Ketidaksengajaan nya bertemu seorang pria di sebuah pesta danca membuat nya terpaksa mengakui pria itu sebagai pacarnya, padahal dia tidak mengenal sama sekali pria tersebut.
Hingga dia dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa pria yang dia sewa sebagai pacar semalamnya adalah Presdir diperusahaan tempatnya bekerja........
Aluna Agung Santoso, usia 25 tahun. Cantik. Periang. Somplak. Lucu dan ceroboh dia harus terikat hubungan dengan Presdir nya sendiri.
Alvaro Radiana Putra Zein, Pria matang berusia 30 tahun. Dia Presdir diperusahaan milik keluarga nya sendiri. Dia pria dingin tak tersentuh. Tak pernah tersenyum. Terkesan cuek dan sombong. Pertemuannya dengan seorang gadis mengubah segalanya, dia menjadi pria yang bucin tingkat dewa.
Bagaimana kah kisah mereka?
Yuk simak.
Ini sekedar hiburan jadi mohon bijak dalam menanggapi bacaan.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacarku Presdir-23
Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Mira, Yura, Yandi, Bayu dan Rayyan sudah berkumpul dirumah Aluna. Sesuai dengan rencana mereka untuk datang ke acara ulang tahun Ayah Mira.
"Silahkan duduk dulu. Aluna nya masih dikamar". Ujar Kanti sambil meletakkan beberapa gelas minuman.
"Makasih Tante". Ujar mereka semua.
"Makasih Bunda". Senyum Rayyan ramah.
"Maklumin aja ya. Aluna emang suka gitu, hehe". Ucap Kanti sangat tidak nyaman. Teman-teman nya sudah menunggu lama.
"Gak apa-apa Tan. Udah biasa". Jawab Yura setengah kesal.
"Hai semua".
Aluna datang dengan mengandeng tangan Bryan dan Bara.
Mereka semua melonggo melihat penampilan Aluna saat ini. Aluna benar-benar cantik dengan gaun sederhana yang melekat ditubuh nya.
Rayyan bahkan tak berkedip sama sekali. Aluna semakin hari semakin cantik saja dan membuatnya tak bisa berpaling dari gadis itu.
"Sorry nunggu lama. Tadi kasih mereka makan dulu". Ujar Aluna.
Kanti menggeleng kepala gemes melihat putri bungsunya itu.
"Ya udah kamu berangkat gihhh". Suruh Kanti.
"Iya Bunda. Bilang sama Ayah dan Kak Arya". Aluna menyalimi Kanti diikuti oleh yang lainnya.
Mereka berenam masuk kedalam mobil Rayyan yang memiliki kapasitas lebih besar dari yang lainnya.
"Kamu cantik bangettt". Puji Rayyan sambil menyetir.
"Hehhe, Kakak kemana aja selama ini. Kok baru sadar kalau aku cantik?". Celetuk Aluna sambil memperbaiki poni depannya.
Yura, Mira, Yandi dan Bayu menggeleng dengan gemes nya melihat kepedean Aluna.
Rayyan hanya tersenyum gemes saja. Dia tidak peduli jika Aluna sudah memiliki kekasih. Selama janur kuning belum melengkung maka Rayyan akan terus maju dan merebut hati Aluna.
Sampai disebuah hotel mewah. Keenam pasangan itu langsung turun.
"Pelan-pelan Na". Rayyan membuka pintu untuk Aluna.
"Makasih Kak". Senyum Aluna.
"Ayo". Ajak Mira.
Mira dan Yandi berjalan paling depan sambil bergandengan tangan. Yura dan Bayu mengekor dari belakang, dengan tangan Yura yang memeluk lengan Bayu sementara tangan Bayu melingkar di pinggang kekasihnya itu.
Rayyan dan Aluna paling belakang. Jika yang lain bergandengan tangan maka Rayyan dan Aluna malah asyik mengobrol diselingi dengan tawa lucu.
"Mira".
"Papi". Mira langsung menyalimi Ayahnya
"Selamat ulang tahun Om". Yandi ikut menyalimi Ayah Mira.
"Selamat ulang tahun Om". Diikuti oleh Yura dan Bayu.
"Selamat ulang tahun Om". Rayyan juga ikut.
"Selamat ulang tahun Papi". Senyum Aluna. Dia sudah menganggap Ayah Mira sebagai Ayahnya sendiri.
"Terima kasih ya. Kalian udah mau datang. Ayo silahkan dinikmati". Ujar Namsin, Ayah Mira
"Iya Om".
Acara berlangsung cukup meriah. Ayah Mira merupakan pengusaha kaya juga. Jadi banyak rekan bisnis yang ikut berdatangan. Ikut memberi selamat kepada pria paruh baya yang telah bertambah umurnya itu.
Rayyan, Aluna, Yura, Yandi, Mira dan Bayu duduk di meja VVIP. Sambil menikmati cemilan yang disediakan.
Seketika suasana jadi riuh, ketika kedatangan seorang pemuda tampan yang begitu mencolok.
"Lun". Yura menyenggol lengan Aluna.
"Apaan sihh Yur?? Gue lagi asyik makan nihhh". Protes Aluna.
