NovelToon NovelToon
Rahasia Di Balik Kandungan

Rahasia Di Balik Kandungan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Pengantin Pengganti / Romansa
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Leel K

Semua orang melihat Claire Hayes sebagai wanita yang mengandung anak mendiang Benjamin Silvan. Namun, di balik mata hijaunya yang menyimpan kesedihan, tersembunyi obsesi bertahun-tahun pada sang adik, Aaron. Pernikahan terpaksa ini adalah bagian dari rencana rumitnya. Tapi, rahasia terbesar Claire bukanlah cintanya yang terlarang, melainkan kebenaran tentang ayah dari bayi yang dikandungnya—sebuah bom waktu yang siap menghancurkan segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leel K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35. Aku Mau Aaron

Hening yang menyesakkan di penthouse itu pecah oleh suara pintu yang terbuka. Dari sofa, Claire sontak berdiri, secercah harapan liar menyala di hatinya—berharap itu adalah Aaron yang kembali untuknya. Namun, harapan itu padam seketika. Di ambang pintu, berdiri Charles dan Eva. Tubuh Claire membeku, udara seolah tersedot dari paru-parunya. Pandangannya beralih, bertemu dengan mata Susan yang berdiri di sudut ruangan. Detik itu, Claire tahu. Pengkhianatan itu terasa seperti sayatan tipis namun dalam. Susan-lah yang telah memanggil mereka.

Claire menggeleng pelan, sebuah gerakan nyaris tak kentara yang sarat akan kekecewaan. Susan, yang merasakan tatapan itu menusuknya, hanya bisa menundukkan kepala. Rasa bersalah dan cemas berkecamuk di dalam dirinya; ia takut pada Tuan Charles, tetapi hatinya juga hancur melihat keadaan Nyonya Mudanya.

Eva bergegas menghampiri, wajahnya pias oleh kekhawatiran. Ia menarik Claire ke dalam pelukan erat, merasakan betapa ringkih tubuh menantunya. "Sayang," bisiknya, suaranya bergetar.

Charles, sementara itu, berdiri kaku beberapa langkah di belakang istrinya. Tatapannya dingin dan tajam, mengunci Claire di tempatnya dan membuat tenggorokannya tercekat.

Dengan lembut, Eva menuntun Claire kembali ke sofa, menggenggam tangannya yang terasa dingin. "Semua baik-baik saja, kan? Di mana Aaron?" tanyanya lembut, matanya mencari jawaban. "Ethan... Ethan baik-baik saja?"

"Ethan ada di kamarnya, Nyonya. Sedang tidur," jawab Susan dengan suara pelan.

Pandangan Eva beralih sejenak pada Susan, lalu kembali pada Claire. Ia melihat jejak air mata yang membengkak di sekitar mata menantunya, dan helaan napas panjang lolos dari bibirnya, penuh iba.

"Di mana Aaron?" Terdengar suara Charles, rendah dan tegas. Nada bicaranya bukan lagi pertanyaan, melainkan sebuah tuntutan.

"Tuan tidak—"

"Aku tidak bertanya padamu, Susan," potong Charles, suaranya setajam pisau.

Susan langsung membungkam mulutnya rapat-rapat, mundur selangkah seolah tak terlihat.

"Aku bertanya pada Nona Hayes," lanjut Charles.

Sebutan 'Nona Hayes' itu menggema di ruangan. Sebuah panggilan yang telah lama terkubur sejak Claire menikah dengan Aaron, kini dibangkitkan kembali. Panggilan itu adalah tanda, sebuah sinyal bahaya yang menegaskan betapa murkanya Charles. Bahkan Eva pun terperanjat mendengarnya.

Dunia Claire runtuh. Ia menunduk, menatap pangkuannya yang kosong. Air mata kembali mengaburkan pandangannya, kedua tangannya terkepal erat di sisi tubuh. Habis sudah... Tak lama setelah Aaron mengetahuinya, kini kedua mertuanya pun tahu.

"Nona Hayes!" Suara Charles meninggi, memecah keheningan.

"Charles—" Eva mencoba menenangkan.

"Tidak, Eva." Charles menepis upaya istrinya. Fokusnya terkunci sepenuhnya pada Claire.

"...Aku... aku tidak tahu..." Claire menggeleng lemah, isak tangisnya pecah. Ia memejamkan mata, mengusap kasar air mata yang mengalir deras dengan punggung tangannya. "Aku tidak tahu..."

Menyebut nama Aaron hanya menambah parah lukanya. Ia juga ingin tahu di mana pria itu. Apakah ia baik-baik saja? Pikiran itu menyiksanya.

Kau tidak seharusnya pergi. Setidaknya biarkan aku melihatmu. Jika kau menghilang dari pandanganku seperti ini, aku... aku rasa aku akan gila...

"Susan memberitahuku sesuatu yang konyol," kata Charles, nadanya sinis. "Kuharap itu tidak benar." Namun, cara bicaranya menyiratkan bahwa ia sudah meyakini segalanya. "Katakan padaku, Nona Hayes." Sorot matanya menajam, tanpa sedikit pun simpati. "Itu semua tidak benar, bukan?"

Kepalan tangan Claire semakin mengencang hingga buku-buku jarinya memutih dan bergetar. Apa yang harus ia katakan? Mata ayah mertuanya telah menghakiminya, tak memberinya celah sedikit pun untuk lari dari kebohongannya. Ia menggigit bibirnya begitu kuat hingga terasa perih, dihantam gelombang kecemasan yang tak berujung.

