Semua menginginkan kisah cinta yang sangat manis dan mulus termasuk aku. Menjadi anak konglomerat dan dikelilingi orang-orang yang selalu menyayangiku tak cukup membuatku bahagia karena aku hanyalah wanita yang ingin merasakan cinta. Menyakitimu bukanlah keinginanku namun takdir lah yang mempermainkan kita.
Masuk kedalam sebuah hubungan rumit yang membuat banyak hati terluka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratnadewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejarlah
Aletta menangis tersedu-sedu saat sampai dikamarnya.
Ia menumpahkan segala isi hatinya disana.
"Kenapa kau keras kepala kak, kenapa kau tak bisa melihat cinta dari Olivia?? Aku sangat mencintaimu tapi aku juga tidak bisa egois dengan bahagia di atas penderitaan Olivia. Kalian sama-sama berarti untukku. Aku tidak sanggup jika terus-terusan melihat Olivia terluka seperti itu" tangis Aletta tanpa ia sadar rupanya Olivia sedang berada di kamarnya.
Olivia terdiam sesaat,
"Bagaimana bisa kak Aletta tau jika aku mencintai kak Arga. Bagaimana bisa kak Aletta tau jika aku terluka melihat mereka berdua? Apakah selama ini dia bisa melihatnya dari tatapanku?? Tapi mengapa dia harus bertindak bodoh seperti ini?? " bathin Olivia.
Saat itu Olivia tengah ingin meminjam charger di kamar Aletta namun ia terkejut saat melihat pintu terbuka dan menampilkan sosok Aletta yang sedang menangis. Ia ingin mendekati Aletta namun ia mendengar curahan hati Aletta yang membuatnya merasa sangat bersalah.
"Kenapa kau bodoh sekali" ucap Olivia sambil menahan air matanya.
"Olivia??" kaget Aletta.
"Apa yang sudah kamu lakukan itu salah kak. Kenapa kakak harus mengalah demi aku??" tanya Olivia.
Aletta yang tadinya menangis sambil tertidur pun langsung terbangun dan menghampiri Olivia.
"Liv kakak bisa jelaskan ini" ucap Aletta.
"Kakak jahat dan egois. Kenapa kakak tega menyakiti hati kak Arga??"
"Aku melakukan ini karena,,"
"Karena kakak tau jika kau mencintainya?? Ya kak, aku memang mencintai kak Arga namun bukan seperti ini yang aku inginkan. Aku memang terluka melihat kalian berdua tapi aku juga sudah rela jika kalian berdua bersama. Mengapa kau selalu saja mementingkan perasaan orang lain alih-alih perasaanmu sendiri?" tanya Olivia menggebu.
Ia memang mencintai Arga dan terluka melihat mereka namun bukan ini yang ia mau. Ia ingin melihat mereka berdua bahagia.
"Bukan hanya itu Liv"
"Lalu apa??" tanya Olivia.
Aletta menghirup nafas dalam-dalam dan membuang dengan perlahan agar berusaha membuang beban yang ada dihatinya kini.
"Duduk sini dulu ya" pinta Aletta sambil menarik tangan Olivia untuk duduk dibibir ranjang.
"Kau tahu betul kan bagaimana sejatinya kak Arga??" tanya Aletta.
"Ya, aku sangat paham" jawab Olivia.
"Dia laki-laki yang baik sudah sepantasnya mendapatkan wanita yang baik pula."
"Tapi kakak juga wanita yang sangat baik"
"Tidak setelah kejadian tragis itu. Harga diriku hancur begitu saja. " tangis Aletta dan kali ini berganti Olivia yang mengelus punggung kakaknya.
"Aku tak mungkin membiarkan kak Aldi lepas tanggung jawab begitu saja Liv apalagi setelah aku tau jika dia bukan kakak kandungku. Dia sudah melihat tubuh polosku dan menyentuhku meski belum sampai berbuat hal yang lebih jauh lagi. Sebagai laki-laki dia harus bertanggung jawab atas perbuatan yang sudah ia lakukan. Dan sebagai wanita aku juga tak mungkin tega jika kak Arga mendapatkan wanita seperti aku ini. Dia memang sudah mau menerima kekuranganku namun tetap saja aku tak tega padanya. Dia pantas bersanding dengan wanita yang baik, misalkan kamu. Kamu wanita yang baik pasti akan lebih cocok dengan kak Arga" sambung Aletta.
"Tapi aku tak mau kakak melakukan ini hanya karena tak enak hati padaku. Kalau memang kakak mencintainya maka kakak harus memperjuangkan cinta kalian" ucap Olivia.