"Coba elu liat sono". Yura memutar kepala Aluna untuk melihat siapa yang diriuhkan oleh orang-orang.
Otomatis Aluna menoleh. Dikuti oleh Rayyan.
Wajah Aluna langsung berubah
"Astaga, kenapa manusia yang satu itu ada disini sihhh. Dia gak boleh liat gueee. Bisa berabe urusannya". Batin Aluna berusaha menutup wajahnya dengan tangan
Rayyan juga berubah menjadi dingin ketika melihat siapa yang datang. Dia langsung mengalihkan pandangannya pada Aluna. Dia yakin jika Aluna pun tak ingin melihat pria itu.
"Udah lanjut makan aja". Ujar Aluna berusaha menutupi kegugupannya.
Alvaro tersenyum licik, saat melihat gadis penyewa itu juga datang ke acara ulang tahun rekannya.
"Sonny".
"Iya Tuan?". Sahut Sonny
"Panggil gadis penyewa itu menemui aku di meja VVIP". Tintah Alvaro berjalan menuju meja VVIP menemui rekan bisnisnya.
"Baik Tuan".
Sonny menghampiri meja Aluna. Tampak Aluna berusaha menutupi wajahnya supaya tidak terlihat.
"Ibu Aluna". Sontak Aluna langsung menoleh.
"Anda siapa?". Tanya Rayyan dingin.
"Maaf Bu. Saya diperintahkan Tuan untuk menjemput anda dan menemuinya di meja VVIP". Jelas Sonny tanpa memperdulikan tatapan Rayyan dan yang lainnya.
"Ada apa ya Pak? Ini kan bukan lagi jam kerja?". Tanya Aluna heran.
"Silahkan temui Tuan Bu, mungkin Tuan ingin Ibu menemani Tuan". Sahut Sonny sopan.
Aluna mengendus kesal. Pasti Supir Taksi Online itu sengaja ingin mengacaukan suasana hatinya.
"Iya". Aluna berdiri "Kak Ray, Bang Yuyu, Bang Yayan, Yuyur, Mimir. Guee kesana dulu ya". Pamit Aluna.
"Perlu ditemani?". Tawar Rayyan sambil berdiri.
"Gak usah Kak. Kakak disini aja. Aku bisa sendiri". Sahut Aluna tersenyum. Rayyan mengangguk paham. Namun hatinya sedikit sakit, dan dia berusaha kuat.
Aluna berjalan dengan dikuti oleh Sonny. Mulut gadis itu komat-kamit kesal. Jika saja bukan Presdir nya sudah pasti Aluna akan mengajak Alvaro baku hantam. Benar-benar menyebalkan, pikir Aluna.
"Sayang". Alvaro langsung berdiri menyambut Aluna.
"Haiiii". Sumpah demi apapun Aluna benar-benar canggung. Dan ini lagi jantungnya, kenapa juga harus deg-degan, benar-benar tidak bisa diajak kerja sama.
Alvaro langsung melingkarkan tangannya di pinggang Aluna dengan posesif. Seolah tak ingin melepaskan gadis itu.
"Ohhh ya kenalin. Ini Aluna, calon istri saya". Alvaro memperkenalkan Aluna pada rekan bisnis nya.
Mata Aluna membulat saat mendengar ucapan Alvaro. Begitu juga dengan Sonny yang menatap tak percaya.
"Pak....".
"Ayo sayang perkenalkan dirimu. Mereka rekan Bisnisku". Alvaro mengedipkan matanya jahil senang menggoda gadis penyewa itu.
"Wahhh calon istri Pak Al sangat cantik yaa, gemes, lucu lagi. Beruntung sekali Pak Al bisa dapetin Ibu Aluna". Ujar salah satu temannya.
"Iya. Bikin kita iri aja". Sahut yang lainnya.
Alvaro tersenyum bangga mendnegar pujian teman-teman nya. Sedangkan Aluna sudah merasa tak nyaman apalagi tangan Alvaro yang masih memeluk pinggang nya benar-benar membuat jantung Aluna tidak bisa diajak kerjasama.
"Ayo sayang duduk". Alvaro menarik kursi untuk Aluna.
"Thanks". Aku. tersenyum canggung. Namun tetap menurut.
"Ibu Aluna bekerja sebagai apa?". Tanya salah satu teman Alvaro.
"Saya staff biasa Pak". Sahut Aluna apa adanya. Alvaro tersenyum mendengar kejujuran Aluna..
"Ohhh begitu". Tanggap teman Alvaro.
Aluna benar-benar menyesal dalam hidupnya pernah menjadikan Alvaro pacar sewaan nya. Sedangkan Alvaro tersenyum penuh kemenangan. Dia tidak akan melepaskan gadis penyewa itu. Dia akan mengikat Aluna agar menjadi miliknya selamanya. Salah Aluna sendiri yang menyewanya sebagai pacar satu malamnya.
Mata Rayyan terus tertuju pada Aluna yang duduk tidak jauh dari mereka. Tangan pria itu terkepal sangat kuat, dia menjadi semakin panas saat Alvaro memeluk pinggang Aluna dengan begitu agresif. Ingin rasanya Rayyan menarik Aluna dna membawanya pulang. Namun apa hak nya???
Bersambung.......