NovelToon NovelToon
Bukan Yang Pertama

Bukan Yang Pertama

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Poligami / Tamat
Popularitas:2.4M
Nilai: 5
Nama Author: syarifatul hidayah

Saat pernikahan sudah di ambang kehancuran, saat itu kita menyadari jika kita sudah gagal membinanya.
Ingin mempertahankan demi putri tercinta, tapi semua sia-sia saja.
Perceraian yang sangat menyakitkan, karena sebenarnya kita tidak ingin mengorbankan buah hati kita.
Dia, anak kecil yang tidak berdosa, yang akhirnya harus merasakan sakit hati karena perpisahan antara ayah dan ibunya.
Mampukah Shofia melewati semua ujian itu? di hianati oleh sang suami, yang sudah diam-diam mempunyai istri simpanan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syarifatul hidayah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 23. Tugas Ke Pulau Dewata

Suasana pagi yang begitu cerah, sudah dua bulan berlalu Kepergian Naina. Dan sudah seminggu yang lalu, palu hakim di ketuk, itu artinya Shofia sudah resmi bercerai.

Perasaannya lebih sedikit tenang, meski hatinya masih ada sisa-sisa sakit yang sulit hilang. Sudah tiga kali Handphonenya berdering, Shofia tidak menyadari jika ada panggilan masuk. karena Handphone Shofia ada di kamar, sedangkan Shofia sedang memasak bersama Ibunya.

Setelah selesai memasak Shofia pergi bersiap-siap untuk ke kantor. saat melihat handphonenya Shofia terkejut. Karena ada panggilan tidak terjawab sebanyak tujuh kali.

"Waduh, Bapak Fakhri telepon, gawat, pasti dia akan marah." Guman Shofia panik

Segera dia menelepon kembali Bapak Fakhri, karena dia tahu panggilannya yang berulang-ulang membuat Shofia sangat cemas dan takut. Pastinya Bapak Fakhri akan marah besar. Tak lama panggilan Shofia tersambung,"

"Buang saja handphonenya, dari pada di biarkan orang telepon penting tidak di terima. Atau masukkan saja ke kamar mandi, biar sekalian tidak usah pegang handphone." Ujar nya dari sebrang dengan nada marah.

"Maaf..." Belum sempat Shofia melanjutkan kata-katanya, Bapak Fakhri menyambung lagi.

"Kalau maaf bisa menyelesaikan masalah, untuk apa ada hukum di negara ini. sayang sekali maaf itu tidak berarti buat aku. Saya mau sekarang juga kamu bersiap-siap, karena pukul 11.00, kita akan ke Bali."

Shofia terkejut karena mendadak sekali, dia belum membeli keperluan apa yang harus di bawa. Dan shofia juga belum ada baju kantor yang bagus.

"Baik,,,," Lagi-lagi belum selesai Shofia jawab Bapak Fakhri sudah mengakhiri panggilannya.

"Ya tuhan, bos macam apa dia, bikin aku tidak bersemangat saja." Guman Shofia kesal

Dia pun mengambil koper, dan baju seadanya yang biasa buat ke kantor. terlihat seperti karyawan biasa saja, tidak seperti seorang sekertaris pribadi bos besar.

Satu persatu di pilih, hanya dua baju yang lumayan bagus. Setelah selesai di packing shofia mandi. Ibu Naflah terkejut melihat ada koper di atas tempat tidur Shofia.

"Mau kemana Shofia, kenapa dia menurunkan kopernya?" Batin Ibu Naflah.

Setelah itu kembali lagi ke ruang keluarga. Menunggu Shofia untuk di tanya hendak kemana. Ibu Naflah takut Shofia sakit hati dngan Hanif, dan memilih pergi. Saat melamun, Shofia menghampiri Ibu Naflah, sampai-sampai Ibu Naflah kaget.

"Ya Allah."

"Ibu melamun ya?" Tanya Shofia, duduk di dekat Ibu Naflah.

"Mau kemana? ada apa Nak? kenapa sampai mau pergi."

"Ibu nuduh Shofia mau kabur ya? hehehe."

