NovelToon NovelToon
Putri Yang Kembali, Kaisar Yang Menanti

Putri Yang Kembali, Kaisar Yang Menanti

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Dikhianati oleh suami dan adiknya sendiri, Putri Wei Lian menyaksikan keluarganya dihukum mati demi ambisi kekuasaan. Di saat nyawanya direnggut, ia berdoa pada langit—dan mukjizat terjadi. Ia terbangun sebulan sebelum perjodohan maut itu terjadi. Dengan tekad membara, Wei Lian berjuang membatalkan takdir lamanya dan menghancurkan mereka yang menghancurkannya. Tanpa ia tahu, seorang pria misterius yang menyamar sebagai rakyat biasa tengah mengawasinya—seorang kaisar yang hanya menginginkan satu hati. Saat dendam dan cinta bersilangan, akankah takdir berubah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Di Istana Dalam

Berita kedatangan Wei Lian langsung menyebar seperti api di ladang kering. Para pelayan berbisik-bisik, para dayang mencuri pandang, dan beberapa pejabat tua memasang wajah penuh makna.

Permaisuri, yang selama ini jarang muncul ke permukaan sejak skandal Wei Ruo, akhirnya turun tangan sendiri menyambut kedatangan sang putri jenderal. Tentu saja, ia tak sendiri.

Putra Mahkota Ren Yao menanti di aula utama bersama dua penasihat setianya.

Saat Wei Lian memasuki aula, ia membungkuk dengan hormat namun tanpa tunduk.

“Aku kembali sesuai perintah Kaisar,” katanya tenang.

Putra Mahkota menyipitkan mata. “Kami kira kau... menghilang. Seperti pengkhianat yang mencoba melarikan diri setelah menciptakan kekacauan.”

Yan’er menegang di belakang Wei Lian, tapi sang nona hanya tertawa lembut.

“Aku hanya pergi mencari kebenaran. Dan aku menemukannya.”jawab Wei Lian tenang

Ren Yao tersenyum tipis. “Kebenaran? Atau cerita palsu baru?”

Wei Lian tak menjawab. Ia menyerahkan gulungan surat dengan segel Hanbei langsung kepada perwakilan istana.

“Laporan medis. Bukti identitas ayahku. Dan juga... surat sakti yang pernah ditandatangani oleh Kaisar sebelumnya untuk tugas militer Jenderal Wei. Semua bukti menyatakan bahwa tuduhan pengkhianatan... adalah rekayasa.” ujar Wei Lian tegas

Tawa kecil terdengar dari arah permaisuri. “Bukti bisa dibuat. Surat bisa dipalsukan"

Wei Lian membalas tatapan itu dengan tenang. “Benar. Tapi bagaimana jika saksi hidupnya... masih ada?”

Aula seketika sunyi.

Wei Lian melanjutkan, “Jenderal Wei masih hidup. Ia ditahan secara rahasia selama bertahun-tahun oleh pasukan bayangan yang dipimpin oleh salah satu instruktur istana. Dan—”

BRAK!

Ren Yao membanting meja kecil di depannya. “Kau berani menuduh orang dalam istana melakukan makar?! Kau terlalu berani, Wei Lian.”

Wei Lian menatap tajam, suaranya tenang namun mengandung kekuatan.

“Aku tidak menuduh. Aku menyampaikan kebenaran. Kau boleh marah, tapi amarahmu tidak bisa menutupi fakta bahwa kau... kehilangan kendali atas skenario permainanmu sendiri. Dan satu lagi kau memang iblis berkedok manusia jawab Wei Lian dingin.

"Kau sebagai putri, sebagai anak, sebagai keluarga dan sebagai adik, dengan tega mengkhianati. Bagaimana dengan orang lain nantinya, kau tidak pantas untuk di percaya karena hanya orang bodoh dan saling menyakiti yang mau percaya padamu. Aku sangat menyayangkan rahim ibuku telah menampung anak iblis sepertimu. Mulai sekarang jangan gunakan marga Wei lagi kau tidak pantas" ujar Wei Lian dingin dengan ketegasan yang menusuk.

Semua orang terdiam sedangkan Wei Rou mulai merasa takut jika semua orang termakan ucapan Wei Lian dan membuangnya,

Di balik tirai aula, para pejabat mulai berdiskusi pelan. Suasana berubah. Wajah-wajah yang dulu memandang rendah keluarga Wei kini mulai menunjukkan keraguan—dan itu cukup bagi Wei Lian.

putra mahkota akhirnya berkata dingin, “Kalau begitu... kita lihat saja. Kebenaran akan terungkap dalam Sidang Agung dua hari lagi. Di sana, semua akan diperiksa. Jika kau berbohong... maka bukan hanya kau yang dihukum. Tapi seluruh sisa-sisa keluargamu.”

Wei Lian mengangguk mantap. “Aku siap,”

Malam itu

Wei Lian kembali ke kediaman keluarga Wei yang telah lama kosong. Debu dan daun kering menyelimuti halaman, namun setiap langkah yang ia tapaki terasa seperti menghidupkan kembali kenangan.

Di kamar lama, ia menatap sehelai jubah militer tua yang tergantung di dinding. Milik ayahnya.

Yan’er masuk membawakan air hangat. “anda yakin tak sebaiknya kita sembunyikan keberadaan Jenderal Wei sedikit lebih lama?”

Wei Lian menatap langit lewat jendela. “Tidak. Jika kita terus sembunyi... maka bayangan masa lalu akan tetap menjadi tuduhan. Sudah saatnya bayangan itu disinari terang.”

