Dinda Ayudia meida(Dinda),dua bersaudara berasal dari keluarga sederhana,ayahnya seorang PNS dan ibunya seorang ibu rumah tangga tapi cukup untuk mendidik kedua anaknya.
lalu apa yang membuat Dinda tersisihkan?
hai ini cerita pertamaku semoga kalian suka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mie Atah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
Susana pondok selalu ramai tidak ada kata sepi ,selesai sholat ashar kegiatan santri terus berlanjut mengaji sampai jam sepuluh malam.
selesai kajian yang terakhir semua santri kembali ke kamarnya masing-masing,begitupun teman sekamar Dinda.
Dinda absen malam ini karena harus menemani liha yang tidak bisa ikut kajian disebabkan kejadian tadi siang🤭
Kalau malam tiba suasana pondok akan berubah derastis sepi dan dingin apalagi semua santri harus berangkat mengaji otomatis hanya segelintir orang yang ada di kamar dan sudah pasti horor.
Tapi sekarang sudah ramai kembali ada yang tertawa ngakak ada yang cerita dan masih banyak lagi.
sebagian santri sudah ada yang menuju jeding untuk melakukan ritual malam.
Begitupun Dinda dan liha,dengan perlahan Dinda memapah liha,walaupun liha bilang sudah tak terlalu sakit tapi tetap saja harus di dampingi.
"udah teh lepas aja aku udah bisa jalan kok" ucap liha sambil melepaskan kan tanganku yang memapahnya.
"beneran..??? Awas oleng loh "
"hais..gak tenang aja aku pelan-pelan sambil pegangan dinding" jawabnya meyakinkan Dinda.
Sesampainya dijeding terlihat ramai tapi tidak mengantri seperti pagi tadi karena ini malam dan santai tidak terburu-buru apalagi aliran airnya besar dengan kobak yang besar memanjang.
Dinda melakukan hal yang biasanya di lakukan sebelum tidur menyikat gigi,buang air kecil terakhir di tutup dengan berwudhu,selesai.
"udah"tanya Dinda saat melihat lihat yang mengusap wajahnya membaca doa setelah berwudhu.
"udah,,yuk" ajak liha
"eh teh tar malem temenin aku ya kalau mau ke jeding"
" ia nanti ditemenin biasanya juga aku gitu minta temenin kamu"jawab Dinda
****************************
suasana mulai sepi karena sebagian santri sudah ada yang terbuai mimpi,dikamar Dinda pun begitu sudah ada sebagian teman sekamarnya yang sudah tidur adapula yang baru menggelar kasur.
"yuhuuuu akhirnya nempel juga ni badan ke kasur" salah satu teman Dinda yang bernama zizah berceloteh ria
"ia nih tadi siang gak sempet tidur "ujar Refa
"emang kenapa gak tidur" tanyaku
" ngafalin nadzoman imriti teh,kan hari ini ada ujian lisan,aku belum terlalu hafal"
"owalah,terus gimana tadi ujiannya lancar..?" tanyaku lagi
"Alhamdulillah lumayan lancar walaupun ada beberapa bait yang diingetin ustadzah,dag dig dug banget aku,cuma gak ngompol aja tadi sangkin geroginya"
"hihihi emang ustadzah Zulaikha itu bikin gerogi ya walaupun gak ngomong apa-apa cuma diem aja tapi udah bisa buat kita sport jantung" ujar zizah
"sampe ada salah satu santri pas awal setoran sama ustadzah Zulaikha dia lupa semua hafalannya sangking geroginya,padahal dia udah ngafalin,setiap hari dia bawa tu nadzoman imriti,eh pas maju blas gak inget satupun dan yang lebih kasiannya lagi dia nangis di depan ustadzah zulaikha"
"ia padahal ustadzah Zulaikha itu gak galak cuma tegas aja" terang ku "yaudah lah hayu tidur nanti malah kesiangan,dihukum lagi sama ustadzah keliling"
Susana gedung santri putri mulai senyap hening yang terdengar hanyalah suara gesekan daun yang tertiup angin.
Jam menunjukan pukul 00:30 dini hari.
Sak sek sak sek suara selimut yang digerakan tidak beraturan
"aduuhhh" liha memgang perut bagian bawahnya "pengen pipis lagi"
"teh bangun teh anter ke jeding Yo"liha menggoyang goyangkan bahu Dinda
Dinda bergumam" emmm"
"melek teh melek"lanjut lihat "hayu udah gak tahan ni"
"yu"dengan mata yang belum terbuka sempurna Dinda menyibakkan selimutnya
Dengan tergesa gesa liha berlari menuju jeding
Liha menengok ke belakang"teh hayu barengan aku gak mau nyampe duluan"
"ia"dinda pun ikut berlari mensejajarkan dirinya dengan liha
********************************
Dengan menarik nafas "hu legaaaa"
"udah"tanya Dinda
"udah teh yu"
"beneran gak mau BAB"tanya Dinda lagi memastikan
"gak kayanya"jawab liha meyakinkan
baru beberapa langkah
Pet
Mati listrik
otomatis gerakan Dinda dan liha berhenti mereka saling lirik.
