NovelToon NovelToon
Wanita Idaman Ketua Mafia

Wanita Idaman Ketua Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: MJ.Rrn

Elang Langit Perkasa, sifat yang dimiliki Elang sangat sesuai dengan namanya. Bebas, kuat dan juga pantang terkalahkan. Dan yang membuatnya semakin brutal karena terlahir di keluarga Mafia.
Dari sekian banyak wanita yang mendekatinya, hanya seseorang yang bisa mencuri hati Elang, Raysa Putri Ayu. Wanita yang dia temui di waktu yang salah, wanita yang menyelamatkan nyawanya. Tapi untuk mendapatkan Raysa tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan ekstra dan juga air mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MJ.Rrn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekuatiran orang tua Raysa.

“Ray, CCTVnya sudah terpasang.” Seru Lestari begitu Raysa masuk kedalam rumah.

“Iya ma.” Balas Raysa.

“Iya, ada beberapa titik. Diluar juga, didalam juga.” 

“Di dalam untuk apa ma? Kenapa tidak di luar saja?” Tanya Raysa penasaran.

“Tidak apa-apa sayang, perasaan mama jadi tenang.” Jawab Lestari, Raysa membalas dengan senyuman dan mendudukan tubuhnya di sofa di dekat sang mana.

“Ma, papa masih marah sama Ray?” Tanya Raysa, Lestari tersenyum tipis meraih tangan Raysa dan menggenggamnya.

“Tadi setelah kamu pergi, papa Angga menghubungi papa. Mereka meminta maaf atas semua yang terjadi, mereka membatalkan pernikahan kalian karena Angga harus bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan. Mereka kembali sore ini ke Semarang. Tapi papa kepikiran dengan perkataan Angga tentang pria yang saat ini dekat dengan kamu, apa dia pria yang sama waktu kamu sekolah dulu Ray? Mama lupa-lupa ingat, tapi namanya sama.” Jawab Lestari yang juga bertanya di akhir perkataannya, Raysa menganggukkan kepala.

“Iya ma, dia yang waktu itu mengantarkan Ray. Setelah 10 tahun akhirnya kami bertemu lagi dan semakin dekat.” Jawab Raysa jujur.

“Berarti ingatan mama masih baik, tapi apa benar dia seorang Mafia Ray. Mama ngeri mendengarnya.” Tanya Lestari lagi.

“Ray juga tidak paham dengan pekerjaannya ma, Seperti apa pekerjaan seorang mafia itu Ray tidak paham. Tapi diluar itu semua, ternyata rumah sakit tempat Ray bekerja sekarang adalah milik keluarganya. Jadi bisa dikatakan kalau bisnis atau pekerjaan yang mereka miliki dua sisi berbeda, bisnis hitam dan juga putih.” Jawab Raysa menjelaskan.

“Mama jadi bingung, tapi mama mencemaskanmu Ray. Mama takut kalau kedekatan kamu dengan dia malah membahayakan kamu, kamu anak kami satu-satunya. Mama tidak siap kehilangan kamu.” Ucap Lestari lirih, Raysa tersenyum tipis memeluk sang mama.

“Mama tenang saja, hubungan aku dan Elang tidak go public ma. Mungkin tujuan Elang untuk melindungi Ray.” Balas Raysa menenangkan hati sang mama.

“Tapi sebaiknya kamu pikirkan lagi Ray, hidup kamu tidak akan tenang nak. Kamu tidak bisa menjalani hidup seperti kebanyakan orang, tidak bebas.” Ujar Lestari melepaskan pelukan Raysa dan menatap dalam mata anaknya.

“Baik ma, Raysa pasti akan memikirkan perkataan mama.” Balas Raysa tersenyum menganggukkan kepalanya, Raysa mengikuti perkataan sang mama biar mamanya itu tidak terus mencemaskan dirinya.

Setelah bicara dengan sang mama, Raysa segera ke kamarnya. Sesampai di dalam kamar, Raysa tidak langsung membersihkan diri, wanita itu mendudukan tubuh di ranjang dan kembali menghubungi nomor Elang.

Zonk, nomor Elang masih tidak aktif, wajah Raysa berubah cemas dan sedih.

“Astaga kakak, kamu dimana? Aku takut kak.” Gumam Raysa dengan mata berkaca-kaca, pikiran buruk melintas di dalam otaknya.

…..

Tepat jam 12 malam, Elang dan semua anggotanya telah sampai di kawasan jembatan pati. Elang mencari tempat sembunyi yang aman, biar tidak diketahui oleh anggota Deriek. 

Elang mengepalkan tangan melihat ke arah jembatan, ternyata anggota Deriek sangat banyak disana dan menguasai tempat itu. Elang juga melihat beberapa orang yang akan melintasi tapi mereka berbalik arah karena takut akan membahayakan mereka.

Elang segera memasang jaketnya dan juga topi untuk menyamarkan diri, pria itu segera turun dari mobil dan mencegat seorang pengendara yang berbalik arah.

“Pak, kenapa anda tidak jadi melewati jembatan itu?” Tanya Elang.

