya yang ada di kampung, dan memberi taukan pada mereka kelakuan Zia yang sekarang sedang mabuk parah.

Rayhan hanya duduk di Sofa itu menunggu Zia sepenuhnya sadar setelah tidur.

Sedangkan Zia dia tertidur pulas di kamarnya karena seharian kecapean.

Karena hari sudah malam Rayhan memutuskan untuk tidur saja sambil menunggu Zia bangun dari tidurnya di pagi hari.

Zia membuka matanya, dia melihat jam yang menggantung di dinding kamarnya tanpa Zia sadari dia sekarang sedang dalam bahaya karena sebentar lagi dia akan mendapatkan amarah dari kakaknya itu.

Kepala Zia masih sedikit pusing bahkan matanya masih merah.

"Ya ampun apa yang terjadi semalaman" gumam Zia.

Zia langsung masuk ke bath room untuk mandi karena sekarang Zia merasa badannya sangat lengket dengan keringat.

Setelah selesai mandi seperti biasa Zia akan turun dari kamarnya dan makan.

Rayhan sudah menunggu Zia di Sofa ruang tamu, bahkan saat ini Rayhan masih sangat marah pada Zia.

Bukan kali ini saja Zia mabuk tapi sudah Zia lakukan hampir empat kali tapi Rayhan baru turun tangan sekarang karena kali ini Zia sudah sangat melewati batasnya.

"Duduklah" ucap Rayhan dingin dan datar.

"Ada apa kak aku sangat lapar" ucap Zia menatap kesal pada kakaknya.

"Kita akan pulang ke kampung sekarang" ucap Rayhan.

"Bukan kah sekarang aku harus kerja" tanya Zia.

"Aku sudah menyerah mengurus mu, aku akan serahkan kau pada mamah dan papah" ucap Rayhan yang langsung pergi menuju kamarnya.

Dengan cepat Zia mencari kakak iparnya itu karena hanya Raya lah yang bisa membantu Zia agar bebas dari amukan Rayhan.

"Kakak ipar" teriak Zia.

Raya pun datang dari arah dapur.

"Ada apa Zia" tanya Raya.

"Kak tolong aku, tolong bujuk kakak supaya tak membawa aku ke kampung, kau akan kesepian jika tak ada aku di sini, ayolah kakak ipar" ucap Zia memohon.

Seperti biasa Raya akan menuruti keinginan Zia adik iparnya itu, Raya masuk ke dalam kamarnya yang di sana ada Rayhan yang sedang menelpon seseorang.

"Pak Ray" ucap Raya.

Rayhan menempelkan tangannya di bibirnya memberikan kode pada Raya agar tak bicara padanya.

"Tapi pak Ray, maaf kan Zia dia tak salah" ucap Raya.

"Ray sampai kapan kau akan di manfaatkan oleh Zia, setiap hukuman yang aku berikan selalu saja aku batalkan karena kau yang meminta, untuk sekarang aku tak bisa" ucap Rayhan ketus.

Raya pun paham, dia keluar dari kamarnya dan kembali lagi pada Zia.

"Bagaimana kakak ipar" tanya Zia.

"Maaf aku gagal, Zia dia sangat marah bahkan dia memarahi aku" ucap Raya.

"Ck seharusnya kakak ipar kau tak menikahi kak Rayhan, tinggalkan saja dia biar dia tau rasanya sakit hati" ucap Zia menggerutu.

"Tapi Zia kau akan pergi, lalu aku bagaimana" tanya Raya.

"Ahh kakak ipar aku sangat sayang padamu, aku tak ingin jauh darimu" ucap Zia.

Begitulah Zia dan Raya jika mereka sedang bersama mereka seperti anak kecil apa lagi usia Raya yang sekarang masih berusia 19 tahun, membuat Zia pun seperti anak kecil karena menyeimbangi kakak iparnya itu.

Zia memeluk kakak iparnya itu karena selama ini kakak iparnya itu yang sudah membantunya dalam segala hal.

