PROSES REVISI TYPO DAN TANDA BACA!!!
Jin Lien adalah seorang Jenderal Muda yang sangat berbakat. Di usianya yang ke-21 tahun, dia telah menyelesaikan banyak misi berbahaya.
Jin Lien dibesarkan oleh Kakeknya yang saat ini telah menjadi pensiunan Militer. Dia sedari kecil telah dididik dengan cara militer hingga membuatnya menjadi Jin Lien yang saat ini. tidak hanya mempelajari Strategi Militer tapi juga mempelajari Ilmu kedokteran. di waktu luangnya dia juga mempelajari cara menjadi pengusaha sukses, puisi, Kaligrafi. karena itulah, Jin Lien tidak memiliki banyak teman, dia hanya bergaul dengan rekan sesama Prajurit.
Suatu hari, dirinya menjalankan misi yang akhirnya merenggut nyawanya, dan hari itu juga dirinya yang tidak pernah tersenyum, untuk pertama kalinya menampakkan senyum manis nan tulus.
..
Saat membuka matanya lagi, Jin Lien tidak berada di tempat yang seharusnya. melainkan di Jaman dan Masa yang berbeda serta di dalam gendongan seorang Pelayan yang menangisi seorang Wanita cantik yang tidak lagi memiliki Napas.
Dia menebak jika dirinya yang sekarang merupakan seorang bayi yang berusia 1 tahun dan memiliki nama yang sama dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Askaori, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AGA 24
Xi Qing dan Gin terbang membawa masing-masing 3 sosok di punggung mereka.
Berada di udara, Jin Lien takjub merasakan terbang bebas. Tidak seperti saat berada di pesawat yang harus berada dalam ruangan, berada di punggung Xi Qing memiliki kepuasan tersendiri.
"Jiejie berapa lama kita terbang?"
"Berdasarkan kecepatan Xi Qing dan Gin, kemungkinan kita akan sampai saat matahari terbit.."
"Baiklah, kalau begitu aku tidur dulu.."
"Hmmp.."
...
Ketika Ye Hong Zhuang memasuki ruang belajarnya, dia melihat selembar kertas di mejanya. Awalnya dia mengernyit karena mejanya sangat rapi, jadi kenapa bisa ada kertas?
Dia mendekat dan mengambil kertas tersebut dan membacanya. Perlahan senyum tipis terbentuk di bibirnya.
"Jadi kalian sudah pergi? Kenapa tidak mengabari aku lebih dulu?"
Dia hanya menghela napas tanpa daya, dia kembali melihat surat yang di tinggalkan Jin Lien hingga pandangannya menangkap tulisan yang sangat kecil di ujung kertas.
Bagi mereka yang tidak teliti, mereka hanya akan mengabaikan tulisan itu. Sekali lagi Ye Hong Zhuang menajamkan penglihatannya dan membaca tulisan yang sangat kecil itu.
Dari ukuran tulisannya tersebut, sudah pasti Jin Lian tidak menggunakan kuas tapi pulpen.
Dia kembali mengernyit saat membaca tulisan kecil itu, terus mengulang beberapa kali layaknya mantra membuat hatinya hangat dan tenang.
Dia terus mengulang kata-kata tersebut di dalam hatinya hingga membuatnya terkekeh pelan.
"Dasar Lien.."
Merobek tulisan kecil tersebut dan memisahkan dari tulisan besar yang mencolok lalu menyimpannya dengan hati-hati..
Melihat malam telah larut, Ye Hong Zhuang akhirnya pergi untuk tidur dengan senyum kecil yang tidak lepas dari bibirnya.
"Semoga kalian baik-baik saja Meimei.."
...
Di Istana Bintang
Mu Ye Ran dan Mu Ye Chen saat ini sedang bermain dengan Jin Shan.
Beberapa kali mereka membuat wajah lucu tapi Jin Shan hanya memasang expresi datar dan acuh tak acuh miliknya.
"Kalian mengira jika aku bayi biasa yang akan tertawa jika orang yang lebih besar membuat lelucon seperti itu.."
Melihat expresi Biaodi mereka, Mu Ye Ran dan Mu Ye Chen tidak tahu harus berexpresi seperti apa.
"Aaarrrrgggg apakah Biaodi seorang bayi atau bukan, kanapa expresinya sangat tidak lucu.." oke, kali ini Mu Ye Ran sangat jengkel membuat lengkungan kecil terbentuk di bibir Jin Shan.
Itu sangat tipis hingga tidak ada yang menyadarinya. Andai saja ada Jin Lien, dia pasti akan mengerti apa yang dikatakan oleh Jin Shan dengan melihat expresi wajah saja.
Di sisi lain di mana para orang tua sedang mengobrol.
"Jadi suami memiliki seorang adik perempuan.."
