NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Pendekar

Kembalinya Sang Pendekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Pusaka Ajaib
Popularitas:262k
Nilai: 4.6
Nama Author: biru merah

Seorang pendekar tua membawa salah satu dari Lima Harta Suci sebuah benda yang kekuatannya bisa mengubah langit dan bumi.

Dikejar oleh puluhan pendekar dari sekte-sekte sesat yang mengincar harta itu, ia memilih bertarung demi mencegah benda suci itu jatuh ke tangan yang salah.

Pertarungan berlangsung tiga hari tiga malam. Darah tumpah, nyawa melayang, dan pada akhirnya sang pendekar pun gugur.

Namun saat dunia mengira kisahnya telah berakhir, seberkas cahaya emas, menembus tubuhnya yang tak bernyawa dan membawanya kembali ke masa lalu ke tubuhnya yang masih muda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon biru merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 19. Kota Batu Bara

Dua orang itu terpaku kaku, mata mereka membelalak melihat rekan mereka roboh dengan satu serangan Lin Yan. Tubuh temannya masih terbaring tak bergerak di atas tanah, darahnya merembes membasahi rerumputan.

Mereka tidak menyangka bocah kecil yang kelihatannya masih belia itu mampu membunuh dengan begitu mudah.

"Mustahil... dia hanya anak-anak," gumam salah satu dari mereka dengan suara gemetar.

"Di pinggiran kerajaan... seharusnya tak ada pendekar kuat. Paling tinggi pun tingkat pemula..." ucap yang satunya lagi, masih tak percaya dengan kenyataan yang ada di depan mata.

Orang yang tewas pun hingga akhir hayatnya masih memelototi Lin Yan dengan mata tak percaya. Bahkan dalam detik terakhirnya, ia tak pernah membayangkan akan mati di tangan bocah seperti ini. Dunia ini memang kejam—dan lebih kejam lagi bila seseorang meremehkan musuhnya.

Kedua orang yang tersisa masih berdiri mematung. Lin Yan tak ingin memberi mereka waktu berpikir. Dengan sigap, ia melesat ke depan, pedang di tangannya mengarah ke salah satu dari mereka.

Salah satu dari dua orang itu refleks melompat mundur, sementara yang lainnya menghindar ke samping. Pedang Lin Yan nyaris menyayat tangan salah satunya, namun hanya menggores sedikit.

"Meleset, ya..." ucap Lin Yan ringan, tapi tatapannya tajam dan penuh tekanan.

"Keparat!" geram salah satu dari mereka, wajahnya berubah merah padam karena malu dan marah.

Keduanya langsung menyerang serempak. Salah satu menerjang dari depan, satunya lagi melompat dari belakang. Gerakan mereka terlatih, menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar pendekar murahan.

Lin Yan mencengkeram gagang pedangnya lebih erat. Tubuhnya bersiap, napasnya tenang. Saat kedua musuh datang dari dua arah, ia melompat ke samping, menghindari serangan pertama, lalu berputar memutar arah tubuhnya.

"Teknik Pedang Air," bisiknya pelan.

Gerakannya tiba-tiba menjadi sangat sulit di prediksi . Tubuhnya seolah mengalir seperti aliran air, membuat kedua pendekar yang menyerangnya merasa seperti sedang menebas bayangan. Serangan mereka tidak mengenai sasaran dan malah membuat mereka saling membentur arah.

"Tsk! Anak ini lincah sekali!" seru salah satu pendekar itu, kesal.

Pertarungan terus berlanjut. Serangan demi serangan saling bersahutan, bunyi dentingan senjata memenuhi udara. Lin Yan memang sendirian, tapi langkah kakinya mantap. Ia tak banyak membuang gerakan dan selalu menjaga jarak yang pas.

Kedua pendekar itu semakin kesulitan, peluh mulai membasahi pelipis mereka.

"Sial... bocah ini seperti tidak kehabisan tenaga!" maki pendekar yang lebih tua.

"Kalau terus seperti ini, kita yang akan kalah!"