Zia mengemas semua pakaiannya, dalam hatinya dia merutuki Rayhan dengan kata kata pedasnya.

"Aku benci kau kak" gerutu Zia.

Sedangkan Rayhan sudah menunggu di mobil bersama dengan Raya istrinya.

"Pak Ray apa sebaiknya kau pikirkan lagi masalah ini, aku takut mamah dan papah akan memarahi Zia dan memberikan hukuman pada Zia" ucap Raya pada suaminya itu.

"Kau mau membela Zia" tanya Rayhan datar.

"Tidak hanya saja aku kasihan melihanya" ucap Raya.

Zia datang kesana sambil menyeret koper yang berisi semua pakaiannya.

Mobil pun melaju meninggalkan rumah mewah Rayhan menuju kampung tempat tinggal papah dan mamah Rayhan.

"Kak maafkan aku, aku janji akan berubah" ucap Zia memohon agar kakaknya itu berubah pikiran.

"Tetap duduk dan diam" ucap Rayhan ketus.

Mereka menempuh perjalanan hampir tiga jam lamanya, akhirnya sampai juga di kampung halaman tempat tinggal orang tua Rayhan dan Zia.

"Kalian datang" ucap seorang wanita paruh baya.

"Ya mah ada hal yang akan aku bicarakan" ucap Rayhan yang langsung masuk kedalam rumah.

Raya menyalami ibu mertuanya itu dan Zia pun mengikuti Raya menyalami mamah kandungnya itu.

Semuanya kumpul di ruang tamu minimalis itu, dan Zia sejak tadi hanya menunduk saja karena takut mendapat hukuman lebih dari kedua orang tuanya.

"Ada apa Ray kau datang kemari, dan Zia kenapa membawa koper sebesar itu" tanya Topan papahnya Zia dan Rayhan.

"Pah, mah aku sudah tak sanggup mengurus Zia aku memulangkan Zia pada kalian, Mah Zia mabuk berat kemarin entah habis berapa botol dia mabuk" ucap Rayhan menjelaskan semuanya pada kedua orang tuanya.

"Apa" pekik kedua orang tua Zia dan Rayhan.

Terlihat oleh Zia kalau Papahnya sekarang sedang memegang dadanya mungkin karena sesak mendengar kabar itu.

"Mas kau baik baik saja" tanya Nita mamahnya Zia pada suaminya itu.

"Aku tak apa".

"Zia mamah tak sangka kau akan melakukan hal itu, siapa yang sudah mengajak mu melakukan itu hah" tanya Nita.

"Alena" ucap Zia yang masih menundukan kepalanya karena takut.

"Mah kita hukum saja Zia, papah sudah cape mendengar setiap kenakalan Zia" ucap Topan.

"Ya pah, apa sebaiknya Zia kita masukan saja ke pesantren agar dia bisa menuntut ilmu agama yang baik" ucap Nita.

"Ide bagus mah" ucap Topan.

"Pesantren" ucap Zia tak percaya.

Bahkan Zia tak tau apa itu pesantren?, setelah sepakat Rayhan dan Raya pun pulang ke kota, dan dengan cepat Nita dan Topan membawa Zia ke pesantren yang berjarak 1 km dari rumahnya itu.

Nita memberikan Zia baju gamis dan kerudung, agar penampilan Zia tak terlalu minim tetapi pada dasarnya Zia memang tak tau kehidupan di pesantren dia pun malah lebih banyak membawa rok span dan gaunnya ke sana.

Nita, Topan, dan Zia berjalan selama hampir setengah satu jam menuju pesantren itu, karena bagi Nita dan Topan sudah biasa kalau harus berjalan dari rumahnya ke pesantren.

"Mah apa masih lama" tanya Zia.

"Itu di depan sampai" ucap Nita yang sekaran masih sangat marah karena ulah putrinya itu.

"Kenapa mamah malah membawa aku ke pesantren, kenapa gak bawa aku ke Mall saja" batin Zia.

Bersambung...