“Bahaya pak, sebaiknya jangan. Ada segerombolan pria di sana, mereka kejam. Mereka menggunakan senjata tajam, kalau kita tidak menuruti permintaan mereka, maka mereka tidak segan-segan menyakiti dan mengambil kendaraan kita. Semalam adik saya jadi korban mereka pak, sekarang sedang dirawat dirumah sakit. Dua jari adik saya putus karena mencoba melawan, kepala adik saya juga robek. Untung masih selamat, walau motor dia juga dirampas.” Jawab pria itu menjelaskan, terlihat kesedihan di matanya.

“Adik anda di rawat dimana pak?” 

“Di rumah sakit Perkasa tuan.” Jawab pria itu, Elang menganggukkan kepala.

Elang mengambil secarik kertas dan menuliskan sesuatu di sana, setelah itu dia memberikan kepada pria itu.

“Berikan kertas ini kepada pihak rumah sakit, katakan anda mendapatkannya dari Elang Perkasa.” Ucap Elang, wajah pria itu langsung berubah senang.

“Baik tuan, saya segera kesana. Terima kasih ya tuan.” 

“Baiklah, sekarang anda pergilah, hati-hati.” Balas Elang, pria itu menganggukkan kepala dan segera melaju pergi.

Heru mendatangi Elang, pria itu membisikkan Sesuatu di telinga Elang, Elang menganggukkan kepalanya paham. 

Elang dan Heru mulai bergerak, kedua pria itu berjalan dengan santai mendatangi mereka. Sedangkan anggota Elang sudah bersiap di bawah jembatan, mereka memanjat jembatan dan bersembunyi di sana.

“Kalian berdua, berhenti.” Teriak salah satu dari mereka, Elang dan Heru menghentikan langkahnya. Elang dan Heru sengaja menurunkan topi untuk menutupi wajah mereka.

“Kami mau ke seberang.” Balas Heru, semua anggota Deriek tertawa mengejek.

“Kalian pikir bisa dengan mudah melewati kami, bayar dulu.” Ucap pria itu lagi, dia berdiri tepat di antara Elang dan Heru.

“Kami tidak punya apa-apa, kamu bisa lihat sendirikan kalau kami jalan kaki.” Balas Heru, para pria itu saling bertatapan dan beberapa orang mengeliling mereka berdua memperhatikan pakaian yang dipakai oleh Elang dan Heru.

“Kalian pikir kami bodoh, pakaian kalian saja bagus dan mahal. Jadi kami tidak percaya, sebaiknya kalian menuruti permintaan kami kalau sayang dengan nyawa kalian. Mana dompet dan ponsel kalian.” Ucap pria yang lain mengulurkan tangannya, Elang dan Heru mengepalkan kedua tangan geram.

“Kenapa kalian melakukan ini, apa bos kalian telah jatuh miskin? Jadi kalian mencari uang dengan cara seperti ini?” Tanya Elang santai tapi berhasil memancing amarah mereka.

“Jangan hina bos kami, tapi tunggu dulu. Siapa kalian, kenapa kalian mengetahui kalau ada bos di belakang kami?” Tanya pria itu menyadari perkataan Elang.

Elang dan Heru membuka topi mereka dan memperlihatkan wajah mereka, semua anggota Deriek terkejut melihatnya.

“Brengxxxx, serang.” Perintah pria yang berdiri didepan Elang setelah menyadari siapa pria di depan mereka.

Baku hantam tidak lagi bisa terelakkan, anggota Elang juga muncul dari bawah jembatan. Jumlah mereka sama banyak, pertempuran malam ini terlihat imbang.

Satu persatu anggota Deriek di lumpuhkan oleh Elang dan juga Anggotanya, Elang pun perlahan memundurkan langkah, bukan untuk menyelamatkan diri tapi membiarkan semua anggotanya yang mengambil alih.

Dor…sebuah tembakan terdengar memecah kesunyian, salah satu anggota Deriek melepaskan tembakan ke arah Elang. Elang memiringkan tubuhnya menghindari, tapi sedikit terlambat dan peluru itu menyayat lengan Elang. Elang menatap geram, segera mengeluarkan senjatanya dan membalas tembakan pria itu tepat di kepalanya.

Satu persatu anggota Deriek memutuskan untuk mundur setelah melihat teman mereka terkapar tidak bernyawa, mereka memilih untuk menyelamatkan diri.

“Tuan, anda baik-baik saja. Maaf saya terlambat menyelamatkan anda.” Ucap Heru merasa bersalah begitu melihat lengan Elang berdarah, Elang tersenyum menepuk bahu Heru.

“Kamu ini, bersihkan tempat ini dan kamu antarkan mayxx itu ke keluarganya. Berikan juga kompensasi yang layak, mereka hanya korban kekejaman Deriek.” Perintah Elang, Heru menganggukkan kepalanya.

Elang segera membalikkan badan pergi, walau luka di lengannya cukup dalam tapi dia tidak merasakan apa-apa. Elang sudah biasa terluka, baginya pria itu, dia lebih baik terluka daripada anggotanya sendiri.

Bersambung

1
Reni Anjarwani
lanjut
Reni Syafrika
bagus....
MJ.Rrn: keren reni lah level 6, brrarti lah lamo gabung di siko
total 1 replies
Reni Anjarwani
doubel up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!