Caca gadis muda berusia 21 tahun, hidup sebatang kara, semenjak Ayah dan Ibunya meninggal Caca tinggal dirumahnya sendiri, Paman Jaka, adik dari Ayah Caca sudah beberapa kali mengajak Caca untuk tinggal bersama, tapi Caca selalu menolaknya.
Niat baik Caca untuk menolong seorang pria yang ditemukan Pingsan di pingir sungai samping rumahnya, harus berakhir dengan mengakhiri masa lajangnya, dan menikah dengan lelaki yang tidak di kenalnya.
Tidak ada rencana, malam ini Caca harus menikah dengan Arkana pria tampan yang tidak di cintanya, semua itu terjadi karena kesalahpahaman warga, yang melihat Caca membawa masuk pria kedalam rumahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aa zigant, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayi besar Caca
Setelah selama seminggu Caca istirahat di rumah, rencana hari ini akan mulai berkerja di restoran suaminya. Caca sudah rindu suasana ditempat kerjanya.
Arkana yang baru saja terbangun melihat istrinya sudah rapi merasa heran, kemudian dihampirinya Caca.
"Sayang," kata Arkana sambil memeluk pinggang Istrinya dari belakang.
"Mas, mandilah dulu air sudah Aku siapkan," ucap Caca.
"Biarkan seperti ini lima menit saja," kata Arkana.
Caca hanya tersenyum, makin hari Suaminya semakin manja minta diperhatikan terus. Namun, Caca merasa sikap Arkana ini membuatnya semakin mencintainya.
"Mas, sudah sana mandi," kata Caca.
Arkana tidak menjawab, tapi segera mengambil handuk yang sudah disiapkan Istrinya. Caca segera menyiapkan pakaian Suaminya lalu meletakkan di atas ranjang.
Arkana seorang pengusaha, tapi lebih suka pakai kemeja tidak seperti orang kantoran yang Setiap hari memakai jas.
Setelah selesai menyiapkan kebutuhan suaminya Caca segera turun menuju ke arah dapur, para pelayan tersenyum melihat Nonanya berjalan kedapur.
"Selamat pagi Nona, apa anda membutuhkan sesuatu?" tanya salah satu pelayan.
"Tidak Bik, saya hanya mau buat minum buat suami saya." jawab Caca lembut.
"Biar saya buatkan Nona, Nona silahkan menunggu diruang keluarga saja.
"Enggak apa-apa bik biar Caca saja yang bikin, Bibik bisa melanjutkan pekerjaan yang lain." ujar Caca.
Pelayan itu tersenyum, sangat bersyukur karena Tuan Arkana mendapatkan istri yang cantik ditambah lagi tutur katanya yang sopan.
Caca segera meletakkan teh di meja makan, kemudian dia membantu para pelayan untuk menyiapkan sarapan dimeja makan.
Beberapa pelayan sudah melarangnya supaya duduk saja, tapi Caca berisi keras untuk membantu dengan ancaman akan melaporkan ke Suaminya kalau dilarang lagi.
Dari pada nanti dipecat, akhirnya mereka tidak ada yang berani melarangnya. Caca hanya tersenyum melihat para pelayan hanya menurut kepadanya.
Sebelumnya Caca mulai curiga, karena merasa ada yang menjadi mata-mata di rumah ini.
Wanita muda itu merasa ada yang jangal, saat akan meminum jus jeruk kemarin. Aroma jeruk yang akan diminumnya beraroma seperti obat tidur dengan dosis tinggi.
Namun, bukan Caca namanya kalau tidak bisa menemukan siapa mata-mata dirumah besar ini. Makanya kalau untuk minum pagi dan sore beberapa hari ini dia yang buat, Karena ia khawatir dengan keselamatan keluarganya.
Saat ini semua sudah berkumpul di meja makan kecuali Arkana, Mami Arini yang tidak melihat anaknya merasa heran biasanya selalu duluan duduk dimeja makan.
"Caca suamimu mana,Nak?" tanya Mami
"Mas Arkana, Astagfirullah bayi besarku," kata Caca yang langsung berlari kearah tangga menuju kekamarnya.
Semua yang duduk dimeja makan saling pandang, siapa yang dimaksud dengan bayi besar oleh Caca, tak berselang lama Caca turun dengan Arkana.
"Maaf sudah menunggu lama," kata Arkana sambil melirik kearah Istrinya.
Caca hanya bisa tersenyum, menangapi tatapan semua ke arahnya. Kedua Mertuanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya karena baru menyadari siapa yang di maksud Caca bayi besarnya.
Begitu juga dengan Ayah Joni, Doni dan Ana, merasa tidak percaya kalau Arkana sekarang begitu manja dengan istrinya.
Semua makan dalam diam hanya detingan sendok yang terdengar, selesai makan semua berkumpul di ruang keluarga. Saat Caca yang hendak merapikan piring kotor bekas makan langsung di tarik oleh Arkana.
