NovelToon NovelToon
Tahta Berdarah Sang Pangeran

Tahta Berdarah Sang Pangeran

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Epik Petualangan
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: lintang88

kerajaan majayan dalam situasi kritis,sang prabu telah di ambang kematian,saat terakhir dalam hidup nya,sang prabu hanya bisa membuat rencana penyelamatan putra mahkota,berharap di masa depan ,sang putra mahkota dapat mengambil hak nya kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lintang88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Raden kepeng

"Ama, izin kan saya kembali ke puncak gunung,saya perlu menenangkan diri"

"silahkan pangeran ,tapi sebaiknya temui dulu Ambu dan adikmu,mereka pasti sudah rindu.

" baiklah Ama""

Dua tahun setelah pernikahan,Nilam melahirkan seorang anak perempuan yang bernama Nawang,tumbuh berkembang bersama membuat kepeng dan Nawang sangat dekat,

" Raka...seorang gadis manis berusia 12 tahunan tiba tiba berlari dari dalam sebuah rumah dan langsung memeluk kepeng.

" hahaha..kepeng tertawa gembira menyambut adik nya, kemudian dia menggendong adik nya sambil meledek

"Ais... berat.. Jangan makan banyak banyak,nanti gendut loh ..."

"rakaaaa...! Nawang cemberut

" Nawang ..apa apaan sih kamu .sudah besar masih manja saja..kasian Raka mu tuh ,Nilam muncul dari balik pintu dia menegur Nawang sambil tersenyum

"tidak apa apa Ambu"

" Wee.. biarin" Nawang menjulur kan lidahnya.

" Ambu.. sehat kan?" kepeng mencium tangan Nilam ,sambil masih mengendong Nawang

" Ambu sehat pangeran," Nilam berkata matanya berkaca kaca haru,anak yang dia rawat ,sudah besar,walau anak itu tau dia adalah pangeran, tapi tak sekalipun anak ini berlaku sombong, malah anak itu telah menjadikan Nala dan Nilam sebagai orang tuanya,berkali kali dia keberatan jika di panggil pangeran oleh dua orang ini, namun Nala dan Nilam tetap berpegang teguh pada adab ,tidak mau berlaku sembarang.

terkecuali Nawang,adik nya, kepeng memaksakan Nala dan Nilam untuk membiarkan Nawang memanggil nya Raka,agar tidak ada jarak diantara mereka",biarkan Nawang menjadi adik ku yang sebenarnya " .

Setelah melepas kangen sebentar dengan ibu dan adiknya, pangeran munding alias kepeng naik kembali ke puncak gunung rangkong,

di dalam gubuk nya,dia duduk terdiam,hatinya gelisah,takut mengecewakan orang orang yang telah begitu setia menunggu dan menjaganya, apalagi saat dia teringat pesan ayah nya,

"Ingatlah munding,jangan sekali kali kau tunjukkan cincin ini sebelum waktunya,jika saatnya tiba, cincin ini akan membimbing dan mengarahkan mu ,"

“Tabahkan hatimu,kuatkan tekadmu,mulai sekarang,kau sembunyikan jati dirimu,menyamarlah,jadi rakyat biasa hingga saat nya tiba,nama mu"kepeng "Ama Ambu mu aki Nala dan nyi nilam ,masa depan menantimu, kerajaan tergantung padamu”

mengingat hal itu,dia kemudian mengambil cincin yang di jadikan kalung, mengamati nya sebentar,dia kemudian melepaskan tali pengikat cincin dan memakai cincin itu di jari manis nya ternyata pas.

,saat cincin itu dia pakai, cincin itu mengeluarkan sinar tajam yang langsung menembus kepalanya.

" jlegar..." tiba tiba saja cuaca di puncak gunung berubah,angin kencang di sertai petir menyambar namun tidak turun hujan.

di dalam kamar, pangeran munding seperti orang hilang kesadaran, pandangan mata nya kosong dia duduk mematung.

Didalam alam bawah sadar pangeran munding bertemu dengan sisa jiwa ayahnya,

" kamu sudah besar munding,sudah saatnya keluar, pergilah ke puncak gunung solaka,disana ada semua yang kau butuh kan dalam perjuangan mu nanti.

sekarang pejamkan matamu,aku akan menurunkan ilmu yang bernama "kepeng" ilmu ini adalah tehnik membekukan darah dan melemaskan kan tulang, kau dapat mematahkan tulang sebesar apapun seperti kau mematahkan lidi

ilmu ini memang sengaja aku ciptakan untuk mu,tidak ada seorangpun yang menguasainya

jiwa sang prabu juga memberikan wejangan dan petuah serta menurunkan"serat kawijayaan" sebagai pedoman kepemimpinan

di alam sebenarnya hari telah berlalu hampir lima hari lamanya,pada hari ke enam, kepeng tersadar,dia kemudian berdiri dan melangkah keluar,dia kini telah siap sepenuhnya, hati nya tenang,pikiran nya plong,sorot matanya tajam namun teduh,aura kepemimpinan terlihat jelas dari wajahnya yang semakin tampan ,

dengan cepat dia menuruni puncak gunung,menemui keluarga nya bersantai sejenak sebelum hari pengujian.

halaman balai pertemuan telah ramai, pengujian ini memang telah di ketahui banyak orang, mereka yang berasal dari bekas kerajaan majayan tentu tidak akan melewatkan acara ini, mereka sangat menantikan raja baru dan berdiri nya kembali kerajaan majayan.