"Begitulah, aku sangat khawatir terjadi sesuatu padanya. Keluarga di mana aku meninggalkannya tidak memperlakukan dia dengan baik dan dia selalu di siksa.."
"Hmmp, kalau begitu kita harus cepat kembali kedaratan Jiangnan untuk membawanya bersama kita.."
"Jadi kakak ipar, berapa usianya saat ini?"
"Saat aku meninggalkannya, dia masih bayi dan baru saja dilahirkan beberapa jam sebelum penyerangan itu. Meninggalkannya di keluarga asing dan aku dengan usia 15 tahun dengan paksa menerobos ke daratan Jiangnan dan membuat tubuhku menyusut menjadi anak. Beberapa tahun berlalu hingga aku menikah dengan Xue'er tepat saat tubuhku berada di usia 15 tahun. Jadi aku menebak usianya saat ini adalah 19 atau 20 tahun.."
"Jadi seperti itu, tapi akhir-akhir ini dia tidak lagi terlihat lemah seperti beberapa tahun lalu. Dia bahkan bisa mengintimidasi orang-orang itu.."
"Kau benar Xun'er, perilakunya sangat berbeda tapi aku berharap tidak ada dampak negatif untuk tubuhnya.."
...
Paman Jun yang masih nerada di atap kediaman Niu'er tersenyum saat melihat mereka pergi.
"Aku tidak pernah berpikir jika Jenderal Jin masih hidup bahkan istrinya. Begitu mereka bertemu, mereka segera menjadikan Niu'er dan Jin Shan sebagai anak kandung mereka. Sungguh orangtua yang bertanggung jawab.."
Dia menerawang jauh hingga menunjukan senyum lemah.
"Ternyata semua rencana si kecil gagal karena orang tua mereka yang akan turun tangan dan mereka akan segera pergi ke daratan Jiangnan.."
Dia kembali merenung lagi, merenung tentang betapa beruntungnya Jin Lien memiliki Dantian spesial lalu liontin pusaka yang belum di ketahui berapa kuat itu tapi dia bisa melihat jika Jin Lien akan menjadi sosok penting beberapa tahun mendatang.
...
Begitu fajar terbit, Xi Qing dan Gin menderat di luar hutan hujan yang menjadi hutan di mana prajurit berkemah..
Mereka meminta agar kedua binatang kontrak mereka untuk ke bentuk perhiasan mereka.
Niu'er dan Jin Lien beserta 4 penjaga mereka melangkah memasuki hutan hujan.
Suasana lembab dan terkadang binatang kecil tampak melintas di depan mereka.
Bahi Jin Lien suasana hutan seperti ini sudah biasa baginya, dia menghirup udara yang bercampur dengan bau tanah membuatnya merasa Rilex.
Baginya hutan yang menakutkan sangat indah, kau bisa menghirup udara segar di tengah-tengah kota yang telah di jajah oleh polusi. Namun itu dulu, sekarang dunia di mana dia berada sama sekali tidak memiliki polisi yang dihasilkan dari asap kenalpot ataupun asap dari pabrik maupun limbah.
Mereka terus melangkah jauh ke dalam hutan, terkadang mereka bertemu ular yang menggantung di pohon yang mengintai mereka tapi tidak bergerak sedikitpun.
Beberapa hewan kecil juga berlalu lalang, bahkan Jin Lien dapat melihat beberapa kupu-kupu yang terbang.
Jin Lien tersenyum kecil dan mengeluarkan seruling giok dari dalam dimensi Lotus miliknya.
Mengerti maksudnya adiknya, Niu'er tersenyum lembut dan juga bersiap menari.
Jin Lien mulai meniup seruling giok miliknya, suara merdu menyejukkan hati perlahan terdengar. Memasukan sedikit Qi kedalamnya membuat suara seruling itu semakin hidup.
Niu'er mendengarnya dan tersenyum, kakinya dengan pelan mulai bergerak dan perlahan membentuk tarian, Niu'er juga tidak menyadari jika tariannya mengandung Qi spiritual yang membuat setiap jejak kakinya ditumbuhi pohon kecil dengan bunga.
Jin Lien yang memainkan seruling dan Niu'er yang menari dengan Qi mengandung unsur kehidupan membuat suasana di sekitar mereka tampak hidup dan ceria.
Hewan-hewan kecil seperti burung juga ikut bersiul mengiringi alunan indah seruling Jin Lien.
Kupu-kupu terkumpul dan terbang memutari kedua saudari tersebut bahkan beberapa hewan kecil berkumpul menikmati pertunjukan keduanya.
Tanpa keduanya sadari jika sosok pemuda dengan mata emas miliknya menatap kagum pada keduanya terlebih pada Niu'er yang dengan lincahnya menari sembari menumbuhkan tumbuhan baru di setiap jejak yang di tinggalkannya.
