NovelToon NovelToon
Menjadi Selingkuhan Suamiku

Menjadi Selingkuhan Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Petualangan / Tamat
Popularitas:11.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Andreane

18+
Ikatan yang terjalin karena sebuah fitnah, membuat Karenina terpenjara oleh cintanya, hingga ia memutuskan untuk menjadi selingkuhan suaminya sendiri.

Penyamaran yang begitu apik, dan sempurna, sehingga sang suami tidak menyadari kalau ternyata, wanita lain dalam rumah tangganya adalah istri sahnya.


"Kau yang mengurus segala keperluanku, dan saat kau memutuskan untuk pergi, ada ketidak relaan dalam hatiku, namun aku tak bisa mencegahmu.
Hidupku kacau tanpamu, rapuh porak poranda" DANU ABRAHAM BUANA


"Anna Uhibbuka Fillah Lillah..., itu sebabnya aku menjadi orang bodoh, bertahan hampir dua tahun untuk mengabdikan diriku pada suami yang tidak pernah membalas cintaku" KARENINA LARASATI ARIFIN

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 24

Sudah dua hari ini istri mang tomo bekerja sebagai ART di rumah Danu. Teh Wati akan menyiapkan segala keperluan Danu selama bekerja dengannya. Memasak, cuci setrika dan beberes rumah.

Hari ini sang ART sudah memasak beberapa lauk dan sayur. Seperti biasa, setelah menyiapkan sarapan untuk majikannya, teh wati ijin sebentar untuk mengantar anaknya ke sekolah. Danu pun mengijinkannya. Yang terpenting apa yang sudah menjadi tugasnya bisa di selesaikan dengan baik sesuai tugasnya sebagai ART.

Suasana sangat hening menyelimuti acara sarapan Danu pagi ini, pikirannya selalu tertuju pada Nina.

Sementara Nesa, Sudah tidak ada lagi cinta untuknya di hati Danu, yang ada hanyalah kebencian. Jangankan untuk memikirkannya, mengingatnya saja rasanya muak.

Sesampainya di kantor, Danu mendengar suara printer yang berbunyi nyaring di samping meja kerja sekertarisnya. Rara baru saja print out laporan stock periode on hand dari sistem. Yang nantinya akan di serahkan pada bagian penanggung jawab gudang untuk di sesuaikan dengan stock produk di dalam gudang.

Rara menghentikan aktifitasnya saat mengetahui bosnya datang.

"Selamat pagi pak" sapa Rara dengan senyum sumringah

"Pagi" jawab Danu dingin. Penampilannya pagi ini mampu menghipnotis mata Rara. Dia memindai Danu hingga menghilang di telan pintu memasuki ruang kerjanya.

Karena masih terlalu pagi, Danu memutuskan untuk berjalan-jalan di area gudang. Ia mendapati beberapa karyawan gudang sudah mulai berdatangan.

"Selamat pagi pak Danu" sapa pak teguh selaku asisten manager gudang, tampak ia sedang fokus memeriksa laporan produksi yang tertumpuk di mejanya. Ia segera berdiri saat bosnya memasuki ruangannya. Pak Teguh sedikit heran, karena ahir-ahir ini sang bos tidak menunjukan raut dingin.

"Selamat pagi pak Teguh" jawab Danu ramah dengan senyumannya yang khas namun tetap memberi kesan wibawa "Wah saya kalah disiplin ternyata sama pak teguh"

Pak Teguh tersenyun mendapat pujian dari bosnya, dan makin semangat dalam bekerja tentunya. Dia sangat beruntung memiliki bos seperti Danu. Meskipun terkesan dingin dan kaku, dia adalah sosok pebisnis yang selalu menjauhi kelicikan dan kecurangan dalam berbisnis, dan juga selalu mengutamakan kesejahteraan para karyawan membuatnya betah mengabdikan diri padanya.

"Bagaimana aktifitas di gudang pak?"

