"Bukan kah diaa.....si gadis Hello Kitty?" Batin Rey, memperhatikan Alice dengan gerak mata saja.
“Waah! Mulai ribut nih!!” Seru Alice dalam hati.
“Harus cari tempat yang PEWE untuk nonton.” Batinnya sambil melemparkan pandangannya ke segala arah di dalam ruangan itu,mencari kursi yang dapat ia gunakan untuk nonton. Karena tidak mungkin dia nonton di area sofa secara semua para pemain sedang berada disana.
“Nah itu dia!” Seru Alice saat melihat kursi nganggur di depan meja kerja Rey. Alice berpikir untuk menarik kursi itu di pojokan untuk nontonin perang besar para wanita pemuja Reyfaldi Arthur. Mana tahu ini bisa menjadi inspirasi untuk novel nya di NovelToon.
“Seru nih!!!” gumam nya sambil pelan-pelan berjalan menuju kursi yang dia tuju di tengah kegaduhan itu, persis seperti seorang maling.
Alice masih tidak tahu kalau Rey tengah memperhatikan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak UPe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#24
Anis meraih handphone itu sambil menatap pada Alice. Tidak ada prasangka apapun..Sebab dia merasa telah membentengi diri nya dari hal-hal yang bisa membuat nya cemburu.
Awalnya semua baik-baik saja. Namun saat video itu mulai memutar semua adegan di dalam video itu, wajah Anis mulai berubah. Tangan nya mulai gemetar dan dada nya terlihat naik turun menahan emosi yang meluap-luap di dalam sana.
“Dari mana lo dapatin video ini Lice?" Tanya Anis dengan suara yang tercekat.
" Ini pasti editan seseorang yang tidak suka dengan hubungan gue dan Bram kan?” Anis masih saja mencoba menyangkal bukti yang tertera jelas dan nyata di depannya.
Alice menyentuh tangan Anis yang gemetaran memegang handphone itu lalu berkata ..
“Nis, video itu gue sendiri yang mengambilnya. Itu bukan editan seseorang. Gue mengambil ini secara live sewaktu mereka memperagakan setiap adegan itu langsung di depan mata gue. Dan karena ini juga akhirnya gue di pecat dari perusahan itu oleh wanita itu Nis.” Jawab Alice, sambil menatap ke dalam mata Anis yang sudah mulai berair.
Alice ingin melihat, apakah di mata yang dipenuhi oleh air mata itu, terselip kepercayaan Anis pada dirinya yang notabene adalah sahabat yang selalu bersama nya selama ini.
Atau malah sebalik nya. Anis malah jadi membenci Alice dan memilih percaya pada Bram si laki-laki brengsek itu.
Alice masih harap-harap cemas menunggu apa yang akan Anis katakan.
Tapi sudah beberapa menit, Anis masih tidak berkata apapun. Tangannya menggenggam erat handphone Alice.
Mungkin hati Anis masih terasa sangat sakit saat ini.
Selain itu, Anis pasti saat ini bingung. Entah siapa yang harus dipercayai.
Sahabat nya kah? Atau kekasih nya?
Dua orang ini sama-sama merupakan orang sangat berpengaruh dalam kehidupan Anis.
Alice. Anis sudah mengenal nya semenjak SMA. Mereka sempat tinggal di lingkungan yang sama sewaktu di desa.
Saat itu, orang tua Anis masih merupakan orang kaya yang tinggal di desa. Mereka sempat terpisah sebentar karena orang tua Anis memutuskan untuk pindah ke kota demi mengembangkan usaha mereka.
Namun saat kuliah, mereka kembali berjumpa dan akhirnya tiga tahun belakangan ini semenjak ibu nya Alice meninggal, Alice dan Anis tinggal bersama di rumah Anis.
Rasa nya tidak ada sifat Alice yang Anis tidak ketahui. Bahkan rahasia terdalam Alice pun Anis tahu. Dan Anis lah satu-satu nya orang yang tahu.
Sedang Bram adalah pria yang Anis kencani selama enam bulan ini secara resmi.
Hubungan mereka tidak disetujui oleh orang tua Anis dan kakak-kakak Anis. Dengan alasan pria ini sangat terkenal playboy nya. Suka gonta ganti pacar. Dan gaya pacarannya pun tidak sehat. Ada banyak bukti dan saksi betapa brengseknya pria ini.
Hanya saja pria ini selalu berkata pada Anis bahwa Anis lah pelabuhan terakhir nya.
Anis lah satu-satu nya wanita yang telah berhasil membuat nya sadar bahwa apa yang telah ia lakukan selama ini salah.
Anis lah satu-satu nya alasannya berubah.
Anis yang kompas penunjuk arah kebenaran bagi nya.
Dan hanya dengan bersama Anis, dia bisa belajar hidup menjadi seorang pria yang bertanggung jawab.
Semua ucapannya tadi dia bukti kan dengan menjalani pacaran sehat bersama Anis.
Tidak pernah sekali pun Bram berbuat sesuatu diluar batas wajar berpacaran. Hanya pegangan tangan dan membelai kepala Anis saat mereka berdua. Tidak lebih.
“Anis, lo tahu apa yang paling gue takutkan ketika gue memutuskan untuk memperlihatkan video ini ke elo?” Ujar Alice yang sudah tidak sabar menunggu Anis buka mulut.
karena dia melihat kesedihan yg dalem dari anaknnya, penghianatan dan kematian cucu nya yg tragis
dia ga mau cucu nya ngalamin lagi... karenanya sakitnya sakit bgt.
mungkin caranya salah
tapi salah satu dia ngelindungi cucu nya
tapi dia lupa,,kepala walaupun semua warnanya hitam tapi ttp kan isi pasti beda beda
yg pasti kak upe lah yg menang
apa si yg gak buat kamu 🤣🤣
tidur doank
hei..kata nenek ku
tidur bareng itu ga bahaya,yg bahaya kl ga tidur di tempat tidur🤣🤣
konsep..itu
cuman sebuah konsep sandiwara cinta 🤣
wkwkwkwk
kan ga salah sentuh disitu🤣🤣
repot cari jaminan sosial nya
kecuali babang itu yg mau jaminin,sekalian masa depan kita
eaaaaa, 🤣😘