Darah Jin Tian yang telah bergabung kedalam darahnya menambah kedekatan setiap tumbuhan dengan Qi yang keluar dari setiap gerakan Niu'er.
Perlahan tanaman merambat membetuk mahkota dengan dominasi bunga-bunga kecil muncul di kepala Jin Lien dan Niu'er.
Keduanya seolah sangat dekat dan akrab dengan alam.
Pemuda yang mengamati mereka menatap tak percaya. Dia bosan terus berada di kediamannya yang hanya akan di ejek dan terus di kucilkan.
Selama kematian adik keempatnya, dia tampak murung. Hanya adik ke-empatnya yang selalu ada untuknya.
Dia hanya secara tidak sengaja datang ke daratan Lijing yang sama sekali tidak memiliki Qi spiritual tapi langkahnya terhenti begitu mendengar suara seruling yang begitu indah dengan energi kehidupan kental.
Dia mencari asal suara tersebut dan betapa terkejutnya dirinya melihat gadis kecil yang memainkan seruling dengan lihai. Pandangannya kemudian beralih pada gadis yang lebih besar yang sedang menari dan seolah memiliki dunianya sendiri.
Pandangannya begitu terpaku pada gadis tersebut yang merupakan Niu'er.
"Cantik.." gumamnya tanpa sadar melihat Niu'er yang terus mengalir bahkan alam meletakan mahkota di kepala keduanya.
Begitu sadar, pemuda itu mengernyit dan memandang kedua gadis itu dengan curiga.
"Bagaimana bisa ada dua gadis Elf di daratan yang miskin Qi spiritual ini?"
Bukan tanpa alasan jika pemuda itu mengira jika Jin Lien dan Niu'er adalah Elf. Hanya Elf saja yang dapat membuat alam begitu hidup hanya dengan mengalirkan Qi elemen kayu mereka.
Hanya Elf yang dapat begitu bersahabat dengan alam dan menjadikan alam sebagai rumah mereka yang sebenarnya.
Mata emasnya terus menatap kedua gadis itu hingga keduanya berhenti dari acara menari dan meniup seruling.
Dia bisa melihat jika kedua gadis tersebut terkejut melihat sekitarnya yang di tumbuhi tanaman baru bahkan di kepala mereka terdapat mahkota bunga.
"Mereka bahkan tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan? Konyol."
Pemuda itu kembali terkejut saat rubah ungu ekor 9 duduk di bahu gadis yang lebih besar yang awalnya hanya membetuk kalung..
"Demonic Beast?" Tidak sembarang orang yang bisa membuat kontrak dengan binatang iblis.
Selain binatang iblis yang memiliki energi gelap, mereka bahkan sangat arogan dan angkuh karena keistimewaan mereka yang dapat mengubah diri mereka kedalam bentuk benda untuk menyamarkan diri jika ada yang ingin menangkap mereka.
Pemuda itu kembali memperhatikan suasana di sekitar kedua gadis itu dan lembu membatin.
"Ya hanya seorang Elf bangsawan dan memiliki hati murni yang dapat membuat alam begitu mencintai mereka, alampun akan membenci mereka yang memiliki hati kotor.."
Jin Lien menatap takjub pada sekitarnya. Awalnya dia terkejut tapi setelah mendengar penuturan dari Lotus kecil, dia akhirnya mengerti.
"Jiejie, ayo lanjutkan perjalanan! Sepertinya ke-empat pengawal kita sudah lapar.." seringai kejam terbentuk di bibir Jin Lien yang tentu membuat pemuda itu kembali terkejut.
"Bagaimana bisa, Elf berhati murni memiliki seringai seperti itu. Bahkan dia masih 3 tahun atau mungkin 4 tahun.."
"Baiklah, kebetulan aku juga sudah tidak sabar ingin menikmati jiwa mereka.."
"Hn.." keduanya kembali berjalan dengan Jiu yang berada di pundak Niu'er.
Setelah lama berjalan, mereka akhirnya mencapai perkemahan prajurit kerajaan Zhou.
Tempat perajurit terebut mendirikan kemah sangat strategis yang bahkan akan sulit di jangkau oleh prajurit dari kerjaan Nancheng.
"Kerajaan Zhou berani sekali menyusupkan prajurit mereka di kerajaan Nancheng.." desisan Jin Lien dapat didengar oleh pemuda yang sedari tadi mengikuti mereka.
"Meimei, kita harus secepatnya menyingkirkan mereka sebagai hadiah perpisahan kita untuk paman Kaisar.."
"Ya Jiejie.."
Pemuda yang senantiasa mengikuti mereka akhirnya mengerti jika tujuan gadis tersebut adalah menyingkirkan pasukan kerajaan musuh dari tanah mereka.