"Baik pak, cukup kondusif dan aman, para pekerja pun sangat bertanggung jawab dalam tugasnya masing-masing"

Danu tampak menganggukan kepala beberapa kali mendengar penjelasan bawahannya.

"Baik pak, silahkan lanjutkan saya permisi" pamit Danu ramah.

Saat keluar dari gudang yang berada di lantai satu, ternyata hari makin siang, sinar pagi mulai menyilaukan mata para staf-staf admin yang bekerja di dalam lobi. Dengan dinding dan pintu yang kesemuanya terbuat dari kaca, membuat sinar matahari pagi mampu menembus ke dalam ruangan.

Danu melihat pak Riko yang menjabat sebagai General manager datang dengan sedikit terburu-buru. Tampak ia setengah berlari memasuki gedung kantor, lalu menempelkan jarinya pada mesin fingerprint untuk absensi kedatangannya. Setelah mendengar kata thankyou, Pak Riko bergegas menuju ke ruangannya, namun langkahnya terhenti saat berpapasan dengan pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

"Selamat pagi pak Danu" Sapa pak Riko dengan nafas sedikit memburu.

"Selamat pagi pak Riko, Tidak perlu terburu-buru, masih ada waktu sepuluh menit" sahut Danu seraya menatap jam di tangannya.

"Saya jadi malu pak, kalah disiplin dengan pak Danu" jawabnya malu.

Danu tersenyum mendengar ucapan sang GM, Dia merasa beruntung memiliki karyawan yang takut terlambat. Tapi Danu memang memberikan peraturan agar selalu datang tepat waktu, bekerja sesuai SOP, dan Bertanggung jawab sesuai dengan jabatan masing-masing. Jika ada karyawan yang menyimpang, Danu tidak segan untuk memecatnya. Bisnisnya benar-benar di jalankan dengan cara yang jujur.

Bersama pak Riko, dia berjalan bersisian menuju pintu lift. Saat pintu lift hampir tertutup, Tangan Rio menghentikan gerakan lift menutup, dengan cepat Rio masuk ke dalam lift

"Selamat pagi pak Riko, selamat pagi bos" sapanya.

Pak Riko menjawabnya dengan sopan, berbeda dengan Danu yang melempar tatapan dingin pada asisten pribadinya.

"Apa setiap hari selalu maraton Ri?"

Pak Riko nampak menyunggingkan senyum mendengar pertanyaan bosnya pada asistennya

"Tidak juga" jawab Rio bersamaan dengan suara lift yang berhenti di lantai tiga, karena ruangan GM ada disini.

"Saya permisi duluan pak Danu, pak Rio"

Danu dan Rio kompak menganggukan kepala.

Lift terus bergerak naik hingga ke lantai sepuluh tempat ruangan Danu dan Rio. Saat pintu lift terbuka, menampilkan Rara dengan membawa berkas-berkas yang baru saja ia print.

"Mau kemana Ra?" tanya Rio seraya memicingkan mata. Danu tampak melenggang begitu saja menuju ruangannya.

"Mau ke gudang menemui pak Teguh pak" Jawab Rara, sambil menekan nomor satu di samping pintu Lift.

Di dalam ruangan, Danu sudah di suguhi dengan segelas kopi dan air bening di meja kerjanya, ada juga setumpukan berkas yang harus di cek keabsahanya.

Satu persatu Danu memeriksa laporan itu, lalu menandai pada point yang harus di revisi oleh sekertarisnya.

Danu maraih gagang telfon, untuk menghubungi Rio.

"Ri, ke ruanganku sebentar, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan" ucapnya di balik telfon.

Danu menempatkan gagang telfon di tempat semula sesaat setelah mendapat jawaban dari Rio.

Hari-hari selalu melelahkan bagi Danu. Kesibukannya, membuat dia lupa dengan Nina. Kemarin dia baru saja menelfon kakak iparnya untuk memberitahu di mana istrinya berada Namun jawabannya masih sama seperti saat dia mengunjungi kediaman sang kakak waktu itu.

Karena Haidar ingin melihat kesungguhan Danu dalam mempertahankan rumah tangganya dan seberapa gigih dia ingin membahagiakan sang adik.

