Kesetiaan yang dibalas dengan pengkhianatan, membuat Bianca rela menyamar menjadi pembantu di rumah wanita yang menjadi istri siri suaminya tercinta.
" Bersiap-siaplah mas, tertawalah sepuas mu. Kau dan gundikmu itu akan membayar rasa sakit dari pengkhianatan ini ".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gevha Jeany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Papa visit ke kantor
Happy Reading...
💞
Setiap merasakan sakit pada luka yang ditoreh oleh sang suami bersamaan dengan itu pula rasa ingin membalas muncul.
Ingin segera melepaskan tapi itu rasanya tidak cukup untuk membayar luka atas pengkhianatan yang di terimanya. Jika penjahat saja di jatuhi hukuman, apalagi mereka. Mereka harus mendapat ganjaran dari perbuatan mereka.
Bianca bangkit dari duduknya, dia memeriksa persediaan yang ada di kulkas. Hanya terdapat dua butir telur disana. Dia berencana memasak nasi goreng saja, untung nasi dalam magic kom cukup untuk dua orang.
Semua bumbu sudah rampung, tapi entah mengapa dia merasakan sesuatu yang sulit dia ungkapkan. Namun dia bingung, "Apa?" kata itu yang terlintas dalam benaknya.
Dia mencoba mengabaikannya. Namun saat dia akan menumis bumbu, rahangnya terbuka lebar. "Bodoh..bodoh !!! Disini kan aku sebagai Ica, kalau aku masak pakai bumbu yang biasa Bianca gunakan mas Yuga akan curiga. Pantes dari tadi kok ada sesuatu yang mengganjal". Sambil mengejar waktu dia langsung mengganti bumbu dengan yang baru.
Setelah selesai, dia menuju ruang keluarga bermaksud memanggil keduanya ternyata dua sejoli itu tidak ada. Dia memutar arah mencari ke kamar Nora.
Benar. Mereka ada disana. Entah apa yang mereka lalukan di dalam sana hingga suara desahan terdengar hingga keluar.
Apa mereka tidak ingat ada orang lain selain mereka dirumah ini???
Bianca bertekad tidak boleh lemah. Tangannya pun dengan lincah mengetuk pintu. Hingga suara laknat itu terhenti seketika. Bianca terkikik di balik pintu.
Rasain.
Ceklek
Yuga muncul dari balik pintu. "Ganggu orang saja. Ada apa?" tanya Yuga ketus karna aktifitasnya terganggu.
"Maaf Pak, sarapannya udah jadi" ucap Ica pelan.
"Hmm. Nanti kami nyusul. Pergilah" usir Yuga mengibaskan tangannya.
Brakk
Yuga menutup pintu dengan keras membuat Ica terhunyung kebelakang karna kaget.
Suara desahan itu terdengar kembali saat Ica akan berbalik pergi.
"Ooh gak bisa di biarin ini"
Ica menjauh dari pintu kamar Nora kemudian mengambil ponsel pintarnya.
Tak lama suara ponsel terdengar. Namun hanya sebentar. Lalu berdering kembali.
Aarrgh...
"Siapa sih yang nelpon mas, ganggu aja?" gerutu Nora
"Biarin aja sayang" ucap Yuga merem melek.
Namun dering ponsel itu kembali berbunyi, sukses mengganggu konsentrasi mereka. Dengan sangat kesal Yuga mengambil ponsel yang sempat di lempar tadi, dan matanya membola seketika melihat nama yang tertera di layar.
Nora yang melihat ekspresi Yuga menjadi heran, dia mendekat "Siapa?" tanyanya penasaran.
"Bianca. Mas angkat dulu, kamu diam" titah Yuga. Nora menatap tidak suka kemudian dia buang muka.
"Hallo sayang"
"Kamu dimana mas?"
"Mas di kantor sedang meeting. Ntar aja telponnya ya gak enak sama yang lain" ucap Yuga setengah berbisik biar kayak betulan lagi sibuk.
"Ooh oke. Aku cuman mau bilang Papa sedang menuju kesana untuk visit"
"A-apa sayang?" Yuga tergagap dong.
