NovelToon NovelToon
Jodoh Masa Kecil

Jodoh Masa Kecil

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Dosen / Perjodohan / Patahhati / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:299.8k
Nilai: 5
Nama Author: N. Mudhayati

Gendhis... Gadis manis yang tinggal di perkampungan puncak Sumbing itu terjerat cinta karena tradisi perjodohan dini. Perjodohan itu disepakati oleh keluarga mereka saat usianya delapan bulan dalam kandungan ibunya.
Gadis yang terlahir dari keluarga sederhana itu, dijodohkan dengan Lintang, anak dari keluarga kaya yang tersohor karena kedermawanannya
Saat usia mereka menginjak dewasa, muncullah benih cinta di antara keduanya. Namun sayang, ketika benih itu sudah mulai mekar ternyata Lintang yang sejak kecil bermimpi dan berhasil menjadi seorang TNI itu menghianati cintanya. Gendhis harus merelakan Lintang menikahi wanita lain yang ternyata sudah mengandung buah cintanya dengan Lintang
Seperti apakah perjuangan cinta Gendhis dalam menemukan cinta sejatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Mudhayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selamat Datang Kak Gala

Gendhis ahirnya bisa bernafas dengan lega. Setelah menunjukkan rekaman video sisi TV di ruang perpus dan menjelaskan kesalahan fahaman itu, ahirnya hubungannya dengan Lintang bisa kembali membaik.

*****

Waktu berjalan sangat cepat, tanpa terasa satu tahun sudah berlalu. Tinggal satu tahun lagi Gendhis belajar di SMA. Sekarang ia bisa sedikit lebih tenang, karna Trio Centil itu akan berhenti mengusik hari-harinya.

Hanya Riko yang terlihat kurang bahagia. Meski dia lulus dengan nilai tertinggi dan bisa masuk ke perguruan tinggi manapun yang ia suka, namun untuk meninggalkan sekolah itu dia merasa berat. Apa lagi yang membuat Riko tak bersemangat, selain ia harus jauh dari Gendhis. Meski Gendhis tak pernah sekalipun menganggap dirinya lebih dari sekedar teman, namun hatinya sudah sulit berpindah tempat.

Sore itu, Riko tengah melamun di teras belakang rumah, sambil menatap gemercik air hujan yang menetes dari atap rumah.

"Di sini rupanya... adik kesayangan Kakak. Ngelamun... pantesan kakak cariin di kamar nggak ada..." Ucap Gala... Kakak laki-laki Riko satu-satunya.

Riko terkejut melihat kakak kesayangannya itu sudah berdiri di depan pintu sambil melipat tangannya. Seketika Riko memeluk tubuh kakaknya itu. Sudah hampir setahun mereka tak bertemu, semenjak Gala libur kuliah S2 nya tahun lalu di luar negeri.

"Kak Gala... kapan dateng? Kakak kok nggak ngasih kabar mau pulang Magelang. Kalau tahu kan aku bisa jemput di bandara, Kak... " Ucap Riko sambil memeluk erat tubuh kakaknya yang kekar itu.

"Ya kan surprise... masa surprise kok ngomong-ngomong." Kata Gala tak kalah bahagianya bertemu dengan adik kesayangannya. Keduanya pun ahirnya masuk ke ruang tengah dan mengobrol panjang lebar.

"Papa sama Mama belum pulang ya?" Tanya Gala.

"Yaaah... baru juga jam satu, Kak. Paling cepet, habis magrib nanti mereka pulang." Kata Riko.

Gala hanya tersenyum, dia seolah paham kalau kedua orang tuanya super sibuk. Tapi ya mau gimana lagi, tugas mereka sebagai wakil rakyat memang kadang harus mengorbankan waktu bersama keluarganya. Bahkan hari ini Gala pulang dari luar negeri tak satupun dari mereka yang tahu.

"Mulai hari ini... adik kakak satu-satunya ini nggak akan kesepian lagi." Ucapan Gala membuat wajah Riko sumringah.

"Maksud Kakak? Sekarang Kak Gala mau tinggal di Magelang?" Riko bertanya penuh semangat.