Mereka pun mundur sejenak, saling bertukar pandang, lalu mengangguk. Keduanya menyatukan pedang mereka ke depan dan mulai mengalirkan tenaga dalam ke dalam senjata masing-masing. Pedang mereka memancarkan cahaya samar berwarna merah. Aura panas mulai terasa.

Mereka telah mengorbankan sebagian darah mereka, sebuah teknik terlarang untuk memperkuat diri dalam waktu singkat. Akibatnya, kekuatan mereka melonjak hingga mencapai tingkat pendekar bumi menengah.

Lin Yan mengerutkan kening. Ia tahu kekuatan yang dipaksakan seperti itu tidak akan bertahan lama. Tapi dalam waktu singkat, kedua pendekar itu bisa membunuhnya jika ia lengah.

Ia pun mengeluarkan Pedang Gerhana Matahari dari cincin penyimpanannya. Cahaya emas menyilaukan sekejap membuat kedua pendekar itu terbelalak.

"Itu... cincin penyimpanan?"

"Pedangnya juga aneh! Dari mana bocah ini mendapatkan semua ini?!"

Lin Yan tak menjawab. Ia langsung melesat maju. Dengan Pedang Gerhana Matahari di tangan, ia mengangkat senjata itu tinggi-tinggi.

"Teknik Pedang Penyatu Langit!" serunya.

Gerakan Lin Yan kali ini mengalir seperti air, namun setiap tebasannya membawa kekuatan menghancurkan. Pedang Gerhana Matahari menyemburkan hawa panas, membuat udara di sekitar bergetar.

Pertarungan menjadi sengit. Kedua pendekar itu menggertakkan gigi, berusaha menahan serangan Lin Yan. Tapi mereka tak bisa menyembunyikan ketegangan di mata mereka. Pedang mereka mulai retak. Setiap benturan dengan Pedang Gerhana Matahari meninggalkan luka di senjata mereka.

Crack!

Crack!

Retakan kecil mulai menjalar di sepanjang bilah pedang mereka. Mereka mulai panik.

"Apa-apaan pedang itu... panasnya... dan kekuatannya juga—gila!"

Lin Yan tak memberi mereka waktu berpikir. Ia terus menekan dengan serangan bertubi-tubi. Teknik Pedang Pembalik Surga digunakannya secara penuh, menggabungkan kekuatan tubuhnya dan ketajaman instingnya dari kehidupan sebelumnya.

Crack!

Crashh!!

Akhirnya, pedang salah satu dari mereka patah menjadi dua. Disusul pedang satunya yang retak dan pecah seketika. Kedua pendekar itu memucat. Tanpa berkata apa-apa, mereka langsung berbalik dan mencoba melarikan diri ke arah yang berlawanan.

Lin Yan mengejarnya.

"Teknik Pembelah Langit!" teriaknya sambil meluncurkan satu tebasan horizontal ke arah keduanya.

Tebasan itu melesat seperti kilat, membelah angin dan menghantam tepat di punggung kedua pendekar itu. Tubuh mereka terbelah dua dalam sekejap, darah menyembur deras di udara.

Lin Yan menghela napas berat. Pedangnya menancap di tanah. Rasa sakit dari tubuhnya mulai terasa. Menggunakan Teknik Pembalik Surga dalam waktu lama mulai menunjukkan efeknya. Urat-urat di tubuhnya berdenyut dan otot-ototnya terasa panas.

Ia pun duduk sejenak, menenangkan napas dan mengumpulkan kembali tenaga dalamnya yang sempat terkuras.

Beberapa saat kemudian, ia berdiri dan kembali berjalan.

"Seharusnya kota terdekat tidak jauh lagi," gumamnya.

Benar saja, setelah setengah hari perjalanan, sebuah gerbang kota muncul di kejauhan.

Kota itu bernama Kota Batu Bara.

Namun berbeda dengan kota lain yang ia temui sebelumnya, kota ini tampak sepi. Hanya beberapa orang yang lalu lalang. Aura suram terasa menyelimuti kota.