"Kenapa kok gugup gitu?"
"Akh gak kok. Ya udah kalau gitu. Bye sayang". Yuga mengakhiri panggilan.
Yuga pun langsung melompat dari tempat tidur, kocar kacir memunguti pakaiannya yang terlempar ke lantai dan memakainya kembali. Dia seakan lupa akan hasratnya yang belum tuntas.
Dia bahkan mendadak tuli saat Nora sibuk bertanya ada apa. Yang dipikirannya saat ini bagaimana dalam waktu sesingkat mungkin dia segera tiba dikantor sebelum Ayah mertuanya.
Emangnya Jinny oh Jinny ?
"Mas kok pertanyaan ku gak di jawab sih?" Nora mulai kesal karna di acuhkan Yuga.
"Papanya Bianca sekarang menuju kantor ku"
"Kenapa kamu panik kalau Papanya Bianca datang?" Nora tidak habis pikir padahalkan yang punya perusahaan Yuga sendiri kenapa harus sepanik itu?
"Akan terjadi masalah kalau aku gak sampai sana". Dia berusaha tidak terkecoh akan pertanyaan Nora karna itu akan memperlambat dia yang tengah bersiap.
"Jadi ini gimana urusannya, masa digantung sih baru juga setengah masuk" Nora masih berceloteh tak mengerti keadaan.
"Kamu bisa diam gak???" bentak Yuga, habis kesabaran dia. "Ntar kan bisa disambung. Aku pergi dulu" Yuga pergi tanpa peduli mata Nora mulai berembun.
Cengeng amat, baru juga dibentak. Belum juga di selingkuhi.
Beberapa kali Yuga tersandung bahkan hampir terjatuh karna berlari seperti di kejar orang gila.
Bianca keluar dari persembunyiannya.
"Pak sarapannya..." si Ica pura pura gak tau apa apa.
"Ck. Makan aja sendiri" ucap Yuga ketus.
"Emang enak dikerjain, haha"
🌹
"Lo makin sibuk aja, Bi" ucap Lilis sambil menyeruput coklat panasnya.
Mereka bertiga janjian berjumpa di cafe Bianca tepatnya di ruangan Dodi.
"Biasalah!!"
"Hahaha" Dodi tiba tiba tertawa.
"Lo kenapa?, gak ada ujan gak ada badai ketawa sendiri. Masih waras lo?" Lilis mendelik kesal.
"Waras lah. Gue cuma keingat aja sama si pelakor. Hahaha"
Bianca mengernyit. "Nora maksudnya? Emang kenapa lagi dia?". Bianca memandangi sahabatnya satu persatu.
"Ooh itu. Haha gue gak bisa ngomong langsung. Gak tahan gue, mending lo liat aja ni vidionya" Lilis memberikan ponselnya.
Sontak Bianca menyemburkan minumannya setelah melihat aksi konyol kedua sahabatnya.
"Hahaha gila, keren!!!" pujinya sambil bertepuk tangan.
"Pantes penampilannya kayak orang yang baru kabur dari rumah sakit jiwa. Liat ni gue sempat fotoin" Dodi dan Lilis gantian melihat foto yang Bianca sodorkan.
Gelak tawa tak lagi dapat dihindarkan.
Benar benar lucu. Harus viral ini !!!
Namun tak berlangsung lama, dering ponsel milik Bianca meraung raung mengalihkan perhatian mereka.
Alis Bianca terangkat ketika melihat nama pada layar ponselnya.
"Apa mas?" tanya Bianca malas
"Sayang tadi kamu bilang Papa mau kesini kok belum nyampek?" Yuga langsung to the point.
"Oh itu. Kata Papa gak jadi mas, di cancel"
"Astaga, kok gak ngomong daritadi sih?"
Bianca memutar bola matanya,
"Papa juga baru ngabarin kok" jawab Bianca santai.
"Tau gitu tadi mas gak usah buru buru..." Yuga spontan menutup mulutnya yang hampir keceplosan.
"Buru buru apa???"
.
.
.
.
💞
😭😭