"jangan tertawa Ibu khawatir."

"Maaf, Bu. Tadi itu Shofia ada telepon mendadak dari Baoak Fakhri, kalau ada tugas ke Bali sekarang juga. Jam sebelas tar lagi kita berangkat Bu."

"Ibu pikir ada apa Nak, sampai Ibu khawatir saja."

"Ibu jaga kesehatan, Shofia tidak tahu berapa hari di bali. Tapi ada Karin yang akan menemani Ibu tiap malam."

"Iya, Nak. kamu hati-hati ya disana, jaga diri baik-baik. Hanya kamu milik ibu,''

Shofia memeluk ibunya, ada bening hangat yang membasahi pipi ibu Naflah. Segera Shofia melepas pelukannya dan menghapus air mata Ibu Naflah

"Bu, cukup jangan pernah ada air mata lagi. Selama ini kita sudah sedih, jadi kita jangan larut dalam kesedihan lagi. Shofia pasti akan baik-baik saja."

Setelah berpamitan Shofia segera berangkat menuju kantor. Semua terasa terburu, dan membuat suasana harus tegang. Shofia merasa kesal, tapi dia tahu mana yang bersifat darurat atau yang bisa di buat santai saja.

Shofia juga segera menelfon Karin, tak perlu lama, panggilan tersambung.

"Karin, titip Ibu ya,"

"Iya, pasti aku jagain Tante. Tadi papa yang bilang kalau kamu mendadak harus ke Bali katanya."

"Aku juga terkejut, karena semua persiapan buat ke Bali aku gak ada. Bahkan baju saja semua baju lawas."

"Tinggal beli aja, kan baru gajian, Hehe."

"Tapi aku tidak akan punya waktu." Ujar Shofia kecewa

"Sabar ya, dia memang sedikit bikin kesal. Tapi Bapak Fakhri baik kok."

"Baik sih baik. Tapi aku di buat jantungan."

"Harus sabar tingkat tinggi, Hahahahaha."

"Cukup Karin. kok malah ketawa, udah aku mau berangkat ."

"Hati-hati ya,"

"Makasih,"

"Sama-sama."

Shofia sudah siap menunggu di ruangannya, koper yang dia bawa sudah siap di mobil. Jam menunjukkan pukul 09.45, bunyi telepon yang begitu nyaring, membuat Shofia terkejut dan langsung menerima panggilan tersebut.

“Kamu tahu kan kalau kita akan berangkat sebentar lagi. Kenapa kamu masih santai saja? Cepat berangkat sekarang juga. Saya tunggu di pintu keberangkatan.” Nada tinggi membuat Shofia kesal. Tapi masih menyimpan kekesalananya

“Baik Bapak,”

Tut tut tut tut tut, suara panggilan yang sudah terputus. Membuat Shofia semakin kesal.

“Dasar Bos aneh,” Guman Shofia kesal.

Shofia segera pergi menuju parkir, dan langsung masuk mobil. Shofia yang kalem dan santai membawa mobil kini dia harus belajar membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Belajar dari kekerasan Bapak Fakhri yang suka seenak hati. Membuat Shofia harus melakukan sesuatu yang sangat Shofia tidak suka.

Tidak perlu menunggu lama, akhirnya sampai juga di Bandara. Segera Shofia mengambil koper dan langsung masuk ke tempat yang di maksud. Ternyata Bapak Fakhri sudah menunggu di depan pintu keberangkatan.

Tanpa banyak bicara, wajah sudah terasa dingin sedingin es balok yang sulit di pecahkan. Tapi Shofia sudah biasa dengan sikap bosnya yang dingin.

Untuk pertama kalinya Shofia naik pesawat, dan untuk pertama kalinya dia harus pergi keluar kota, jauh dari Ibunya.

Setelah lepas landas, pesawat sudah mulai tinggi, perasaan Shofia tidak menentu, tubuhnya gemetar, dia tidak tahu jika Shofia merasa dirinya takut dan jantungnya berdetak tidak karuan. Tangannya berpegangan erat pada pegangan di kursinya. Matanya di pejamkan takut saat melihat kearah jendela pesawat.