"Aku... mencintainya," bisiknya lirih, nyaris tak terdengar. Kemudian, ia mengangkat dagu, memberanikan diri menatap langsung ke mata Charles. "Aku mencintai Aaron. Semua ini kulakukan karena aku mencintainya." Meskipun diucapkan dengan nada putus asa, ada keyakinan yang menyala di matanya. Itulah satu-satunya kebenaran yang bisa dipegang oleh seorang Claire Hayes: cintanya pada Aaron Silvan.

Pada saat yang bersamaan, tangis Ethan pecah dari lantai dua, melengking pilu.

"Cucuku!" Eva tersentak dan langsung bergegas menaiki tangga. Hatinya perih mendengar tangisan itu di tengah kekacauan ini.

Charles tidak bergeming. "Apa Benjamin tahu soal ini?" tanyanya, teringat pada hari pemakaman putranya, saat wanita ini tiba-tiba muncul dan mengaku hamil.

Claire menggeleng. "Tidak..."

Alis Charles bertaut tajam. "Jadi," desisnya penuh ketidakpercayaan, "selagi kau bersama Benjamin, kau mengandung anak dari adiknya?"

Wanita ini... Charles menggelengkan kepalanya, tak habis pikir. Apa yang ada di kepala Claire saat merancang semua ini?

"Benjamin—!" Suara Claire tiba-tiba berubah. "Dia seorang pecandu. Aku yakin kalian tahu itu, kalian orang tuanya." Ia menunduk, dan kenangan kelam itu menyerbunya kembali. Pukulan tanpa sebab, usaha pemerkosaan, bahkan hari ketika Benjamin mencoba menjualnya pada temannya, mengunci mereka berdua di dalam kamar.

"Dia... monster..." Manik hijau Claire melebar ngeri, seluruh tubuhnya mulai gemetar hebat. "Aku... bagaimana mungkin aku dengan pria seperti itu..." Ia mencengkeram kepalanya, terperangkap dalam horor masa lalu.

Melihat reaksi itu, Charles mundur selangkah, bingung. "Nona Hayes!"

"Tidak! Aku tidak mau! Bajingan sepertimu seharusnya mati!" teriak Claire histeris, matanya kosong menatap sesuatu yang tak ada di sana.

Kata 'mati' itu menohok Charles. Claire menyumpahi putranya yang memang sudah tiada. Apa... apa yang sebenarnya telah dilakukan Benjamin pada wanita ini?

Charles mengambil langkah mundur lagi, matanya menangkap sosok Eva yang menuruni tangga sambil menggendong Ethan yang masih menangis.

"Sayang, cup, cup... Nenek di sini, Nak," bisik Eva berulang kali, tetapi tangis Ethan tak kunjung reda. Melihat keadaan Claire yang semakin parah, Eva menatap suaminya dengan cemas. "Charles, apa yang terjadi? Kenapa dia jadi seperti ini?"

Charles menghela napas berat, memijit pelipisnya. Cucunya seolah ikut merasakan kepedihan ibunya. Bahkan istrinya kini berada di ambang batas, matanya berkaca-kaca.

"Tenangkan dirimu, Eva," ujar Charles sambil memegang bahu istrinya.

Eva terisak. "Charles, cucu kita... dia bisa sakit kalau terus menangis seperti ini."

"Aaron... aku mau Aaron... Di mana Aaron?!" rintih Claire, kini ditenangkan oleh Susan yang juga sudah berlinang air mata. Nyonya tidak pernah seperti ini sebelumnya, batin Susan cemas.

...****************...

Jauh dari sana, di sebuah vila yang sunyi, ponsel Aaron di atas meja akhirnya berhenti bergetar. Entah karena si penelepon sudah menyerah, atau dayanya telah habis. Keheningan yang tercipta terasa semakin pekat, seolah menelan Aaron ke dalam kekosongan.

Satu per satu, kenangan itu berkelebat tanpa ampun.

"Saya adalah kekasihnya Benjamin." Pertemuan pertama mereka.

"Saya... sedang mengandung anak Benjamin." Hari ketika tanggung jawab itu dibebankan padanya.

"Menikahlah dengan Nona Hayes." Perintah ayahnya.

"Demi Ibu, Nak." Permohonan ibunya.

Lalu, momen-momen yang terasa nyata.

"Aku... aku merindukanmu." Bisikan malu-malu Claire yang pernah menghangatkan hatinya.

Saat Ethan lahir. Dan saat ia menemukan buku harian terkutuk itu.

"Kau ingat hari itu? Di koridor sekolah. Bukuku berserakan... dan kau membantuku."

Sialan. Aaron mendengus kasar. Bagaimana mungkin aku mengingat hal sepele seperti itu?

Sekeras apa pun ia mencoba menggali ingatannya di masa SMA, sosok Claire tidak pernah ada di sana. Dan kini, hanya karena hal sepele itu, hidupnya jungkir balik. Menikahi wanita milik mendiang saudaranya, membesarkan bayi yang ternyata darah dagingnya sendiri, dan sekarang... melarikan diri ke tempat sepi ini, bertingkah seperti pengecut.

Pikirannya kembali pada satu nama. Satu-satunya hal yang masih terasa nyata di tengah badai ini.

Ethan…

1
Aulia Syafa
semangat kk
Aulia Syafa
kami sayang juga
gaby
Aq baru gabung ka. Sepertinya bagus, yg penting rajin up & jgn sampe hiatus di tengah jalan
Novie Achadini
agK sakit jiwa nih claire
Novie Achadini
claire lemah caper. udh bagus dinikahi aeron banyak bgt nuntut.
Leel K: Aduh, keselnya sampai sini 😌
total 1 replies
Ezy Aje
lanjur
Aura Cantika
Kepalang suka deh!
Leel K: Aaah... makasih 🤗
total 1 replies
Coke Bunny🎀
Cerita yang bikin baper, deh!
ナディン(nadin)
Nggak bisa move on.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!