"Iya... tentu! Kakak kan udah selesai kuliah. Sudah daftar jadi dosen di Untidar, Alhamdulillah... kakak diterima. Dan mulai sekarang... adik kakak ini nggak akan kesepian lagi." Gala menyampaikan kabar berita itu pada Riko.

"Serius, Kak...?" Riko memastikan.

Gala menganggukkan kepala.

"Syukur laaah... Riko sekarang nggak kesepian lagi." Berita itu disambut dengan gembira oleh Riko.

"Kamu sendiri gimana? Jadi melanjutkan kuliah kemana?" Tanya Gala.

"Itulah yang membuat Riko bingung, Kak... Riko masih belum tahu ngelanjutin kemana." Jawab Riko.

"Kenapa bingung? Kemarin Kakak tanya jawabnya masih bulat pengen ke STAN? Apa... sekarang udah rubah fikiran?" Tanya Gala.

Riko hanya tersenyum, Namun Gala seolah tahu apa yang tengah dirasakan adik kesayangannya itu.

"Heeemmm... Kakak tahu sekarang, apa yang membuat Riko galau... pasti karena adik kelas yang itu... siapa? Si Manis kah?" Goda Gala.

"Kakak tahu aja..." Jawab Riko.

Manis adalah sebutan untuk Gendhis yang sering Riko ucapkan pada Kakaknya. Gendhis Manis Ayunindya.

"Jelas lah... Kakak tahu. Apa lagi yang bisa bikin adik Kakak ini galau kalau bukan Si Manis itu..." Kata Gala.

"Emang... dia belum buka hatinya juga ya buat kamu?" Gala lanjut bertanya.

"Belum Kak... padahal segala cara udah Riko tempuh, tapi nggak berhasil juga. Emang cewek satu ini lain daripada yang lain Kak... belum pernah Riko ngejar-ngejar cewek sesulit ini." Riko menggeleng-gelengkan kepalanya.

Gala tersenyum. Ia yakin selera adiknya ini cukup bagus kali ini.

"Kak... dia itu masih jadi tunangan orang..." Lanjut Riko.

"Haaa???" Gala terkejut seketika.

"Ya ampun Riko... kamu itu terlalu keren buat ngejar-ngejar cewek yang udah bertunangan. Apa... nggak ada yang lain, yang masih single gitu maksud Kakak." Gala coba memberi pengertian.

"Tapi cewek ini lain Kak. Dan aku yakin, di Magelang cewek seperti ini nggak ada duanya." Riko meyakinkan kakaknya.

"Emangnya... cowok dari mana sih, yang berani bersaing sama Riko? Adik Kak Gala yang paling keren se antero jagad raya ini?" Goda Gala.

"Kak Gala... udah deh bercandanya... tunangannya itu seorang taruna Akmil, sekarang tingkat II di Akmil Magelang Kak..." Jelas Riko.

Gala menepuk jidatnya sendiri dengan tangan kanannya sambil berkata.

"Ohhhh... pantas saja kamu kalah saingan." Kata Gala tanpa memperdulikan perasaan adiknya yang tengah melotot ke arahnya.

"Ups... maaf, Kakak salah ngomong ya? Bukan gitu maksud Kakak..."

"Menurut Kakak, kamu mesti tunjukkan pada Manis, kalau kamu juga baik untuk dia. Buktikan kalau kamu juga punya masa depan cerah yang bisa kamu banggain di hadapan dia juga orang tuanya. Kalau kamu sekarang kuliah dengan sungguh-sungguh, kamu pasti bisa lebih baik dari tunangannya. Jadi... kalau saran Kakak, STAN adalah tempat yang tepat buat kamu wujudkan impian kamu." Lanjut Gala memberi nasehat pada adiknya.

"Iya juga ya... Kakak bener banget. Cuma masalahnya, mereka sudah dijodohkan sejak kecil, saat usia Manis masih delapan bulan dalam kandungan ibunya, dan laki-laki itu baru berumur dua tahun. Apa mungkin yaaa, bisa semudah itu meyakinkan dia?" Kata Riko.

"Apa??? Emang di zaman sekarang ini masih ada perjodohan kayak itu?" Di antara semua penjelasan Riko, inilah yang paling memengejutkan Gala.