**Cerita ini hanyalah fiksi, ini di buat atas dasar pemikiran dan halusinasi Author.

Tak menginggung pihak mana pun, namun jika ada kesamaan dalam alur, nama dan latar tempat. Author mohon maaf sebesar besarnya.

Terima kasih pada kalian yang sudah mampir ke Novel ini, Author mengucapkan..

... Terima kasih sebesar besarnya...

Bijaklah dalam membaca..

Selamat membaca**...

Terpopuler

Comments

vheindie19

vheindie19

Semoga Zia bisa berubah sikapnya setelah masuk pesantren, tapi kasian juga Raya pasti merasa sepi karena nggak ada teman ngobrol dirumahnya

2023-05-02

0

Sari Fatur

Sari Fatur

smangt thor

2023-03-23

0

maulana ya_manna

maulana ya_manna

mampir thor

2023-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 Aziya untuk Ustadz bab 1
2 Bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 Bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 Bab 68
69 bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 bab 72
73 Bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 Bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95
96 bab 96
97 bab 97
98 bab 98
99 bab 99
100 bab 100
101 bab 101
102 bab 102
103 bab 103
104 bab 104
105 bab 105
106 bab 106
107 bab 107
108 bab 108
109 bab 109
110 bab 110
111 bab 111
112 bab 112
113 bab 113
114 bab 114
115 bab 115
116 bab 116
117 bab 117
118 bab 118
119 bab 119
120 bab 120
121 bab 121
122 bab 122
123 bab 123
124 bab 124
125 bab 125
126 bab 126
127 bab 127
128 bab 128
129 bab 129
130 bab 130
131 bab 131
132 bab 132
133 bab 133
134 bab 134
135 bab 135
136 bab 136
137 bab 137
138 bab 138
139 bab 139
140 bab 140
141 bab 141
142 bab 142
143 bab 143
144 bab 144
145 bab 145
146 bab 146
147 bab 147
148 bab 148
149 bab 149
150 bab 150
151 bab 151
152 bab 152
153 bab 153
154 bab 154
155 bab 155
156 bab 156
157 bab 157
158 bab 158
159 bab 159
160 bab 160
161 bab 161
162 bab 162
163 bab 163
164 bab 164
165 bab 165
166 bab 166
167 bab 167
168 bab 168
169 bab 169
170 bab 170
171 bab 171
172 bab 172
173 pengumuman
174 promosi Novel Rena
175 promosi Novel Makmum kedua
176 Novel Baru
177 Promosi Novel baru
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Aziya untuk Ustadz bab 1
2
Bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
Bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
Bab 68
69
bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
bab 72
73
Bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
Bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95
96
bab 96
97
bab 97
98
bab 98
99
bab 99
100
bab 100
101
bab 101
102
bab 102
103
bab 103
104
bab 104
105
bab 105
106
bab 106
107
bab 107
108
bab 108
109
bab 109
110
bab 110
111
bab 111
112
bab 112
113
bab 113
114
bab 114
115
bab 115
116
bab 116
117
bab 117
118
bab 118
119
bab 119
120
bab 120
121
bab 121
122
bab 122
123
bab 123
124
bab 124
125
bab 125
126
bab 126
127
bab 127
128
bab 128
129
bab 129
130
bab 130
131
bab 131
132
bab 132
133
bab 133
134
bab 134
135
bab 135
136
bab 136
137
bab 137
138
bab 138
139
bab 139
140
bab 140
141
bab 141
142
bab 142
143
bab 143
144
bab 144
145
bab 145
146
bab 146
147
bab 147
148
bab 148
149
bab 149
150
bab 150
151
bab 151
152
bab 152
153
bab 153
154
bab 154
155
bab 155
156
bab 156
157
bab 157
158
bab 158
159
bab 159
160
bab 160
161
bab 161
162
bab 162
163
bab 163
164
bab 164
165
bab 165
166
bab 166
167
bab 167
168
bab 168
169
bab 169
170
bab 170
171
bab 171
172
bab 172
173
pengumuman
174
promosi Novel Rena
175
promosi Novel Makmum kedua
176
Novel Baru
177
Promosi Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!