Pergi Atau Menetap

Waktu berlalu begitu cepat dan hari ini adalah saat yang ditunggu-tunggu, dimana dilaksanakan prom night.

Alana yang menjabat sebagai sekretaris itu sangat sibuk dengan event ini. Ia bahkan tidak memegang handphone karena saking sibuknya.

Mulai dari dekorasi, jenis kegiatan dan juga bagian konsumsi. Karena kegiatan ini ada makanannya juga sehingga ia harus berkolaborasi dengan seksi perlengkapan agar menyiapkan semuanya.

Karena acara akan berlangsung pukul 19.00 sehingga saat bel pulang berbunyi, ia tidak sempat pulang untuk mengganti pakaian.

Ia hanya pergi ke kantin untuk sekedar mengisi perutnya yang kosong. Setelah itu ia langsung pergi ke ruangan dimana akan diadakan event tersebut.

Putra yang melihat kesibukan Alana dibuat pusing karena jalan kesana kemari dengan buku dan pena yang selalu stay di tangannya.

Saat melewati Putra ia tersandung pot bunga yang terletak di pinggir ruangan tersebut dan hampir saja ia terjatuh. Bersamaan dengan itu Putra reflek menangkap tubuh gadis itu.

Mereka saling bertatapan hingga Jefri temannya Putra yang berdehem barulah mereka saling melepas pandangan.

Putra segera menarik Alana agar dapat berdiri tegak lagi. Alana langsung tersipu malu dan keadaan menjadi canggung.

Mereka belum bertemu lagi setelah Alana pergi dari rumah Putra. Alana pergi di keesokan harinya dimana sehari sebelumnya mereka melakukan kegiatan badas itu. Hehehe....

Makanya Alana menjadi sangat malu saat ini. Jefri yang melihat itu menatap mereka bergantian dengan wajah yang sangat penuh tanda tanya.

Kalian berdua kenapa sih, kayak orang baru kenalan aja. Padahal biasanya kalian kayak kucing dan tikus. Pungkas Jefri.

Gue duluan yah Jef, Tra.

Setelah itu Alana langsung pergi. Ia sengaja tidak menjawab pertanyaan Jefri karena takut keceplosan.

Yah, Alana orangnya kalau lagi nervous itu kadang suka ngomong jujur. Makanya ia mencari aman dengan pergi dari situasi itu salah satunya.

Putra yang melihat tingkah Alana menjadi terkekeh. Bagaimana tidak? Ia sangat manis tatkala salah tingkah seperti itu.

Ia tersenyum lebar hingga pipi lesungnya terlihat secara jelas.

Jefri yang melihat itu dibuat cengo karena ia tidak pernah melihat Putra tersenyum sangat manis seperti itu. Perlu di garis bawahi tidak pernah tersenyum semanis itu.

Sepertinya ada yang lagi kasmaran nih, sahut Jefri.

Putra yang di kagetkan dengan pernyataan Jefri langsung mengalihkan pandangannya yang dari tadi melihat kepergian Alana.

Gak jelas lu. Mending lu pulang, cuci kaki tangan lalu tidur. Bocah dilarang melihat adegan kayak tadi. Balas Putra langsung pergi dari sana.

Jefri yang ingin membalas menjadi tertahan karena Putra sudah pergi begitu saja.

Dasar pria gengsi tingkat akut!! Katanya gak bakal suka, eh tau-tau nya udah kepincut.

Emang enak kemakan sama omongan sendiri. Teriak Jefri yang tidak di gubris oleh Putra.

......................

Alana yang sudah jauh dari pandang Putra langsung saja bersandar di tembok samping perpustakaan.

Ia lalu memegang dadanya yang bergetar hebat. Ia meraba pipinya yang sekarang sedang memanas.

Serasa ada ribuan kupu-kupu yang sedang berterbangan dalam perutnya. Padahal ia hanya ditangkap oleh Putra, tapi kok dia jadi salah tingkah gak jelas begitu yah.

Apa jangan-jangan gue jatuh cinta lagi sama si Putra? Tanya Alana pada dirinya sendiri.

Ih amit-amit deh kalo gue sampe jatuh cinta sama cowok itu. Emang sih gue pernah ngelakuin hal itu sama dia, tapi kan itu hanyalah kecelakaan. Monolognya lagi.

Aish daripada gue pusing ngurusin itu, mending gue lanjut sama tugas gue.

Akhirnya Alana pun pergi dari sana dan menuju tempat yang akan dijadikan event prom night.

Setelah semuanya beres, kalian boleh ke rumah masing-masing dan kembali lagi disini sebelum jam 7. Ingat karena kita ini panitia berarti kita harus on time, kata ketua OSIS yang tidak lain ialah Adinda.

Meskipun dia sudah kelas 3, tetapi ia tetap menjabat sebagai ketua OSIS karena dia sangat pintar dan juga ayahnya adalah salah satu donatur di sekolah ini setelah ayahnya Archio.

Setelah mengatakan itu, semua pengurus OSIS pun pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Namun saat Alana akan pergi, ia ditahan oleh Adinda.

Alana, lu sebentar datang ke acara ini sama siapa? Gak mungkin kan kalo lu datang sendiri? Secara kan di kartu event itu harus membawa pasangan karena akan ada ajang mencari jodoh juga.

Perkataan Adinda membuatnya sedikit tersinggung. Ia merasa bahwa gadis itu seolah sedang mengejeknya.

Namun ia tidak membalas pertanyaan gadis itu dan langsung pergi begitu saja.

Adinda yang tidak mendapat respon dari Alana dibuat emosi.

Lu tunggu saja tanggal mainnya. Pokoknya malam ini lu bakal hancur sehancur-hancurnya. Desisnya dengan senyuman devil.