Jodohku Anak Kyai

Tak terasa 2 minggu berlalu hari ini adalah hari dimana faiz dan zahra mengikat satu sam alain disebuah ikatan pernikahan. dalam 2 minggu ini zahra dan faiz tak boleh bertemu mereka hanya bisa telepon bahkan video call pun tidak diperbolehkann.

Zahra sudah cantik dengan kebaya adat sunda dengan cadar putih yang menutupi sebagian wajahnya, sedangkan faiz memakai pakaian putih yang senada dengan baju kebaya zahra.

Zahra menginginkan pernikahan mereka tidak digelar mewah cukup ijab qabul saja disebuah masjid, awalnya abi ali dan umi siti tidak setuju tapi mau gimana lagi itu keinginan calon mantu mereka.

..

"Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Fatimah Az-Zahra alal mahri majmueat min 'adwat alsalat wasurat alrahmin hallan" Abi zaki sebagai wali zahra

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq" jawab faiz dengan tegas

_________________________________________

Note:::::"Aku nikahkan engkau, dan aku kawinkan engkau dengan pinanganmu, puteriku Fatimah Az-Zahra dengan mahar seperangkat alat sholat dan surah ar rahman dibayar tunai"

""Saya terima nikah dan kawinnya dengan mahar yang telah disebutkan, dan aku rela dengan hal itu. Dan semoga Allah selalu memberikan anugerah".

___________________________________________

"Bagaimana para saksi sah"

"SAH"

"Alhamdulilah"

"Mempelai wanita boleh dibawa kemari" ucap pak penghulu.

Tak lama datanglah zahra yang diapit olrh kakak perem0uan beserta uminya kedalam masjid. Zahra duduk disamping faiz, faiz yang belum menatap zahra pun menoleh kearah samping dan melihat wanita cantik dengan cadar putih yang menutupi sebagian wajahnya.

"Subahanallah" gumam faiz menatap zahra, zahra yang ditatap itu hanya menundukkan kepalanya.

"Silahkan mempelai pria memasang cincinnya kejari mempelai wanita begitupun sebaliknya" ucap pak penghulu. faiz memasang cincin nikah kejari zahra, begitupun zahra yang memakaikan cincin yang telah dipesan sama tapi buka dari emas.

Setelah itu zahra mencium tangan faiz lalu faiz mencium kening zahra dengan lembut dan memegang ubun ubun istrinya dan berdoa:dalam hatinya.

"Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. Wa a’udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ‘alaih."

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya.

Seusai itu pak penghulu membacakan do'a untuk kedua mempelai ( Author gak tau do'anya ya all, ntar kalau uthor nulisnya salah kan gak bagus)

Semua yang berada dimasjid itu senang dengan pernikahan putra bungsu pemilik pesantren, kedua belah pihak tak menggundang banyak orang hanya santri dan santriwati saja yang hadir.

Tapi ada satu orang yang terlihat gak terima dan tak ikhlas dengan pernikahan ini, dapat dilihat dari raut wajah dan ia mengepalkan tangannya erat.

"Harusnya aku yang ada disana bersama mu faiz, tapi kenapa kamu gak pernah anggap aku ada, aku yang selalu nemenin kamu saat kecil, tapi apa aku layaknya sampah yang tak ternilai" batinnya mengepalkan tangannya erat.

"Aku harus cari cara supaya kamu pergi dari hidup faiz, zahra" batin orang itu keluar dari masjid

Zahra yang melihat seseorang keluar dari masjid itu bertanya kepada faiz

"A' yang keluar itu siapa?" tanya Zahra pada faiz

"Oh itu namanya risa, udah lama dia jadi santriwati disini bahkan udah ikut ngajar anak anak tpq" jawab faiz

"Kayaknya dia gak suka sama aku a' " ujar zahra

"Udah kamu tenang aja, dia baik kok" faiz menenangkan zahra, padahal dia tahu bahwa risa menyukainya.

"Hmm"

Mereka berdua ikut berkumpul bersama keluarganya. zahra langsung mengambil lutfi dari tangan kakaknya. Sama seperti saat faiz menggendongnya, lutfi tertawa dipangkuan zahra. orang tua lutfi senang jika lutfi bisa anteng dengan anaknya.

