NovelToon NovelToon
Lingkaran Dosa

Lingkaran Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Cinta pada Pandangan Pertama / Harem / Menyembunyikan Identitas / Penyelamat / Bercocok tanam
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Cy_Ud

Roy laki laki berusia 23 tahun yang baru saja terkena PHK, mencoba mencari pekerjaan baru namun tidak kunjung dia dapatkan. Kerasnya ibu kota membuat Roy harus bertahan dengan segala cara. Apa lagi dia adalah seorang perantauan. Apakah Roy bisa bertahan??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cy_Ud, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Sial Tidak Ada Di Kalender

Seketika Roy langsung menghubungi nomor yang telah mereka tukar semalam, akan tetapi tidak ada jawaban dari ujung telepon. Berkali kali Roy mencoba menghubungi tapi hasilnya tetap sama.

"Aduh bagaimana ini, kemana aku harus mencarinya. Rumahnya aku tidak tau, dimana bisa menemukannya. Ya sudah lah nanti jika tuhan mengizinkan pasti akan bertemu," kembali Roy bergumam dalam hatinya sambil senyum senyum sendiri.

Waktu bergerak terus tanpa bisa dihentikan, langit yang kini terang telah mulai meredup menandakan senja segera tiba dan langit pun mulai gelap. Roy memutuskan untuk menemui Bu Tuti dirumahnya.

Ting...... Tong.....

Roy memencet bel depan pagar tinggi yang didalamnya terlihat sebuah bangunan berdiri megah. Tidak berselang lama keluar seorang perempuan tua menghampiri.

"Adek mau cari siapa??", ucap perempuan tua itu.

"Saya Roy Bu, orang yang ngontrak di tempatnya Bu Tati. Bu Tatinya ada???", balas Roy ramah

"Tunggu sebentar ya dek saya tanya ibu dulu", kembali perempuan tua itu berucap dan melangkah masuk kedalam meninggalkan Roy yang masih dibiarkan berdiri diluar pagar.

Tak berselang lama Roy telah masuk kedalam rumah berlantai dua tidak terlalu besar tapi mewah dimara Roy.  Setelah sebelumnya di bukakan pintu oleh Bi Sumi ART dirumah itu. Kini Roy duduk di sofa ruang tamu yang begitu empuk. Netra matanya begitu kagum melihat perabotan rumah yang mewah, yang biasanya dapat dia lihat di sinetron.

Suara langka kaki terdengar berasal dari tangga yang kemudian tampak seorang wanita dengan kulit putih mulus terawat dengan semangka yang masih terlihat kencang seakan ingin tumpah tidak mampu ditampung oleh penyangganya, kakinya yang tidak begitu jenjang dengan betis berisi namun mulus dan p∆ h∆nya sangat gempal terlihat. Semua itu dikarenakan saat ini wanita yang jelas lebih tua dari Roy itu mengenakan gaun tidur berbahan satin setengah pH. Seketika jiwa lelaki Roy berontak mendapat pemandangan yang indah didepan mata.

"Tumbem kamu sampai datang kesini Roy ada apa, apa kamu sudah ada uangnya??" Ucap wanita yang usianya tidak lagi muda namun masih begitu menawan bila dipandang langsung mencerca pemuda didepannya.

Roy menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Itu dia tan maksud dan kedatangan aku kesini," ucap Roy sambil menelan salivanya saat pemilik kontrakan duduk didepannya dengan kaki menyilang saling berhimpit memperlihatkan pH mulusnya dengan jelas.

Belum sempat Roy melanjutkan kata katanya Bi Sumi muncul kembali dengan nampan di tanannya di atasnya terdapat dua cangkir teh panas dan cemilan di piring kecil. Wanita tia yang jadi asisten rumah tangga itu bejongkok menopang badan dengan kedua lututnya memindahkan isi nampan tersebut keatas meja yang menjadi pemisah antara Roy dan tante Tati.

"Silahkan diminum dek," ucap Bi Sumi dan kemudian berlalu menghilang dibalik tiang besar de sudut ruangan tempat Roy dan tante Tati duduk.

"Maaf tan aku kesini mau minta belas kasihan tante, beri aku waktu lagi ya tan aku masih belum mendapatkan pekerjaan tan", lirih Roy menunduk tidak mampu lagi menatap mahluk ciptaan tuhan berpakaian seksi di depannya.

"Kamu pikir saya dinas sosial untuk kamu minta belas kasihan, seperti yang saya katakan tadi kalau kamu tidak mampu bayar silahkan angkat kaki dari kontrakan saya", cerca tante Tati dingin sambil melipat tangan dibawah dadanya.