"Ya ada lah... buktinya mereka..." Jawab Riko.

Gala tak henti-hentinya menggelengkan kepalanya. Ternyata masih ada perjodohan masa kecil. Apalagi dia terbiasa hidup di luar negeri semenjak ngambil kuliah S1 nya dulu, jadi hampir tidak pernah mendengar kata perjodohan apa lagi di usia sekecil itu. Dan anehnya lagi, kok bisa mereka bertahan sejauh ini. Belum usai dengan rasa herannya itu, berapa jam kemudian, terdengar suara mobil berhenti di halaman rumah mereka. Gala dan Riko tengah bersiap menyambut orang tua mereka yang baru pulang bekerja.

Saat orang tua mereka membuka pintu tiba-tiba...

"Surprise..." Gala dan Riko menyambut sambil mencium tangan kedua orang tuanya.

"Masya Allah... Gala?" Pak Hari dan Bu Fina terkejut melihat putra sulungnya sudah pulang dari luar negeri.

"Kapan datang, Nak? Kok kamu nggak kasih kabar Mama sih kalau mau pulang? Mama sama Papa kan bisa pulang awal... Riko juga nggak kasih tau Mama." Ucap Bu Fina sambil memeluk erat tubuh anaknya yang tingginya sudah jauh melebihinya.

"Gimana mau kasih tau Mama, Riko aja nggak tahu Kak Gala mau pulang." Kata Riko.

"Jadi beneran nggak ada yang tau ini? Berarti nggak ada yang jemput di Bandara ya? " Pak Hari ikutan bertanya.

"Nggak papa kok Pa. Gala tadi naik taksi. Lagian Jogja ke Magelang kan nggak jauh." Ucap Gala seolah tak ingin merepotkan keluarganya.

Setelah selesai membersihkan diri dan ganti pakaian, mereka pun menuju meja makan untuk makan malam bersama sambil mengobrol.

"Jadi gimana? Balik ke Singapore lagi?" Tanya Pak Hari pada Gala.

"Papa ini gimana sih... anak baru pulang udah ditanya mau berangkat lagi." Cegah Bu Fina

"Loh... biasanya kan gitu, nggak betah di rumah. Belum juga hilang kangennya adik sama ibu, udah buru-buru berangkat lagi, alasan ini lah... itu lah..." Kata Pak Hari.

Gala hanya tersenyum seolah membenarkan perkataan ayahnya.

"Nggak Pa, Ma... Gala udah ikut tes seleksi dosen di Untidar, Alhamdulillah... Gala diterima. Dan mulai bulan ini, Gala udah bisa ngajar di sana. Jadi... Papa nggak perlu khawatir Gala bolak balik Singapore lagi." Jawab Gala sambil menyantap makanan yang selalu ia rindukan ketika di negeri orang.

"Oh yaaa? Alhamdulillah... ahirnya kita sekarang bisa kumpul bersama lagi." Bu Fina bahagia mendengar kabar berita itu.

"Pa... Bukan Mas Gala, tapi Riko sekarang yang gantian nggak betah di rumah." Kata Si Bungsu.

"Emangnya kamu mau kemana? Bukannya biasanya paling betah di rumah?" Tanya Bu Fina.

"Bukannya paling betah, Ma... tapi terpaksa. Habisnya Riko selalu ditinggal sendirian cuma sama Mbok Darmi aja." Riko merajuk.

"Iya... iya... kami kan kerja buat kalian juga, Sayang..." Ucapan Bu Fina menghibur.

"Ma... Riko jadi mau ngelanjutin kuliah di STAN." Kata Gala.

"Oh ya? Jawaban itu yang paling Mama tunggu dari kemarin. Tiap kali ditanya masih galau melulu, sekarang lihat Pa... baru berapa menit ketemu kakaknya, udah langsung ngasih keputusan." Bu Fina bahagia mendengar keputusan yang diambil Riko.

"Nah... gitu dong... itu baru namanya anak Papa... kalian berdua adalah kebanggaan Papa dan Mama. Papa harap, anak-anak Papa akan selalu rukun seperti sekarang. Bahkan sampai Mama dan Papa tua nanti. " Pak Hari pun turut berbahagia.