Jin Lien mengeluarkan busur dan anak panah miliknya dari dimensi Lotus. Niu'er juga mengeluarkan busur miliknya dari cincin penyimpanan yang diberikan oleh paman Jun untuknya.
Keduanya melompat ke atas pohon dan mulai membidikan panah mereka kearah prajurit kerajaan Zhou.
Swussshh
3 anak panah Jin Lien mulai melesat ke arah target.
Niu'er juga terus membakar parajurit musuh tanpa berkedip.
"Kalian berempat saatnya makan!" Teriakan Niu'er membuat 4 sosok berpakaian hitam dan salah satunya menggunakan topeng yang menutupi wajah bagian atasnya segera menyerbu sekumpulan parajurit tersebut.
"Serangaaaaaan" suara salah satu prajurit membuat prajurit lainnya waspada.
"Ambil senjata kalian!" Sang jenderal yang memimpin lima ribu prajurit tersebut segera memerintahkan bawahannya untuk mengambil senjata dan bersiap untuk melawan penyerang.
Niu'er menyimpan kembali busurnya dan bergabung dengan Rui dan yang lainnya. Jin Lien juga menyimpan busurnya dan mengambil belati yang merupakan hadiah dari Ye Hong Zhuang.
Dia segera bergabung dalam pertempuran tersebut.
Niu'er dengan kejamnya langsung memakan jiwa prajurit yang jatuh di tangannya.
Jin Lien dengan gerakan lincah dan energi internal yang mendukung qinggongnya membuat dia leluasa mengambil nyawa setiap prajurit
Pertempuran 6 orang dengan 5000 prajurit sangat tidak seimbang tapi pihak yang memegang kendali adalah pihak yang memiliki anggota 6 orang.
Niu'er dengan girang terus menyerap setiap jiwa prajurit dan Jin Lien dengan belati yang bersinar dingin terus membunuh dengan kejam
4 sosok lainnya juga tidak kalah begis dari Niu'er yang terus menyerap jiwa setiap prajurit.
Karena mereka menggunakan Qi di setiap gerakan mereka, maka 5000 prajurit tidak dapat berkutik.
Beberapa jam kemudian hanya tubuh tanpa jiwa dan beberapa memiliki luka di leher mereka tergelatak begitu saja.
Seluruh tubuh Jin Lien di penuhi darah musuhnya dan Niu'er bahkan tidak memiliki sedikitpun noda di pakaiannya.
Jin Lien segera mengalirkan Qi miliknya untuk membersihkan dirinya dari noda darah.
Mata Niu'er yang tadinya berwarna hitam kini berubah menjadi merah darah.
Di pohon tertentu, sosok pemuda tampan dengan mata emas miliknya membeku seolah tak percaya dengan apa yang baru dilihatnya.
Gadis pertama yang menarik minatnya adalah seorang Demon yang dengan riangnya menelan setiap jiwa musuhnya.
Jin Lien dan Niu'er berisitirahatlah sejenak hingga sosok Jin Tian muncul dari jauh.
Penampilan Jin Tian tidak seperti biasanya. Dia masih terlihat tampan tapi telinga miliknya tampak meruncing.
"Puas bersenang-senang?"
"Ayah?" Ujar keduanya kebingungan.
"Hmmp?" Jin Tian terkekeh pelan dan mengacak kepala kedua putrinya itu.
"Ayah adalah seorang Elf dan tentunya kalian juga seorang Elf.."
"Bagaimana bisa?"
"Tentu bisa? Tidak sadarkah kalian saat bermain musik dan menari, kalian bahkan membuat alam mengakui kalian.."
Jin Lien melirik Niu'er tidak mengerti.
"Mahkota di kepala kalian adalah buktinya.."
Keduanya tanpa sadar memegang mahkota bunga di kepala mereka yang tampak tidak tergerak seinci saat mereka bertarung.
"Dengar! Ayah memang seorang Elf tapi ibu kalian adalah manusia. Niu'er adalah keberadaan spesial.."
"Lalu bagaimana caranya kami menggunakan wujud Elf kami?"
"Konsentrasikan dan pikirkan jika kalian adalah seorang Elf.."
Keduanya mulai menutup mata dan berkonsentrasi. Perlahan telinga keduanya meruncing yang merupakan bukti jika mereka seorang Elf.
....
Biaodi: Adik sepupu laki-laki.
selamat membaca, jangan lupa Like' dan komentnya ya.. Vote dan bintang dari kalian juga Aska tunggu
ingin CRAZY UP?
**Aska tunggu hingga like' dari chapter pertama hingga chapter terbaru mencapai 400 lebih.
so jangan lupa tinggalkan jejak ya, jangan jadi pembaca rahasia hehehehe**
ga bosen 👍👍👍
sehat kah? kok lama nggak update perjalanan terakhir
ayo lanjut...
kapan dilanjut perjalanan terakhirnya...
beda dari yang lain