Diora, seorang wanita yang hidup mandiri. Kehidupannya cukup senang, tentram, nyaman, dan damai dengan cinta serta kasih sayang yang diberikan oleh kekasih dan sahabatnya.
Namun, ketentraman itu musnah seketika setelah Davis, pria kaya yang arogan masuk ke dalam kehidupan Diora. Hanya karena kebaikan Diora menolong pria itu ketika badai salju membuat Davis begitu menginginkan Diora menjadi miliknya.
Berbagai cara Davis lakukan untuk mendapatkan wanita itu, hingga akhirnya Diora terpaksa harus menikah dengan Davis atas jebakan yang dibuat oleh pria itu.
Kehidupan pernikahan yang mereka jalani tanpa cinta, karena Davis hanya terobsesi dengan Diora. Akankah pernikahan itu membawa kebahagiaan untuk Diora? Atau sebaliknya?
Follow instagram Author yuk : heynukha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23
Dengan langkah gontai, Diora masuk ke dalam kamar hotel. Membuat Danzel yang sedang dihakimi oleh orang tuanya kaget.
“Diora aku bisa jelasin,” bujuk Danzel. Ia bangkit dari tempat tidur hendak menghampiri Diora. Membuat Diora dan Gabby memejamkan mata mereka.
“Pakai celanamu! ... apa kau mau menerbangkan burungmu itu!” sentak Marlin menunjuk bagian bawah. Membuat Danzel tersadar bahwa dia sedang tak memakai sehelai benang pun. Bahkan sesuatu yang mengkerut di bawah sana terpampang nyata. Reflek Danzel menutupinya dengan tangan.
“Ini,” sinis Megan sembari memberikan pakaian yang sempat tak sengaja ia injak karena berserakan di lantai. Meskipun kesal, tapi tak mungkin ia tega mempermalukan putranya sendiri.
“Diora ... ini tidak seperti apa yang kau lihat.” Danzel menghampiri Diora. Memegang tangan lembut wanitanya agar Diora mempercainya, namun ditepis oleh Diora. Danzel langsung memeluk Diora dengan erat, tak memperdulikan berontakan yang dilakukan Diora. Dadanya yang tak memaki baju merasakan lelehan air mata Diora.
“Kenapa?” Diora memukul dada bidang Danzel. “Kenapa kau lakukan ini padaku?” Pukulannya mulai melemas, kenyataan pahit apa ini yang ia dapatkan.
“Percalah padaku ... aku tidak melakukan apapun dengannya.” Danzel melepaskan pelukannya kemudian menangkup wajah cantik Diora agar memandang matanya yang memperlihatkan kesunggungan dari ucapannya.
“Bohong!” raung rubah betina yang sedari tadi diabaikan. Membuat semua menatap dirinya dengan tatapan tajam, kecuali Diora yang menatap dengan sendu akibat terlalu lama menangis.
“Diam kau!” bentak Danzel tak ingin wanita yang membuatnya akan kehilangan belahan jiwa itu mengatakan hal yang tidak seharusnya dikatakan.
“Ini semua rencanamu kan!” tuduh Gabby dengan wajah yang sudah diselimuti emosi. Ia tak akan percaya seorang Danzel melakukan perbuatan asusila dengan orang lain kecuali ada yang menjebaknya.
“Tidak! Dia yang memaksaku untuk menghangatkan ranjangnya,” tampik Eliana, menatap wajah Gabby dengan tatapan yang hanya diketahui oleh Gabby apa artinya.
Gabby mengepalkan tangannya dan menatap tajam Eliana. Ia melangkah dengan penuh emosi mendekati Eliana.
“Kau fikir aku percaya ha!” Gabby menjambak rambut Eliana hingga wajah Eliana mendongak menatap Gabby yang matanya sudah hampir copot.
“A-aku tidak berbohong,” rintih Eliana menahan sakit.
“Lepaskan Gabby ... kau bisa membuatnya botak,” sela Diora. Ia sudah mendekati Gabby dan mencekal tangan Gabby untuk melepaskan tangannya. tak tega melihat rintihan kesakitan yang dialami Eliana. Meskipun ada rasa kesal, namun ia tetap tak tega melihat sesama wanita dianiaya seperti itu.
“Apa yang kau lakukan! Biarkan aku mengurus rubah betina ini, dia pasti sudah menjebak Danzel.” Gabby menyingkirkan Diora agar menjauh darinya.
“Aku tidak berbohong!” teriak Eliana. “Lihat.” Ia membuka sedikit selimut yang menutupi dadanya dan menyibakkan rambutnya. “Semua ini hasil karyanya.” Menunjuk tanda merah di leher dan dadanya. “Aku sudah menolaknya dan menyadarkannya untuk tak melakukan itu padaku, tapi dia memaksaku.” Ia tatap orang tua Danzel dengan tatapan sedih seperti orang yang sangat terluka.
“Dosa apa yang aku perbuat dimasa lalu,” desah Megan sembari memijat pelipisnya yang mulai pusing dengan kelakuan putranya.
Sedangkan Marlin memperhatikan tanda merah dengan tajam, melihat apakah tanda merah itu sungguhan atau hanya buatan dari trick make up. Ternyata sungguh tanda merah alami dari kulit.
“Jangan percaya! Ini pasti hanya tipu muslihatnya saja, bahkan dia sudah lancang mengaku menjadi Diora kekasih Danzel Pattinson pada teman-temannya,” tampik Gabby. “Dia sudah sering berbohong demi kepentingannya, bahkan dia meminjam uang Diora dengan berbohong jika ibunya sedang sakit,” imbuhnya membeberkan aib Eliana.
Danzel bernafas lega karena ada orang membela dan mempercayainya.
“Kau jangan membuka aib orang! itu tidak baik, bagaimana jika hal itu terjadi padamu? Pasti kau juga tidak mau kan,” bisik Diora ke telinga Gabby.
my love cocoknya panggilan itu buat Doria bukan sebaliknya ya Thor ....he....
Dannes
baru emak bapak nya 😁
tapi kesemuanya bagus2 thor
lgsg like, subscribe,vite dan d tutup ☕