CERITA TAMAT!
Dipindahkan dari kelas terbaik, ke kelas Legenda? iyah, Legenda nya maksudnya khusus untuk anak - anak yang suka Langgar peraturan, bolos berjamaah, terlambat merupakan rutinitas.
Bagaimana gadis baik nan anggun, si Juara Umum Sheryl, mampu bertahan disana? belum lagi gombalan Nathan yang bikin Hati meleleh. Tapi, siapa sangka, kelas yang seperti itu malah mengajarkan pada Sheryl arti dari persahabatan yang sesungguh nya. Dan juga, cinta yang tulus.
Hingga dia bisa merasakan, sesuatu yang di sebut 'Masa SMA Sebenarnya'
"Anugrah Terindah yang pernah Tuhan Kasih ke Gue, itu elo. Sheryl Wijaya. pelengkap kehidupan Gue! Jadi, Tetap lah di sisi Gue. Selamanya. "
~Nathan Arkasa
mau tau kisahnya??
ayo vote,
kita liat apa yang terjadi di kelas XI IPA 5
Note : Mohon Maaf, Bila ada Kesamaan Kata atau Nama, tempat, atau hal lain nya, itu mungkin kebetulan semata. Namun, apabila alur dan plot ceritanya sama persis. Itu bukan saya yang plagiat. karna Novel ini murni hasil pemikiran saya sendiri yah. ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini IR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 (Revisi)
...***...
"Kurang Ajar!! Berani sekali si sialan Andy itu!!" maki kakek amat sangat marah. Mendapati cucu kesayangannya akan di lecehkan oleh Andy. Di tambah lagi dengan bumbu manis cara Nathan menceritakannya pada kakek. Membuat kakek ingin mencabik robek tubuh Andy. "Akuisi Mahendra group!! Pastikan keluarga nya hidup menderita!! Jika memang mengambil nyawa itu dosa, maka mereka harus menebus kesalahan pada cucuku dengan penderitaan seumur hidup!" tambah kakek, berbicara dengan seseorang di telpon.
"Kakek tenang ajalah, Shyshy udah baik-baik aja, jadi jangan marah lagi. Nanti kakek kena serangan jantung loh." ujar Rei yang baru masuk dari pintu utama.
"Iya Pa, Papa tenang dulu." sambung Aryani.
"Karna Rei udah di sini, Nathan pulang dulu yah Kek, Tante." pamit Nathan mencium tangan kakek dan Aryani. Kakek yang sekarang, menyambut ramah Nathan.
"Dia belum mati kan?" Desis Nathan dengan suara berat mengerikan, saat berpapasan dengan Rei.
"Santai, bagian lo masih aman." balas Rei menepuk pundak Nathan.
...***...
Malam hari, berita bangkrutnya Mahendra group sudah menjadi viral di Indonesia. Pasalnya perusahaan yang selalu stabil itu, tiba-tiba bangkrut. Tentu saja berita ini menggemparkan. Ada kabar burung yang mengatakan keluarga Mahendra pergi ke Afrika, lari dari jeratan hutang. Banyak komentar pedas netizen yang bertebaran untuk keluarga Mahendra.
"Pilihan kakek salah, kandidat Rei lumayan kan?" tanya Rei di ruang gelap bersama kakek. Menatap Televisi yang tengah menampilkan gugurnya keluarga Mahendra.
"Yah... Dia calon yang paling pas buat Sheryl. Kakek janji bakal merestui mereka. Oh yah si Andy di mana??"
"Di Tempat cucu menantu kakek, biasalah." ujar Rei senyum menyeringai.
"Oh yah, apa orang gila itu masih terus ngawasin Shyshy?"
"Kakek tenang aja, Rei yang sekarang emang belum bisa kalahin cecunguk itu, tapi beberapa tahun lagi. Saat Rei udah balik dari luar negri, dan membesarkan wijaya group. Rei yakin Rei bisa kalahin dia dan lindungi Shyshy dan keluarga kita."
Orang itu sepertinya benar-benar masalah besar, bahkan Rei saja belum mampu mengalahkannya.
"Oh jadi gitu. Kamu buat Nathan melindungi Shyshy selama kamu di luar negri."
"Hennn.., gimana? Menurut kakek Nathan bisa kan?"
"Ya, sangat bisa. Bahkan kakek yakin bukan cuma jagain Shyshy dia juga bisa kalahin cecunguk itu. Kakek rasa, ciri khas diri Ayah kamu ada pada Nathan. Aura dan tekanan mereka mirip!"
"Itulah yang Rei rasakan kek, Rei dan Nathan mirip."
...***...
"Kirim dia ke mana saja, keluar dari Indonesia!!" perintah Nathan melenggang pergi. Yang mendapat anggukan dari para pria itu yang membawa tubuh Andy yang sudah kehilangan satu tangannya, hanya tangan dan bukan nyawa.