Lin Yan langsung mencari penginapan. Langit sudah mulai gelap.

"Berapa harga satu malam?" tanyanya singkat.

"Seperkalam, Tuan. Kamar ada di lantai dua," jawab penjaga penginapan ramah.

Lin Yan naik ke atas, masuk ke kamar dan segera merebahkan tubuhnya. Ia tertidur pulas malam itu.

Keesokan paginya, Lin Yan bangun lebih awal. Setelah mandi dan bersiap, ia menuju rumah makan terdekat.

"Satu porsi makan, dan satu botol arak," ucapnya spontan, kebiasaan lamanya sebagai pria dewasa masih menempel.

Pelayan muda yang mencatat pesanannya tersenyum kikuk. "Maaf Tuan... tapi Tuan masih terlalu muda untuk meminum arak."

Lin Yan mengerutkan dahi lalu tertawa kecil. "Benar juga... aku hampir lupa."

"Baiklah, araknya dibatalkan."

Sambil menunggu makanannya datang, telinganya menangkap percakapan dari meja seberang.

"Kau dengar? Beberapa hari lalu tiga pendekar dari kerajaan We datang ke kota ini."

"Ya, aku dengar. Mereka bahkan membunuh seorang warga hanya karena ditabrak di jalan!"

"Tiga orang itu pendekar dari aliran hitam. Tapi entah kenapa mereka hanya menghilang begitu saja... Tak ada yang tahu ke mana mereka pergi."

Lin Yan tersenyum kecil. Ia tahu persis ke mana tiga pendekar itu pergi—ke alam baka.

1
Anna
MC kok gak tampil
angin kelana
brp bab ini kok elangnya gak habis2 di ulang2?
angin kelana
musuhnya berat2 gak ada yg keroco..
Widianto Dalang
awalnya bagus simple g bertele tele. tapi makin lama kok terlalu detail makin bertele tele, banyak bacotannya.
eti hermawati
lan zhi dan lan zhi??
syarif ibrahim
mantap... susun rencana yg matang biar mereka yg beraliran hitam kaget dan mati semua nya.... 💪💪💪👍🏻
Widianto Dalang
makin banyak bacotannya.
Widianto Dalang
terlalu detail
Widianto Dalang
terlalu lama terlalu mendetail
syarif ibrahim
seharusnya lin yan tau... kan sudah pernah ngalamin diwaktu lampau... 🤔🤔🤔🤦‍♂️
angin kelana
apaaaaaa ituuuuuuuuu?
syarif ibrahim
seharusnya kau habis saja anak nya sehingga tak ada duri di kemudian hari... 🤔🙏🏻👍🏻
syarif ibrahim
salah bab ini🤗☺🤗kok ngulang bab sebelum nya🤔🤔🤔👍🏻
Widianto Dalang
KEGAGALAN YG PERCUMA ALIAS PAGEBLUG
syarif ibrahim
anak apa... dia itu sdh tua kali..... 🤭😄😁
G. sulitan
wajahnya pasti jelek ya kwkw
angin kelana
lanjuuuutttkan..
Zul Suro Zul Suro
Maaf ya,Sayang sekali kesilapan n kesalahan tetap tak diperbaiki dan diperbetulkan.
Zul Suro Zul Suro
ALUR cerita yg menarik n TAHNIAH. Pengunaan bahasa yg sederhana n baik. Cu
ma PERLU ADA PERBAIKAN seperti TATABAHASA NAHU EJAAN ISTILAH SISTEM PERKATAAN AYAT FAKTA dlm CERITA KISAH SEJARAH PERISTIWA SUASANA KEADAAN LINGKUNGAN IKLIM WAKTU ANGKA HITUNGAN UKUR SUKAT JARAK TAKARAN SAIZ TEMPOH ... biar JELAS n tak bertentangan (saling KONTRA). Lanjutannya MOGA membaik n sukses./Hey/
juju Banar
kapan updatenya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!