"Berjuang pun percuma Liv, aku dan dia memang tidak akan pernah berjodoh."
"Setidaknya kakak berusaha" ucap Olivia.
"Aku tak mau melukai hatinya terlalu dalam. Kumohon padamu jaga Kak Arga karena situasi hatinya kali ini sedang tidak baik. Kamu pasti bisa meluluhkan hati kak Arga. Lagipula aku juga sudah tak mencintainya lagi Liv"
"Mustahil jika kakak sudah tak mencintainya lagi" sangkal Olivia
"Awalnya iya, namun semakin kesini aku menjadi paham jika ini memang sudah takdir hidupku. Awalnya aku juga tak bisa menerima pernikahan ini namun rupanya setelah mengetahui jika kak Aldi bukan kakak kandungku membuat hatiku bergetar layaknya wanita kepada pria. Bukan lagi adik kepada kakaknya. "
"Kau mencintai kak Aldi?"
"Bisa jadi" jawab Aletta.
"Bagaimana mungkin aku bisa melupakan kak Arga secepat itu Liv, aku sangat mencintainya. Maaf jika aku berbohong. Aku hanya ingin kamu memperjuangkan cintamu padanya." bathin Aletta..
"Kau tidak berbohong kan kak??"
"Aku tidak berbohong Liv, jika kamu mencintai dia kejarlah. Aku sudah tak mencintainya lagi." ucap Aletta.
"Terimakasih Kaka" ucap Olivia kemudian memeluk Aletta.
🍃🍃🍃
"Selamat pagi sayang apakah tidur kalian nyenyak?" tanya mama Dita saat melihat Aletta turun dari tangga.
"Selamat pagi juga mama, papa" ucap Aletta sambil tersenyum manis dan mengecup kedua pipi orang tuanya itu.
Semalaman ia sudah belajar tersenyum manis seolah tak pernah terjadi apa-apa.
"Suamimu mana?" tanya papa Leo.
"Kak Al masih bersiap-siap pa" jawab Aletta.
"Apa kau bahagia nak?" tanya papa Leo.
Aletta langsung tersentak mendengar pertanyaan dari papanya.
Ia langsung mengontrol diri dan tersenyum.
"Papa ini lucu bertanya nya. Papa tidak bisa melihat wajah cantikku ini?? I'm fine pa" ucap Aletta sambil tersenyum manis.
"Syukurlah kalau begitu." jawab mama Dita.
Tak lama setelah itu, Aldi turun dengan menggunakan setelan jas yang membuat auranya semakin berkharismatik.
Aletta melirik sekilas lalu melanjutkan tangannya yang sedang ingin mengambil makanan.
"Eca, kau sudah menjadi seorang istri. Tak pantas jika kau makan sebelum menunggu suamimu" ucap mama Dita.
Aletta pun menghentikan aksinya kemudian menatap Aldi yang kini sudah duduk di sampingnya.
Ia langsung membuka piring Aldi dan menata sejumlah makanan di piring Aldi.
"Silahkan di makan kak" ucap Aletta.
"Terimakasih Ca" ucap Aldi sambil menatap wajah Aletta.
"Oh ya, persiapan pernikahan kalian sudah 75% dan mulai besok kalian harus berhenti dari kantor agar tidak terlalu lelah karena pesta ini akan menjadi pesta paling megah dan mewah di seluruh dunia" nasehat papa Leo.
"Apa tidak sebaiknya kita adakan acara biasa saja pa? " Tanya Aldi.
"Tidak! Seluruh dunia harus tau jika putraku sudah menikahi putri kandungku. Pernikahan ini merupakan pernikahan pertama dan terakhir bagi keluarga Lee"
"Baiklah jika itu mau papa aku akan menurut saja" jawab Aletta.
"Bagus, oh ya Al. Setelah sarapan kamu ke ruang kerja papa. Ada yang mau papa bicarakan denganmu" ucap papa Leo.
"Kenapa tidak disini saja bee?" tanya mama Dita.
"Because this just for a man" jawab papa Leo.
"Awas kalau aneh-aneh " Ancam mama Dita.
"Tidak sayang, mana berani aku aneh-aneh. Yang ada nantinya aku tidur di sofa lagi" ucap papa Leo sukses membuat Aletta dan Aldi menahan tawanya.
"Eh maksudku itu,, emm,,"
"Papa rupanya gagah seperti ini takutnya sama istri" Sindir Aletta sambil tersenyum melihat keserasian kedua orang tuanya yang berbeda 180° dengan kisah cintanya ini.
aku jadi ikut baper dan haluuu thoor