Dadanya sudah sesak, seakan tidak bisa bernafas. Bapak Fakhri heran saat menoleh ke arah Shofia.

"Kamu kenapa?" Tanya Bapak Fakhri heran.

"Ini pertama kalinya saya naik pesawat Bapak," Ujar Shofia gugup, terlihat jelas kalau Shofia takut ketinggian. Bahkan nafasnya sudah tidak beraturan.

Matanya di pejamkan seakan takut untuk melihat di sekitarnya, wajahnya pucat membuat Bapak Fakhri khawatir dengan Shofia. Karena baru pertama kalinya dia bersama karyawan yang benar-benar ketakutan.

Hingga akhirnya Shofia terkulai lemas, yang semakin membuat Bapak Fakhri cemas.

1
Salfanei
naina y udah g masukin LG dlm cerita y byk yg g nyambung
Cucu Siti Hodijah
bisa ga utk fakhri jangan pakai kata bapak, jd bingung seolah2 ibu fatma & bapak fakhri seumuran
Selvy Anton
Luar biasa
Salfanei
seperti yg bercerita dr pihak Shofia
anggraeni utami
nagus ceritanya
sakura
...
kika
aku kurang stuju klo yg beliin rumah, mndingan dkasih modal usaha atau apa gtu. jgn dikasih ikan, tpi dikasih kail, modal utk usaha, & didampingi juga usaha nya. dksih pelatihan & arahan
Hersa
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
My atee
Luar biasa
zaidi zack
Bagus novelnya. Tahniah thor. Cuma 1 saran sy, lepas ditaip, sebelum submit @ send lebih bagus jika thor ulang baca kerana terlalu banyak error. Contoh, Patutnya yg nama hanif tapi ditulis haikal. Seolah haikal bertemu haikal. Dan bnyk lg yg lainnya. Moga thor sihat selalu dan terus maju dlm berkarya..
zaidi zack
Loh tadi di awal episod ni disebabkan naila PUTRA fakhri? Hjg2 seolah putri pula..bkn saja sofea, pembaca jg ble jd bingung 😁
Renjana
Bagaimana jd bahagia🤦‍♀️
Renjana
Bnyk salah sebut nama antara karin dan sofia
Nurliana Saragih
Sebenarnya ini ceritanya bagus tapi bahasanya masih terlalu kaku dan terasa gak bebas.
Bapak Fahri seharusnya cukup Fahri dan kalo untuk memanggil cukup Pak Fahri atau Bapak?!
Jadi setiap kata atau kalimat seharusnya di sesuaikan lagi,jadi yang baca itu gak terlalu kaku.
Sebenarnya buat aku sendiri gak masalah tapi lama2 agak ke ganggu juga,ngerasa gak bebas bacanya karena setiap kalimat yang dibaca terkesan kaku.
🙏🙏🙏
Semangat Thor, semoga sehat selalu dan terus berkarya.
amalia gati subagio
kalau gak tahu, boleh plak plok???
cinta piyeeeee????
psyco stockholm maskosis karnivora rendom, cacat mental berbalut kesempurnaan fisik materi kekuasaan sok bijak moralis atas nama cinta akut
amalia gati subagio
psyco songong!!!! cinta = lebab pengkang, makian???? he Rumah Tangga opo penjata, binaan Lebaga Pemasyarakatan (LP) gak bole brat bret bauk buak!!!? dansak piyeeeee???
Rini Haryati
ceritanya keren
sukses
semangat
mksh
mantap
Djie Marwati Laissa
biyyuuhhhh bisa gak klu sawahku aja yg d beli SM bapak Fahri🤣🤣🤣🤣
Putra Indra
beberapa tahun yang lalu, persis Doa seperti itu pernah beberapa kali aku panjatkan
Elly Watty
cerita yg kyak gini thor yg bkin readers ibu2 skit hti trmasuk q, yg isinya merendahkan harga diri wanita tp akhirnya dipersatukan ma suami yg dah menginjak hrga dirinya, sekali2 bkin cerita yg sebisa mugkin mengangkat harga diri n Martabat wanita, cuma masukan ja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!