"Banyak pelayan yang ku gaji, kenapa istriku masih harus mengerjakan ini." kata Arkana.
Caca hanya diam, dari pada nanti pelayan yang ada di pecat oleh suaminya.
Diruang tengah, sedang asik mengobrol, Arkana sedang berbicara serius dengan Doni masalah pembukaan resort yang terkendala kemarin.
"Arakana," kata Papi Adrian.
"Ia Pa," jawab Arkana.
"Apa kalian tidak akan bulan madu? biarkan perkejaan mu Doni yang handle," kata Papi Adrian
Arkana menoleh ke arah Istrinya untuk minta persetujuan, Caca segera menggelengkan kepalanya membuat yang lain heran.
"Kenapa Nak?" tanya Mami.
"Caca takut naik pesawat Mam," jawab Caca polos.
Semua yang ada disitu tertawa terbahak, jarang sekali mereka pagi begini bisa tertawa lepas.
Arkana tersenyum menatap istrinya segera di tariknya tubuh kecil Caca dalam pelukannya.
"Masak Anak Unggul takut naik pesawat," goda Ayah Joni sambil tersenyum.
"Caca takut jatuh," jawab Caca
Arkana yang mendengar alasan istrinya menjadi gemes, Caca yang merasa sesak nafasnya karena Arkana terlalu kuat memeluknya.
"Mas lepas, sesak nafas Caca," kata wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya.
"Eh...maaf sayang," ucap Arkana yang segera melepas pelukannya.
"Ca, kalau berhadapan dengan penjahat kenapa kamu enggak takut," kata Doni.
"Enggak dong Mas, apa lagi penjahatnya ganteng kayak opa-opa gitu, upsss," Caca langsung menutup mulutnya sambil melihat suaminya yang sudah menatapnya tajam.
Caca begitu menyesali ucapannya tadi, dia segera memeluk lengan kekar suaminya. Melihat hal itu yang lain mulai pergi satu persatu untuk meninggalkan ruang tengah.
Caca semakin mempererat pelukannya di lengan Arkana saat menyadari yang lain sudah tidak ada, hanya ada beberapa pelayan yang sedang menyelesaikan pekerjaannya.
Caca mendekatkan wajahnya ke wajah Suaminya, dia memberanikan diri untuk lebih dulu mencium benda kenyal milik bayi besarnya. Arkana terkejut dengan tindakan istrinya, tidak menunggu lama Arkana membalas dengan lembut apa yang istrinya mulai.
Pelayana yang melihat itu terkejut segera mungkin pura-pura tidak melihatnya, keduanya larut dalam kenikmatan bertukar salvia.
Arkana segera mengangkat tubuh Istrinya tanpa melepas sentuhan lembut dibibir Caca, keduanya masuk kekamar untuk melanjutkan yang lebih intim.
Setelah satu jam sama-sama mengarungi kenikmatan keduanya kelelahan, Arkana tersenyum menatap wajah Caca yang terlihat lelah.
"Mas, panggil Caca dengan lembut.
"Hem," jawab Arkana.
"Hari ini Caca boleh ke restoran," kata Caca.
"Apa kamu tidak lelah sayang," ucap Arkana sambil memeluk erat tubuh polos Istrinya yang tertutup selimut.
"Caca sudah kangen dengan suasana restoran," ucap Caca sambil tersenyum.
"Nanti minta antar sopir ya, Mas hari ini akan ke Bandung dengan Doni untuk melihat pembangunan resort yang terkendala kemarin.," ujar Arkana.
"Naik ojol saja ya," rayu Caca.
"Nanti kamu kepanasan Mas enggak tega, lagian sopir ada banyak disini." ucap Arkana.
Caca hanya cemberut menatap suaminya, Arkana dibuat gemes oleh tingkah Istrinya. Akhirnya Arkana mengalah memberikan ijin Caca untuk pergi naik ojol seperti biasanya.
Caca segera bersiap-siap, dengan semangat ia menuruni tangga, Ayah Joni yang dibawah merasa heran dengannya
"Mau kemana, Nak?" tanya Ayah Joni.
"Ayah Caca mau ke restoran," jawab Caca sambil menyalami tangan lelaki yang sudah dianggap seperti Ayahnya itu.
"Bentar Ayah panggil sopir," kata lelaki paruh baya itu.
"Ayah tidak usah, Caca sudah di tunggu ojol di luar," jawabnya segera berlari menuju gerbang.
Arkana dan Doni hanya tersenyum melihat Caca yang berlari menuju pintu gerbang.
Bersambung ya... jangan lupa dukung dengan cara like dan votenya kalau suka berikan hadiahnya 🙏
Waah gercep banget Doni langsung meluk2 aja..🤔🤔