"Saya mohon Tan jangan usir saya, kalau tante usir saya mau tinggal dimana. Disini saya tidak punya sanak family tan. Saya janji begitu saya dapat pekerjaan saya akan bayar tunggakan saya Tan", ucap Roy mengiba berharap hati si pemilik kontrakan luluh. Walau dalam posisi terdesak tapi Roy masih mencuri pandang pada kaki putih terawat yang menyilang menambah keanggunan si pemiliknya.

"Itu bukan urusan saya. Kamu sudah tidak bayar selama tiga bulan. Kalau kamu memang sudah tidak sanggup bayar, masih banyak kok yang mau menempati kontrakan itu",tegas Tante Tati yang kemudian berdiri merubah posisinya seakan tau mata Roy mendapatkan pemandangan indah darinya.

"Saya mohon tan jangan usir saya, saya mau lakui apa saja yang tante suruh asal tante jangan buat saya gelandangan. Nanti kalau saya sudah dapat kerjaan lagi saya akan bayar tunggakan kontrakan tante", balas Roy terus mengiba menatap pinggul wanita yang berdiri membelakanginya yang sedang duduk.

"Kamu membuang waktu saya saja, sekarang kamu lebih baik pulang dan siap siap nanti saya temui kamu",ucap tante Tati serius tampa menoleh pada tamunya itu membuat nyali Roy ciut.

Ternyata pemilik kontrakannya itu garang juga kalau lagi marah. Karena tidak ada hasil malah di usir oleh pemilik kontrakannya itu Roy undur diri.

"Kalau begitu saya permisi tante, saya akan mengemasi barang barang saya. Tapi saya mohon tante izinkan saya satu malam ini masih menempati kontrakan tante, besok pagi saya akan mengantarkan kuncinya kesini", ucap Roy masih minya belas kasihan pada wanita yang telah marah itu. Namun, tidak ada jawaban dari yang diharapkan.

Tante Tati benar benar marah... Tidak seperti biasanya yang luluh jika di rayu sedikit. Dan tadi Roy tidak berani merayu atau pun bercanda dengan pemilik kontrakannya yang merupakan seorang janda beranak dua itu.

Dengan langkah gontai Roy meninggalkan rumah megah bergaya eropa itu. Dia benar benar putus asa. Kerjaan tidak ada, di usir dari kontrakan, dan uang disaku juga tidak seberapa. Mau balik ke kampung buat ongkos saja tidak sampai. Bagaimana aku bisa bertahan di ibu kota yang tidak ramah ini.

Tidak mungkin aku menggunakan uang dari Clara ini. Biar bagaimana pun aku tidak punya hak atas uang yang ditinggalkan oleh orang yang baru dia kenal karena insiden kecelakaan itu.

Dalam keputus asaan dan malam yang terus berlalu Roy tidak tau harus kemana dan bagaimana. Hidup sebatang kara di tanah rantau memang berat. Tidak ada tempat untung bertenggang, kawan yang ada susah semua tidak tau mau minta bantuan pada siapa. Mau menangis malu umur sudah tua. Mau teriak juga ngak akan membuahkan hasil yang ada suara menjadi serak.

"Aduh...... Kenapa hidup ku gini amat ya", desis Roy menggerutu meratapi nasibnya.

Tiba tiba ponselnya berdering. Sebuah pesan masuk dari pemilik kontrakan. Roy tampak ragu membukanya, dalam pikirannya pasti wanita yang memiliki semangka jumbo yang dibawanya kemana mana itu tidak membiarkannya sampai besok pagi untuk numpang tidur di kontrakan yang telah tiga bulan tidak dibayar itu. Pasti tante Tati menyuruhnya mengosongkan tempat itu malam ini juga.

Aaaaaaa......teriakan pun keluar dari mulutnya meluapkan keputus asaan dan tidak tau harus kemana. Dengan menguatkan hati Roy membuka pesan itu, siap tidak siap harus di hadapi. Begitu pesan dibuka Roy makin shock..

"Kamu tunggu saya di depan Alfa. Jangan pergi sebelum saya datang", isi pesan dari pemilik kontrakan yang baru saja dia temui itu.

~Next Bab berikutnya>>>>

1
Takagi Saya
Ayo, cepat berikan kelanjutan cerita ini!
Pratama Arya: ya kak.. ditunggu dulu ya kak...🙏🙏🙏
total 1 replies
swaggy
karya ini layak dijadikan film, semoga sukses terus thor ❤️
Pratama Arya: terima kasih kak... 🙏🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!