Thomas adalah seorang CEO juga ketua Mafia. Bersifat Arogant dan dingin terhadap semua wanita sampai suatu ketika Thomas bertemu dengan seseorang sekaligus sekretarisnya yang membuat jantungnya berdebar dan merasakan jatuh Cinta.
Gloria seorang gadis dijodohkan oleh orangtuanya. Selama pernikahan Gloria diperlakukan tidak manusiawi oleh suaminya hingga akhirnya Gloria bekerja sebagai sekretaris Thomas.
Hubungan antara bos dengan sekretaris lama - lama menimbulkan getaran cinta tapi Gloria berusaha untuk menahan perasaannya karena dirinya sudah menikah dan tidak mungkin bosnya mencintainya.
Thomas kecewa ketika mengetahui kalau Gloria sudah menikah dan berusaha untuk melupakan cinta pertamanya.
Akankah mereka bersatu ataukah Gloria tetap bertahan dalam pernikahan yang selalu membuatnya mengeluarkan air mata. Ataukah bersatu dengan Thomas? ikutin ceritaku.
Ikuti cerita novel terbaruku.
Perkenalkan karya novelku yang ke 5
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan dan Penyelidikan Thomas
Thomas mencengkram tangan Gloria dengan kencang membuat Gloria hanya meringis menahan rasa sakit.
brak
Thomas membuka pintu ruangannya dengan kasar kemudian Thomas masuk ke dalam ruangannya yang masih mencengkram tangan Gloria.
" Duduk." printah Thomas dengan nada membentak
Gloria mengikuti perintah Thomas dan duduk di sofa. Thomas menutup pintu dan menekan tombol remote dan pintu otomatis terkunci kemudian berjalan menuju meja kerjanya dan mengambil kotak P3K.
Thomas duduk di samping Gloria dan membuka kotak P3K. Thomas mengambil cream khusus luka lebam dan dioleskan ke pipi Gloria sambil meniupnya. Hembusan mulut Thomas beroma mint terasa sejuk dipipi Gloria.
Gloria hanya memejamkan kedua matanya sambil meringis ketika jari - jari tangan Thomas menyentuh pipi Gloria.
20 menit kemudian Thomas menghentikan kegiatannya dan menaruh cream ke kotak p3k dan menutupnya. Thomas menyentuh tangan Gloria sambil menatap wajah Gloria.
auch
Gloria meringis ketika tangan Thomas menyentuh tangannya. Thomas terkejut ketika Gloria meringis dan menundukkan wajahnya membuat matanya membulat sempurna karena melihat pergelangan tangan Gloria memerah akibat cengkraman tangan Thomas.
" Maaf, gara - gara aku emosi pergelangan tanganmu menjadi seperti ini." ucap Thomas sendu.
" Tidak apa - apa mas." ucap Gloria
Thomas membuka kembali kotak P3K kemudian mengambil kembali creamnya dan mengoleskan pergelangan tangan Gloria kemudian tangan Thomas memegang tangan Gloria untuk di angkat perlahan dan didekatkan ke mulut Thomas sambil meniupnya kembali.
Hati Gloria yang tadi sedih mendengar bentakan Thomas kini mulai menghangat mendapat perhatian dan perlakuan Thomas padanya.
Selesai mengobati Thomas menaruh cream ke kotak P3K. Thomas menatap wajah Gloria dengan sendu ada rasa bersalah dihatinya karena tadi telah membentak Gloria, gadis yang sudah mengisi hatinya.
" Glo, tolong katakan sama Mas, siapa yang menampar dirimu?" tanya Thomas dengan lembut.
" Aku.... maaf saat ini aku tidak bisa mengatakannya." ucap Gloria
" Apakah ada kaitannya aku menginap di apartemenmu?" tebak Thomas
Gloria tanpa sadar menganggukkan kepalanya.
" Apakah orang tuamu?" tanya Thomas penasaran.
" Bukan." jawab Gloria singkat.