...***...
Beberapa hari telah berlalu tapi berita kebangkrutan Mahendra grup masih menjadi Viral, termasuk Di sekolah Sherhyl. Di setiap sudut rumpian selalu membicarakan Andy.
"Sayang, udah jangan terlalu di pikirkan, lupakan oke?" pinta Nathan merangkul gadisnya.
"Iya tapi...."
"Nggak ada tapi - tapian. Sekarang ayo ikut gue ke suatu tempat."
"Kemana?"
"Rahasia!!" balas Nathan mencium lembut pelipis Sheryl. Dan langsung pergi menarik tangan Sheryl.
"Ini dimana??" tanya Sheryl yang matanya tertutup kain hitam itu. "Udah satu jam loh, sakit tauk mata gue." tambah nya mengerang.
"Oke siap, one, two, three!!!" Nathan membuka ikatannya. Tidak ada apapun. Tidak seperti di bayangan Sheryl, yang membayangkan tempat romantis. Tempat ini sangat hampa. Kosong. Hanya Lahan kosong. Mereka berdiri di tanah sepetak yang kosong.
"Nat, apa ini?"
"Tanah" balas Nathan santai.
"Iya, maksudnya Tanah kosong ini apa? Ngapain kita ke sini?"
"Dulu, waktu gue masih kecil. Gue berfikir tanah ini sama kayak gue. Kosong dan hampa. Gue buta, sampai saat gadis kecil itu datang. Membawa sinar cahaya dan harapan. Tapi dia juga pergi. Sekarang lo di sini, bareng gue. Gue bukan lagi manusia dengan hati kosong dan hampa. Karna ada lo." tatapan Nathan itu mendalam pada Sheryl. Membuat Sheryl diam terpaku, air mata mengalir dari wajah Sheryl. tidak tahu, Yang dia tahu hanya dia merasa amat sangat sedih. Sangat sedih hingga ingin menangis hebat. "Karna hati gue udah ke isi sama lo, gue juga mau tanah kosong ini ke isi sama kita." tambahnya menyeka air mata Sheryl. Jarak yang dekat antara mereka. Hingga deru dan tarikan nafas dapat terdengar. Mata besar indah milik Sheryl, menatap serius Nathan, jantungnya berdegub dengan sangat kencang, begitu juga Nathan. Hiruk kikuk suasana, bahkan suara angin sampai terdengar.
"Tuan, ini bunga-bunga yang anda minta." suara itu membuyarkan suasana romantis yang sudah di bangun, hancur sudah.
"Bawa ke sini, dan pergilah." ketus Nathan kesal. Pelayannya datang di waktu yang sangat salah.
"Baik tuan, saya permisi."
"Kita bakal isi tanah kosong ini, dengan berbagai warna - warni bunga. Lo suka kan?"
"Kita tanam aja dulu, suka enggak nya gue, tergantung performa lo." jelas Sheryl tersenyum, langsung mengambil bunga untuk di tanam.
Dua Jam telah berlalu, sesi tanam menanam itu akhirnya selesai. Bunga warna - warni, menghadirkan nuansa hangat yang indah, semerbak harum bubuk bunga menyebar di bawa angin.
"Hei... mau bunga??" tanya Nathan duduk di hadapan Sheryl. Dengan rambut acak-acakan. Baju yang kotor, dan nafas nya yang tidak teratur.
"Mau, emang ada?? Kejutan lain kah?!" tanya Sheryl antusias.
"swayang sekali nggak ada tuh, tapi kalo lo mau bunga. Ntar malam gue bawain yah." alasan Nathan membuat Sheryl agak kecewa. Sheryl menunduk sedih. Nathan yang melihat itu mencoba mendekatkan wajahnya untuk memperhatikan Sheryl lebih dekat.
"Ehhh!!" Tiba-tiba Sheryl yang mencium bibir Nathan. Membuat Nathan diam melongo, tentu saja kaget. Dulu pria tengil itu selalu berfikiran bahwa dia lah yang akan memulainya. Tak di sangka, gadis mungilnya sudah memulainya lebih dulu dari dia. Hembusan angin, harum bunga, hanya berdua di tengah kumpulan bunga itu. Matahari yang terbenam menjadi saksi cinta mereka.
"Maaf, tapi gue gak nyesel. Gue mau lo jadi yang pertama dan terakhir Nat!" teriak Sheryl tersenyum hangat. Namun di hatinya deguban kencang jantungnya tak dapat di tutupi lagi. Bahkan Nathan juga bisa mendengar nya.
"Wah...lo main - main yah ke gue!!" senyum sumringah Nathan udah terpancar.
"Kalo mau, tangkep gue!! Wleee" ejek Sheryl yang berlari pergi.
"Ohh mau main ternyata." balas Nathan yang mengejar Sheryl.
...***...