Ah Rui tiba-tiba muncul dengan nampan makanan.

“Dan ini... bubur terhebat ku! Aku tambahkan bunga teratai dan sejumput cabai Hanbei. Kau akan menang sidang cuma karena aromanya!”

Wei Lian tertawa pelan. “Terima kasih, kalian berdua. Tanpa kalian, aku mungkin sudah hancur sejak lama.”

Yan’er memalingkan wajah. “Sudah kubilang, jangan bicara seperti mau mati besok.”

Ah Rui menambahkan, “Dan kalau kau kalah... aku akan mogok masak seumur hidup!”

Wei Lian menatap mereka. Tak ada keluarga lain yang tersisa, tapi bersama mereka... ia tidak pernah benar-benar sendiri.

Dua hari lagi, Sidang Agung akan digelar.

Dan di saat yang sama, dari kejauhan… Mo Yichen dan Jenderal Wei tiba di perbatasan Luoyang, menunggu waktu yang tepat untuk membuka kebenaran besar.

Di istana, Putra Mahkota mulai mengatur langkah akhir untuk mengamankan tahtanya—dengan cara apa pun, termasuk darah.

Sementara langit Luoyang tampak cerah… awan kelabu mulai mengintai dari balik cakrawala.

Di balik senyum yang ia tampilkan dalam rapat-rapat istana, pikirannya berputar cepat seperti bilah kipas perang. Wei Lian kembali… bukan dengan luka, tapi dengan pijar kemenangan di matanya dan itu sangat berbahaya.

Ia tahu, jika benar Jenderal Wei masih hidup, maka seluruh kekuatan militer yang pernah ia genggam atas nama pengadilan… akan hilang.

Dan yang lebih parah pengaruhnya di mata Kaisar akan runtuh.

Tak bisa dibiarkan.

“Panggil Wei Ruo,” perintah Ren Yao kepada salah satu kasimnya.

Sementara itu, di istana dalam

Wei Ruo berdiri di depan cermin, mengenakan pakaian dayang istana yang sederhana. Rambutnya digelung rapi, wajahnya pucat namun tetap angkuh. Saat diberi tahu bahwa Putra Mahkota memanggilnya, senyumnya miring.

“Sudah waktunya?”

Di ruang pribadi Ren Yao

“Jie-jie-mu terlalu cerdas untuk ukuran putri bangsawan,” ujar Putra Mahkota, berdiri memandang keluar jendela.

“Dan kau… satu-satunya yang tahu titik lemahnya.”

Wei Ruo duduk dengan tenang. “Kau ingin aku menyerangnya?”

“Tidak,” Ren Yao tersenyum. “Aku ingin kau menyelamatkannya... dan dengan itu, menghancurkannya dari dalam.”

Wei Ruo menyipitkan mata. “Jelaskan.”

Putra Mahkota menjentikkan jari. Seorang kasim masuk, membawa gulungan kecil dan sebuah kalung emas tua berbentuk phoenix, milik ibu mereka.

“Sebarkan kabar bahwa Wei Lian mencuri perhiasan pusaka keluarga, dan bahwa ia berniat menjualnya untuk membayar tentara luar. Aku akan buat laporan palsu. Dan kau…”

Ia menatap langsung ke mata Wei Ruo.

“...kau akan menjadi saksi palsu yang menyelamatkannya di tengah sidang. Kau akan menangis, memohon, dan membuat semua orang yakin bahwa Wei Lian hanya korban fitnah. Tapi dengan begitu, semua fokus akan bergeser pada 'perasaan keluarga', bukan pada fakta militer.”

Wei Ruo tertawa kecil.

“Jadi saat semua mata tertuju pada drama keluarga... kau bisa menyembunyikan jejak kudetamu.”

Ren Yao menangguk. “Dan setelah sidang... dia akan jadi milik kita. Hidup—tapi dijinakkan. Atau… mati dalam senyap.”

Wei Ruo menggenggam kalung phoenix. Di wajahnya ada senyum tipis… tapi di matanya, ada api yang berbeda.

Bersambung

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Osie
masih ada misteri lanjutan..kapan wei lian bisa hidup tenang n damai
Osie
eh kok ada Ah Rui? bukannya Ah Rui sdh meninggoi ya? apa aku yg gagal paham nih sama bab saat rombongan wei lian di sergap
inda Permatasari: maaf gagal fokus author
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Osie
waaaahh masih sangat banyak misteri
Osie
wei lian amazing
Kusii Yaati
bukannya Wei Ruo sudah meninggal waktu bertarung dengan Wei Lian ya 🤔...kok masih hidup???
Osie
moga tdk ada pertumbuhan darah lagi..dan moga wei lian nantinya dpt berkah baby twins
Kusii Yaati
gara gara ganti cover aq sampai bingung ini cerita yang mana 😂
inda Permatasari: maaf terganti otomatis
total 1 replies
Osie
tinggal menuju istana hanbei menghancurkan para pengkhianat
Osie
beraaaaattnya perjuangan wei lian cs
Osie
wei lian jgn ksh ampun tuh jenderal
Cindy
lanjut kak
Osie
wuuuaaaww
Cindy
lanjut kak
sahabat pena
putri seorang jenderal hebat memang cocok nya sama kaisar muda, kutub, setia dan bucin bukan sama putra mahkota 🤣🤣🤣
Cindy
lanjut kak
Osie
gagal fokus sama pet8 kedua..minyak menyala...kagak kebayang senjata pamungkas buatan ah rui
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!