"Papa ini... jangan buru-buru tua dulu dong... Mama kan belum ketemu calon menantu kita. Iya kan Ga? Ngomong-ngomong, kapan Gala ajak calon menantu Mama ke rumah?" Bu Fina memang sudah tak sabar menunggu lebih lama lagi untuk melihat Gala bersanding di pelaminan. Tapi seperti biasa, Gala selalu mengalihkan perhatian saat ditanya soal teman dekatnya.

"Ah... Mama ini... buru-buru aja. Gala kan baru pulang, Ma... masih pengen berkarir dulu." Jawab Gala.

Bu Fina menghela nafas panjang. Dia tak bisa terlalu memaksakan keinginan putranya. Entah sudah berapa gadis yang harus patah hati karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Bu Fina juga sering menunjukkan foto gadis-gadis cantik dan mapan, mulai dari teman anggota dewan, hingga teman di grup sosialita nya, tapi tak ada satupun yang berhasil menarik hati putranya. Ahirnya ya sudah... Bu Fina hanya bisa pasrah menunggu gadis dari mana yang kelak akan bisa menggetarkan hatinya.

*****

1
Nur Mashitoh
Riko cocoknya jd sahabat
Hairun Nisa
Kalau Lintang n Arnold masih Taruna, berarti Gaby yg sudah jadi Dokter... usianya jauh lebih tua donk ya?
Gandis juga baru lulus SMA kok bisa langsung jadi guru?
Nur Mashitoh
Tah jodohmu yg nolongin Dhis
Nur Mashitoh
kasihan Gendhis..beruntunglah nanti yg dpt jodoh Gendhis
Nur Mashitoh
Gala jodohnya Gendhis nih..sama² hatinya suci
Nur Mashitoh
pantaslah klo Lintang ga berjodoh dgn Gendhis yg sholeha karna Lintang punya sisi liar yg terpendam
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Ruzita Ismail
Luar biasa
⚘Senja
alur critanya mirip sinetron india "Anandi". ini menurutku ya kakak.
Afida Punya Hayat
bagus, ceritanya menarik
Sandisalbiah
penyesalan itu emang dari dulu selalu gak patuh dgn peraturan krn dia selalu datang terlambat dan sayangnya sampe sekarang gak ada yg bisa menegurnya buat sadar... hadehh.. lintang.. terima nasib aja deh...
Sandisalbiah
nah lo... sakit gak tuh... kamu yg menabur angin lintang, maka kamu yg akan menuai baday... tinggal nunggu karma buat si geby...
Sandisalbiah
karma mulai mereyap mendekat kehidupan lintang.. hemmm... selamat menikmati.... hubungan yg diawali dgn yg salah dan kebohongan juga hanya berlandaskan nafsu yaaa.. endingnya begini... rumah tangganya kacau...
Sandisalbiah
simalakama gini mah....
Sandisalbiah
nah.. makan yg kenyang hasil karya mu lintang... biar warga tau semua kebobrok kan mu... enak aja mau ngikat Ghendis, gak rela Ghendis diambil cowok aini... situ waras.... dasar kang selingkuh...
Sandisalbiah
thor.. enaknya si lintang ini kita ceburin ke kawah merapi yuk... udah egois, songong pula... pengen tak pites itu org...
N. Mudhayati: 😆😆😆 setuju bangeeet kakak.... 👍👍
total 1 replies
Sandisalbiah
pengecut berkedok pahlawan bertopeng kamu Lintang.. banci yg berkaris atas dukungan Lintang tp kamu bagai kacang lupa akan kulinya... jd gak sabar pengen lihat karma apa yg akan kamu terima karena tega menyakiti gadis yg tulus seperti Ghendis
Sandisalbiah
gak gampang buat nyembuhin luka hati pak dosen... se enggak nya perlu waktu dan kesabaran... semangat pak Gala... obatin dulu luka hati Ghendis baru rengkuh hatinya...
enokaxis_
bagus
Noer Anisa Noerma
lanjuuutttttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!