" Lalu?" tanya Thomas
" Maaf mas Thom suatu saat aku akan cerita padamu. Maaf aku akan pergi kerja dan terima kasih telah mengobatiku." ucap Gloria sambil berdiri dan melewati Thomas.
greb
Thomas menarik tangan Gloria hingga jatuh dipangkuan Thomas. Gloria berusaha memberontak tapi tenaganya kalah dengan Thomas.
" Jangan banyak bergerak apakah kamu tidak merasakan dibawah bokongmu ada yang mulai mengeras? apakah kamu ingin melanjutkan yang waktu itu tertunda?" bisik Thomas
Gloria langsung diam dan menatap tajam ke arah Thomas membuat Thomas tersenyum geli melihat mata Gloria yang menatapnya tajam.
cup
" Jangan dipelototi nanti mata indahmu sayang kalau sampai copot." ucap Thomas sambil mengecup bibir Gloria.
"Mas Thom, kenapa sih suka mencium bibirku." gerutu Gloria
" Habis bibirmu bikin mas candu." ucap Thomas
" Mas, aku kerja dulu ya? kerjaanku banyak." ucap Gloria
" Baiklah. Oh ya perginya dimajukan 2 hari lagi. Kita pergi ke luar kota. Kita menginap 4 hari 3 malam dan Markus tidak bisa ikut karena mengurus pekerjaan cabang perusahaan di kota P ada yang sedang bermasalah." ucap Thomas.
" Kenapa jadi berubah?" tanya Gloria
" Karena cabang kota K juga ada masalah karena itu sebelum ketemu klien kita pergi ke kantor cabang terlebih dahulu." ucap Thomas
" Ok. " jawab Gloria singkat
" Glo, mas lapar kamu bawa makanan tidak?" tanya Thomas.
" Oh iya hampir lupa. Aku masak mas, aku ambil ya?" ucap Gloria
" Ok." jawab Thomas singkat sambil melepaskan pelukannya.
Gloria berdiri dan berjalan menuju pintu.
"Mas Thom, pintunya." ucap Gloria
" Hehehe... maaf lupa." ucap Thomas
Thomas mengambil remote di saku jasnya kemudian menekan tombol remote setelah terdengar nada, Thomas menaruh lagi tombol remote ke dalam sakunya.
Gloria membuka pintu kemudian keluar mengambil paperbag yang berisi makanan.
Gloria masuk kembali ke ruangan milik Thomas dan duduk bersebelahan dengan Thomas.
" Glo, kenapa kamu pindah ruangan di depan kenapa tidak mau satu ruangan denganku." tanya Thomas
" Mas, aku tidak ingin jadi bahan bicaraan orang." ucap Gloria
" Siapa yang mengatakan biar mas pecat orangnya." jawab Thomas.
" Maaf mas aku tidak bisa mengatakan siapa orangnya dan kuharap jika suatu saat nanti mas menemukan orangnya, Gloria harap mas jangan memecatnya." pinta Gloria
" Baiklah." jawab Thomas pasrah tapi dalam hatinya tidak janji.
Gloria hanya tersenyum sambil mengeluarkan dua kotak makanan dan membukanya. Mereka makan bersama menikmati sarapan pagi mereka.
Selesai makan Gloria merapikan kembali peralatan makanannya dan dibawa ke pantri untuk mencucinya.
Sepeninggalan Gloria, Thomas memanggil Markus melalui ponselnya untuk datang ke ruangannya.
tok
tok
tok
" Masuk." ucap Thomas
Markus membuka pintu kemudian menutupnya. Thomas mengambil remotenya dan menekan tombol hingga pintu itupun terkunci. Markus duduk berhadapan dengan Markus.
" Markus, aku ingin kamu selidiki Gloria." ucap Thomas
" Memang kenapa dengan Gloria?" tanya Markus bingung
" Aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Gloria dariku. Aku sudah dua kali melihat bekas tamparan seseorang dan ketika kutanya Gloria tidak pernah mengatakannya." ucap Thomas
" Baik, besok aku akan berikan semua informasi permintaan tuan." ucap Markus
" Baik. Aku tunggu kabar baiknya." ucap Thomas sambil menekan tombol remote agar pintunya langsung terbuka.
