Suka Jeruk mateng? itu biasa, suka Mangga mateng? itu juga biasa, tapi kalau suka sama Duku Mateng gimana? biasa tidak? oh tentu saja tidak!
Duren memang keren
Tapi Duku lebih menantang
Duku Mateng yang satu ini beda dari yang lain, tidak percaya? buktikan saja sendiri.
Squel dari OPERATOR HATI BARATA jadi aku sarankan untuk membaca itu dulu ya guys biar nyambung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
C*uk Dilantik
Berliana tersenyum tertahan saat mengetahui kalau orang itu adalah Radja, sedangkan Radja pria itu mengusap pundaknya kikuk.
Keduanya saling diam, setelah memesan makanan yang sama, bahkan saking gugupnya Berliana terus saja menghentak kecil, sepatu kets nya kelantai. Sedangkan Radja, dia memilih untuk mengetuk ngetukan jari jari besarnya dimeja.
"Pesanannya!" seru si pelayan kedai.
"Ah iya!"
"Iya!"
Ucapan keduanya kembali bersamaan, si pelayan pun sedikit mengulum senyumannya, saat melihat kedua pembelinya kompak.
"Terimakasih kakak, selamat menikmati dan semoga kembali."
Pelayan itu menyerahkan makanan, yang di pesan oleh Radja dan Berliana. Makanan yang sama dan saat memesan pun mereka bersamaan.
"Pak Radja datang sendiri?" Berliana memberanikan diri untuk bertanya, dia tidak boleh pasif. Kalau ingin berjuang bukannya harus aktif, jangan terus menunggu. Karena kalau terlalu menanti, dan tidak mau mengejar, nanti ujung ujungnya didahului orang lain.
"Enggak, saya bersama Ibu, Lora dan Ambar." Radja berbicara seadanya, pria itu terlihat menatap ke sana kemari untuk menemukan Ibu, Adik dan putrinya.
"Wah, Lora ikut?" Entah kenapa, saat Radja mengatakan kalau si cantik Lora ikut, Berliana ingin sekali menemui balita cantik itu.
"Hm iya, saya menuruti saran yang pernah saya dengar dari seseorang, agar saya bisa meluangkan waktu untuk membawa Lora keluar rumah." Radja tersenyum tipis pada Berliana yang tengah menatap kearahnya.
"Oh syukurlah kalau Pak Radja, mau mendengarkan saran dari orang itu." Berliana membalas senyuman tipis Radja, dengan senyuman lebar nan manis miliknya. Senyuman yang membuat Radja semalaman gundah gulana karenanya, dan kini dia kembali bisa melihat senyuman itu secara langsung.
'Astaga senyuman itu, aku yakin besok pagi aku akan telat kekantor.' bisikan hati Radja terdengar sangat frustasi.
"Pak Radja?" Berliana memanggil Radja yang tengah termenung disebelahnya.
"I-iya Queen?" Mulut Radja secara spontan memanggil Berliana dengan panggilan Queen.
Kini giliran Berliana yang mematung ditempatnya, rasanya saat ini dia ingin bernyanyi ala India. Radja pun menghentikan langkahnya saat tidak melihat Berliana berjalan didekatnya.
Pria itu mengrenyitkan dahi, saat melihat Berliana mematung ditempatnya dengan senyuman lebar, yang menghiasi kedua sudut bibir tipisnya. Bahkan wanita itu tidak berkedip sama sekali dibuatnya.
'Queen? dia memanggil ku Queen? oh my King, kau benar benar sudah meluluh lantahkan hatiku.' Jeritan hati Berliana tidak bisa dia kendalikan lagi saat ini.
"Hei, kamu baik baik saja?" Sentuhan tangan seseorang di pundaknya, membuat kesadaran Berliana kembali. Acara guling guling serta bernyanyi ala India, di alam bawah sadarnya, buyar seketika saat Radja menyentuhnya.
"Ah, a-aku baik baik aja, ayo Lora pasti sudah menunggu Pak Radja sekarang." Berliana dibuat salah tingkah oleh tingkahnya sendiri.
"Panggil saja Radja, tidak perlu menggunakan Bapak. Ya walaupun saya memang sudah menjadi Bapak, tapi kalau manggilnya Radja saja, terlihat akrab bukan." Langkah Berliana kembali terhenti, wanita cantik itu membalikan kembali tubuhnya.
"Radja," Berliana gugup untuk memanggil nama duda gondrong pujaannya itu. Apa ini namanya gayung bersambut, c*uk dilantik pucuk di cinta ulam pun tiba.
"Ya, panggil Radja saja." Berliana semakin meleleh layaknya lilin terbakar, saat Radja kembali menampilkan senyumannya.
'Jangankan cuma manggil Radja, panggil sayang, baby, sweety, honey sampai hubby pun aku rela.' Senyuman Berliana kembali mengembang, ini awal yang bagus bukan. Setidaknya secara perlahan mereka dekat dan saling mengenal satu sama lain.
"Ayo! temanmu pasti sudah menunggu Queen." Lanjut Radja.
Oh Tuhan, tolong berikan sayap dipunggung Berliana sekarang, agar dia dapat terbang kelangit ketujuh, saat ini juga. Ini terlalu indah untuk dilupakan, dan akan selalu membuatnya melayang tinggi.
**HOLLA MET PAGI EPRIBADEH
JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN HADIAH DAN FAVORITNYA
KOMEN DI SETIAP PARAGRAF YANG SERU YA, KALAU TIDAK BISA BERARTI NOVELTOOMU BELUM UPDATE
SILAHKAN UPDATE DULU
SEE YOU NEXT PART MUUUAAACCHH**