Liha berbicara sambil berbisik
"teh gak bawa lilin ya"
"ya enggak lah tadi kan kita buru-buru"
"yaudah kita pelan pelan aja jalannya"ajak liha
Mereka berjalan sambil mengendap ngendap beruntung sekali malam ini rembulan bersinar terang jadi waktu mereka melewati tempat jemuran santri putri tidak terlalu gelap,ya jeding dan bangunan santri putri terpisah terhalang dengan tempat jemuran santri putri.
Bisa dibayangkan banyak baju-baju yang sengaja tidak di angkat bahkan ada yang jatuh,tersampir sembarangan dengan berbagai warna.
"bau melati"ujar Dinda
"ish yang bener teh jangan nakut nakutin"bisik liha
Tuk tuk suara langkah yang perlahan berjalan ke arah mereka
Teh
Ha
ucap mereka dengan bersamaan.
Saling lirik
mereka merasa ketakutan dengan saling berpegangan tangan,tapi tetap melanjutkan langkah agar cepat sampai kekamar.
Tepat di bawah tangga.
Tuk
Ada yang mengetuk kepala Dinda
AAAAAAAAAA AAAA
Mereka berlari terbirit birit
Setaaaaaaannnn
Juriiiiiiiiiggggg
Jebruk
Prak
ALLAAHUAKBAR
Laaillaahillaah
Liha berkomat Kamit melafalkan doa,bahkan tanpa sadar dia membaca doa makan🤭
Mereka telungkup berdua di dipinggir kamar salah satu santri,dipinggir setiap kamar ada rak yang terbuat dari kayu,biasanya untuk menaruh sandal penghuni kamar.
Semua sandal berhamburan mengenai punggung mereka.
Mba
Suara itu terdengar menggema di setiap ruangan yang senyap sepi.
"Ya allaah demit demit"ujar Dinda sambil menggosokkan kedua tangannya
Bau melati semakin tercium mereka merasakan bulu kuduk semakin berdiri terdengar gesekan langkah di atas lantai,semakin mendekat terasa semakin dingin.
Tap
Ada yang menyentuh bahuku 😳
aku menoleh kebelakang tubuh besar tinggi hitam dan berbau melati.
AAAAAAAAAA
Aku menjerit se jadi jadinya
"mba istighfar ini saya ustadzah Ulfa"
"ustadzah"kaget ku
Pyar
Suasana jadi terang benderang jelas sudah wajah ustadzah Ulfa dan bukan hanya itu hampir semua santri keluar dari kamar masing-masing untuk melihat apa yang terjadi.
seketika pecah suara tawa santri putri yang melihat keadaan kami.
bagaimana tidak aku terjatuh dalam keadaan terlungkup,aku agak jauh dari rak sepatu sedangkan liha menungging, kepalanya masuk kedalam kolong rak dan semua sepatu berhamburan menimpah kami.
"kenapa kalian ini ada-ada aja"ujar ustadzah "ayo bangun ,itu loh liha kepalanya apa gak sakit,baru aja tadi siang jatuh ini udah kena musibah lagi "
Aku hanya bisa meringis antara sakit dan malu,tapi lebih ke malu sih kayanya.
Ku tengok liha sudah tak karuan rambut berantakan kaos kaki ada di atas kepalanya.
Dia bangun meringis kesakitan.
Bwuaaaaaaa
Pecah sudah tangis liha
Aku membantu membangunkan liha merapihkan kaus kaki dan sepatu yang berserakan.
"ustadzah he"kutunjukan deretan gigiku nyengir tidak karuan
"sudah sudah yang lain masuk istirahat kembali"titah ustadzah Ulfa
Tidak perlu di komando dua kali semua santri tertib masuk kambali kedalam kamarnya masing masing.
"yaudah sana kalian berdua juga kembali ke kamar istirahat,liha jangan lupa di periksa kepalanya takut ada yang luka"titah ustadzah Ulfa kepada kami
Aku dan liha kembali ke kamar tanpa drama lagi,kembali aku meringis melihat ke adaan liha,lutunya kembali memar.
Ku papah kembali liha jalannya semakin tertatih dan aku yakin pasti kepalanya pusing karena terbentur.
Kenapa ustadzah Ulfa yang keliling bukan ustadzah mona.
Karena kalau malam di waktu para santri istirahat pasti ustadzah Ulfa keliling untuk memeriksa apakah ada anak yang melanggar peraturan dengan membawa handphone kedalam pesantren.
Pernah suatu ketika ada santri putri yang kedapatan membawa HP, menyembunyikan wajahnya di bawah bantal agar tidak ada yang melihatnya,tapi tetap saja ustadzah Ulfa tau sebab cahaya dari hp memantulkan cahaya nya ke wajah santri tersebut.
Alamat deh dia di hukum.
Catat ya:dimanapun kita berada sudah pasti ada aturan yang harus kita patuhi bukan hanya di pesantren tapi dimana pun.
🥱🥱bab yang ini lumayan panjang ya semoga kalian tidak bosan.....
Selamat membacaa
Liha:Thor kenapa aku apes Mulu sih
othor:terima aja nasib kamu liha
Liha:👊👊👊