Setelah sampai di rumah tepat di jam lima sore, Danu mendapati anak ARTnya sedang bermain bola di samping rumah. Bola yang tiba-tiba menghampirinya menarik perhatian Danu untuk menendangnya.

"Pak mau bermain bola denganku" tanya bocah berumur enam tahun lebih seraya menangkap bola lemparan dari majikan orang tuanya. Dia adalah Chandra anak kelas satu SD

"Ayo" sahut Danu lalu dengan gerak cepat Danu berlari ke arah Chandra. Mereka bermain, berlari menendang bola hingga waktu hampir maghrib.

"Chandra cukup untuk permainan kali ini, sudah mau maghrib, besok kita lanjutkan" ucap Danu dengan nafas tersengal.

"Baik pak" jawabnya polos.

Setengah berlari Danu melangkahkan kaki menuju kamar, menyambar handuk bersih di lemari, lantas memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

Dia tidak lagi merasa kesepian, karena terkadang ada Chandra yang menemaninya bersantai, sesekali Danu mengajarinya mengerjakan PR.

Tiba-tiba Danu teringat Nesa yang sudah ia renggut keperawanannya

"Sebenarnya kemana Nesa, apakah ada kemungkinan dia hamil setelah aku tiduri beberapa kali" Batin Danu ia terlena dengan lamunan tentang kebersamaannya dengan Nesa.

Sesaat dia merindukan sentuhan yang di berikan oleh Nesa, namun pikiran itu segera ia tepis.

"Astaghfirullahaladzim" gumamnya seraya menggelengkan kepala, lalu mengusap wajahnya kasar.

Ia ingat nasehat mertuanya untuk selalu berada di jalan Allah. Danu pun bersedia karena memang ia bersungguh-sungguh menyesali perbuatannya, dan semakin dia mendekatkan diri pada sang pencipta, ia merasa lebih ringan tanpa beban dalam menjalani hidup.

Setiap malam sebelum tidur, Danu selalu menyempatkan diri untuk membaca surah Al-Mulk yang kata abinya, surah tersebut mampu meringankan siksa kubur. Ketika abinya berceramah pada jamaahnya, saat pengajian minggu lalu. Ia sampai bergidik ngeri membayangkannya.

Betapa dahsyatnya siksaan itu untuk laki-laki dan wanita yang berzina

BERSAMBUNG

1
shanum
Luar biasa
bibuk duo nan
dua bocil ini kan nti berjodoh kennan dan Zahra ada cuplikan di novel menikahi sersan mayor
bibuk duo nan
hahaha gak akan menang melawan ras terkuat di bumi Danu
bibuk duo nan
😭😭😭😭😭😭😭
bibuk duo nan
adeknya itu yg nti bakal jd istrinya Ken yaitu Zahra 😁😁
bibuk duo nan
ini kan nti ortunya Bimasena Anggara di novel menikahi sersan mayor kan Thor,
bibuk duo nan: makin seru Thor semangat 💪 abaikan yg komen bikin down
Anne: betul
total 2 replies
Euis Resmawati
Luar biasa
Yus Warkop
apa kenan gak ada kemirifan dengan danu?
Yus Warkop
nina umimu sakit hati dengan perlakuanmu 😭 abi arifin udah tahu itu cucunya 😥
Yus Warkop
su nina bikin pusing sendiri
abdul adul
Luar biasa
Yus Warkop
knapa si irma bodoh yah harusnya terus terang malah menyembunyikan kebenaran kesannya turut campur tuh urusan rmh tangga dngan memperkeruh suasana
Yus Warkop
dah gak sabar nih lanjut
Yus Warkop
cepat kasih tahu keluarga nina
Yus Warkop
lanjut
Yus Warkop
cincin nesa
Yus Warkop
gimna kabar danu
Yus Warkop
harusnya cepet bilang sama keluarga
Yus Warkop
lanjut
Yus Warkop
kayanya nina hamil deh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!