Markus pun pamit dan pergi dari ruangan Thomas.
Thomaspun melanjutkan kembali pekerjaannya.
Hingga hari sudah siang seperti biasa Thomas memesan makanan dan Gloria duduk di sofa menunggu makanannnya datang.
Setelah makanan datang merekapun makan bersama dalam diam tanpa ada pembicaraan. Selesai makan, Gloria membereskan dan membersihkan meja yang tadi mereka makan kemudian dibuang di tong sampah dan
merekapun kembali bekerja.
Jam menunjukkan pukul 14.30
Gloria tiba - tiba badannya terasa panas berbarengan dengan rasa dingin disekujur tubuhnya dan bulir - bulir keringat sebesar jagung keluar, Gloria memejamkan matanya sebentar setelah agak mendingan Gloria berjalan menuju ke ruangan Thomas.
ceklek
Gloria membuka pintu tanpa mengetuk pintu, itu juga karena permintaan dari Thomas.
" Mas Thom, aku ijin pulang sepertinya aku demam." ucap Gloria lirih.
" Mas antar ke dokter ya?" tawar Thomas sambil berdiri mendekati Gloria.
" Tidak usah mas mungkin kalau dibawa tidur badanku agak enakkan." tolak Gloria halus
" Aku antar ya?" tawar Thomas kembali.
" Tidak usah mas, mas kan banyak kerjaan. Aku masih sanggup untuk jalan." ucap Gloria
Thomas tidak mendengarkan ucapan Gloria. Thomas dengan lembut menggandeng tangan Gloria. Baru saja memegang tangan Gloria, tangan Thomas di tarik kembali.
" Glo, tanganmu agak panas." ucap Thomas panik sambil tangannya menempel di dahi Gloria.
" Dahimu juga panas, aku tidak mau tahu kamu harus ke dokter dan mas antar." printah Thomas sambil membawa Gloria keluar ruangannya dan berjalan menuju pintu lift.
" Mas Thom, cukup di antar di depan pintu lift." pinta Gloria.
" Tapi..." ucapan Thomas terpotong oleh perkataan Gloria
" Kalau mas memaksa aku berhenti bekerja." ancam Gloria tegas.
Gloria terpaksa melakukan ini karena dirinya tidak mau ribut dengan suaminya. Jika tiba - tiba saja Thomas mengantarnya pulang.
" Baiklah." ucap Thomas pasrah
cup
Thomas mengecup kening Gloria kemudian memeluknya setelah itu melepaskan pelukannya.
" Baiklah, hati - hati." ucap Thomas dengan nada kuatir sambil mengusap rambut Gloria.
Gloria hanya tersenyum menatap Thomas laki - laki yang sudah masuk ke dalam hatinya yang paling terdalam.
Gloria masuk ke dalam lift sambil melambaikan tangan bersamaan dengan tertutupnya pintu lift. Sampai di lobby pintu lift terbuka Gloria keluar dari pintu lift dan berjalan ke arah pintu keluar perusahaan. Ada beberapa wanita yang menatapnya dengan tatapan sinis sambil mengobrol dengan temannya.
" Enak ya jadi selingkuhan bos, belum waktunya pulang sudah pulang." ucap kayawati pertama
" Paling pakai susuk makanya bos sampai tergila - gila padanya." ucap karyawati ke 2
" Cih, tidak tahu malu dasar cewe murahan." balas karyawati ke 3
" Sudah jangan bicara lagi, nanti kamu kena marah sama bos kita, kamu tahu tidak security dan beberapa teman kita yang menertawakan dia langsung dikeluarkan, wanita itukan licik seperti ular apa - apa diadukan terus kita di pecat jadi kalau bicara jangan sembarangan" ucap karyawati ke 4
Dan masih banyak sindiran yang masih di dengar oleh Gloria. Gloria hanya terdiam mendengar cibiran mereka. Gloria keluar dan memesan taksi karena tubuhnya sudah mulai lemas.