Pangeran munding telah siap,dia mengenakan pakaian putih putih, kepalanya di ikat kain berwarna biru, penampilan nya berhasil memukau,dia sangat tampan gadis gadis berteriak tak sadar,Nawang berkata dengan bangganya "jelas dong..kakak ku"

Pangeran munding membungkuk, memberikan hormat kepada semua yang hadir,dia kemudian mendekati kotak kayu,membukanya,sinar kemilau keluar saat kotak itu terbuka,lalu dengan sangat hati hati, pangeran mengambil keris, mengangkat nya, menunjuk kan kepada khalayak ramai,dan

"kling...." sinar tujuh warna seperti pelangi keluar seiring dengan keris yang berhasil di cabut dari sarungnya,

pangeran mengacungkan tinggi tinggi keris itu ke langit, dari ujung keris terlontar keluar selarik sinar perak menembus langit

kemudian dia memasukkan kembali keris itu ke sarungnya, tetap memegang keris,dia kini berlutut di depan kotak peti lainnya,resi jayanala telah menunggu,dia membuka kotak, mengambil mahkota bertahta kan emas dan berlian,berat mahkota perkirakan sekitar lima kilo ,mahkota itu berkilauan tertimpa sinar matahari pagi,

resi jayanala,memakai kan mahkota itu di kepala pangeran munding,

" klap.." mahkota itu seperti menyesuaikan ukuran nya sendiri agar pas dan sesuai di kepala pangeran munding , mengunci nya agar tidak jatuh sekaligus bermakna tidak mudah di rebut.

pangeran munding berdiri,dia tampak gagah dan berwibawa,tiba tiba saja langit yang cerah redup..

"jlegar.. jlegar... jlegar.." suara guntur dan kilatan petir tiga kali terdengar,setelah itu langit kembali cerah

" salam yang mulia raja, selamat.."

semua orang yang hadir serempak berlutut, terkecuali Nawang,dia terlihat bingung,melihat itu,Nilam segera menarik tangan Nawang agar ikut berlutut,

" Nawang .. jangan kurang ajar.."

" kenapa Ambu? Nawang yang jadi ikut berlutut ber tanya.

" sekarang Raka mu adalah raja kita..tidak boleh sembarang ngan.." nanti Ambu jelaskan

Pangeran munding kaget melihat mereka semua berlutut

" eh eh.. jangan begini,ayo semua bangun,"

" tidak boleh yang mulia, bersumpah lah dan berikan titah pertama yang mulia ,sebagai tanda kebangkitan raja baru.

ini bagian sakral dari pengangkatan Raja yang baru, " Wahyu mahkota Mayangkara"

resi jayanala berkata ,sambil tetap berlutut

" baiklah ,kalau begitu, pertama Tama aku ucapkan terima kasih kepada kalian semua yang telah menjaga ku ,yang kedua aku meminta Ama Nala,Ambu Nilam berdiri ,kemari , berdiri di samping ku ,ini titah pertamaku tidak bisa di tolak."

dengan sangat terpaksa,kedua orang ini ikut berdiri bersama pangeran munding.

" bruk" tiba tiba pangeran munding bersujud di hadapan mereka berdua, membuat kedua orang ini tak sadar mundur

"yang mulia ...teriak mereka

" aku bisa seperti sekarang karena pengorbanan kalian berdua,walau kalian bukan lah yang melahirkan aku,tapi kalian merawat dan menjaga ku dengan sepenuh hati,Ama dan Ambu adalah segalanya bagi ku,salam hormat Ama Nala ,Ambu Nilam,kalian lah Raja dan ratu sebenarnya dalam hati ku.."

pangeran munding bersujud,satu kali,dua kali namun yang saat akan ketiga kalinya,dua orang yang di sembah langsung bereaksi,mereka sama bersujud dan memeluk pangeran munding, tangis haru pecah,dengan terisak Isak Nilam berkata

" iya iya anak ku yang mulia raja,..iya iya.."

tangisan Nilam menggetarkan jiwa ,semua yang hadir tertunduk ,ikut larut terharu.

tak lama setelah menenangkan dirinya,pangeran munding kembali berdiri dan dia kemudian mengucapkan sumpah

" sebelum berhasil mendirikan kembali kerajaan majayan,aku pangeran munding Jayananta,tidak ingin di panggil pangeran apalagi raja,mulai saat ini panggil aku dengan nama Raden kepeng sesuai dengan nama desa kita desa kepeng ! "

setelah mengucapkan sumpah, tiba tiba guntur menggelegar Seolah merestui sumpah sang pangeran.

pangeran tidak memberitahu bahwa kepeng adalah nama samaran yang diberikan ayahnya sekaligus juga nama ilmu baru nya.

1
Ali Khadafy
awal yg bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!