"Nak kalian rencananya mau tinggal dimana?" tanya umi siti pada faiz dan zahra

"Belum tahu umi, mungkin faiz akan bawa zahra untuk hidup mandiri" ujar faiz

"Zahra ngikut aja umi" timpal zahra

"Kalau begitu untuk sementara kalian tinggal dipesantren ya" pinta abi ali.

"Iya nak, turuti apa kata mertua kamu" ucap abi zaki

"Abi sama umi mau pulang hari ini?" tanya zahra pada kedua orang tuanya

"Enggak untuk malam ini abi sama umi kamu nginep pesantren" jawab umi siti

"Bener abi umi?" tanya zahra dan diangguki oleh kedua orang tuanya

"Fa'i kenapa diam aja?" tanya zahra pada adik bungsunya

"Maaf ya kak fa'i gak bisa nginep sini, besok ada ship pagi soalnya" ujar fa'i bersalah pada kakaknya

Zahra tersenyum dibalik cadarnya "Kakak paham kok posisi kamu karena kakak pernah merasakannya, gak papa kalau kamu harus balik kekos" kata zahra

"Makasih kak, kalau gitu fa'i pulang dulu, abi umi semuanya fa'i pamit dulu ya, Assalamualaikum" ucap Fa'i pada mereka semua

"Waalaikumsalam" jawab mereka semua

"Hati hati dijalan ya nak, jangan ngebut" pesan umi lidia

"Siyap umi" Fa'i pergi dari area pesantren dengan motorn.

Tak terasa hari sudah mulai malam, banyak dari santri yang sudah kembali kekamar mereka mading masing.

Faiz yang melihat istrinya kelelahan itu mengajak zahra pergi kekamarnya.

"Capek ya ra?" tanya Faiz yang diangguki oleh zahra

"Abi umi, kakak kakak. Kami kekamar dulu ya" pamit faiz mengganeng tangan zahra

"Gak enaak a' kalau kita tinggal" ujar zahra

"Mereka paham kok ra, tenang aja" ujar faiz. Dan sampailah mereka berdua disebuah kamar yang cukup besar dilantai dua.

"Ini kamar aa' ?" tanya

"Iya ra ini kamar aku dan sekarang ini menjadi kamar kita, ayo masuk" ajak faiz dan zahra mengikutinya

Zahra pergi kedepan kaca besar dan membuka riasan yang ia pakai. Faiz melihat zahra hanya tersenyum, seakan tak percaya kalau temannya dulu kini menjadi teman halalnya.

"Mau aku bantu" tawar faiz,

"Boleh" jawab zahra menghadapkan diri kefaiz, faiz mulai mengambil riasan yang dipasabgkan dikerudung zahra. saat ingin membuka cadarnya zahra menghentikan gerakan tangan faiz.

"Kenapa hmm, sekarang aku udah jadi suami kamu ra" ucap faiz menatap heran kearah zahra

"Aku malu a' , selama setahun ini belum ada yang lihat wajah aku selain abi dan fa'i " ujar zahra

"Dan aku adalah orang ketiga yang akan melihat wajah cantikmu" ucapnya dan diangguki oleh zahra

"Aku buka ya" ujar faiz, zahra mengangguk

Perlahan Faiz membuka cadar putih yang menutupi setengah wajah zahra, Faiz tersenyum melihat wajah zahra yang masih sama dengan waktu terakhir mereka bertemu.

"Cantik" lirih faiz mengusap pipi putih zahra, zahra yang mendengar ucapan lirih dari suaminya itu wajahnya langsung memerah.

"Boleh peluk gak A' ?" tanya zahra pada faiz

"Sini" faiz merentangkan tangannya. dengan malu dan perlahan zahra mulai memeluk tubuh yang kini menjadi suaminya.

"Terimakasih sudah mau terima zahra" lirih zahra

"Terimakasih juga kamu mau jadi istriku Fatimah Az-Zahra" balasnya membalas pelukan zahra

"I Love you"

Bersambung.........

maaf kalau dieps ini banyak yang gak nyambung, kan uthornya belum nikah jadi apapun jadi, itu tadi aja ada yang aku browsing digoogle 😊😊

...Salam Sayang Dari Author...