NovelToon NovelToon
Aku, Kamu Dan Para Mantan

Aku, Kamu Dan Para Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: CumaHalu

Anisa dan Yusuf pasangan suami istri yang memiliki kehidupan nyaris sempurna. Ekonomi cukup, tiga orang anak dan mertua yang tidak ikut campur. Namun, ujian datang dari mantan kekasih Anisa dan mantan istri Yusuf. Kehadiran mantan istri Yusuf juga telah membuat ibu mertua Anisa membencinya. Seiring berjalannya waktu, Yusuf tidak bisa menolak kehadiran mantan istrinya untuk kembali. Hingga memutuskan setuju untuk menikah siri, tapi Yusuf merahasiakan pernikahannya dari Anisa. Lalu bagaimana Anisa dengan mantan kekasihnya yang juga ingin bersamanya, akankah berhasil ? Apakah pernikahan Yusuf dan Anisa akan berakhir atau malah akan semakin kuat ? Yuk baca, like, komen dan share ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CumaHalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

DI RUMAH KELUARGA PAK HASAN

KEESOKAN HARI

TRING...

Bu Evelyn dikejutkan dengan suara pesan masuk di hpnya. Segera membuka pesan dari nomer baru, dan matanya terbelalak melihat foto Anisa yang berduaan dengan Arka di sebuah bangunan bekas toko yang tak terpakai. Bu Evelyn merasa geram dan ingin menemui menantunya.

Bu Evelyn segera berganti pakaian dan mengambil tas dan kunci mobil di laci. Lalu melangkah keluar dari kamar dan menuju mobilnya di depan. Namun, Pak Hasan yang tanpa sengaja melihat Bu Evelyn mengikutinya.

"Mau kemana, Ma?" tanya Pak Hasan.

"Mau ketemu sama teman Pa, bosen di rumah terus."

"Papa ikut ya... bosen juga nih di rumah, mau ke kantor ga ada yang penting buat dikerjakan."

"Emm... Jangan Pa, nanti Mama ketemu sama teman-teman wanita Mama." Bu Evelyn tersenyum lebar dan berusaha menolak keinginan suaminya.

"Ck... kalau gitu tak anter aja, nanti Papa jalan sendiri."

"Papa di rumah aja," tolak Bu Evelyn.

Pak Hasan memicingkan matanya dan mengelus dagunya. Merasa istrinya yang berbeda dari biasanya, membuat Pak Hasan memutar otak untuk mencari alasan ikut dengan Bu Evelyn. Namun Bu Evelyn tidak mudah dibujuk rayu, ia tetap pada pendiriannya.

"Kalau tidak ada apa-apa mana mungkin mama ngotot mau pergi sendirian," batin Pak Hasan.

Bu Evelyn masuk ke mobil dan menyalakan mesinnya. Begitu juga dengan Pak Hasan yang duduk di sebelah Bu Evelyn. Seketika membuat Bu Evelyn kesal dengan tingkah Pak Hasan yang menghalangi tujuannya.

"Papa maunya apa sih, Mama mau pergi sendiri," gertak Bu Evelyn.

"Tidak, pokoknya aku ikut. Kalau Mama sampai ngotot begini pasti ada sesuatu yang mencurigakan."

Bu Evelyn akhirnya urung melakukan niatnya daripada ketahuan Pak Hasan. Namun hatinya yakin kalau membicarakan tentang Anisa, pasti Pak Hasan akan membela menantunya tersebut.

"Kog diem dan malah dimatikan mesinnya?" tanya Pak Hasan keheranan.

"Dah lah... Mama ga jadi kemana-mana." Bu Evelyn keluar dari mobil dan menutup pintunya dengan kasar.

 

DI KANTOR YUSUF

TOK TOK TOK

"Masuk!!!" teriak Yusuf.

Ceklek

"Pak, saya sudah mencari tau tentang Dewa Mahendra."

Kevin menyerahkan dokumen hasil penelusurannya tentang Dewa Mahendra. Yusuf mengambilnya dari Kevin dan membacanya, lalu meminta Kevin mengatur pertemuan dengan Dewa. Kevin mengangguk dan akan meninggalkan ruangan Yusuf.

TOK TOK TOK

Kevin dan Yusuf menoleh ke arah pintu dan melihat Kania berdiri di depan pintu. Kemudian Yusuf mempersilahkannya masuk, Kania berjalan perlahan dan berdiri di dekat Kevin. Sementara Kevin pamit pergi keluar pada Yusuf.

"Ada apa?"

"Mas... eh... Maaf, Pak. Hari ini bapakku masuk rumah sakit. Dan ibu meminta Pak Yusuf ikut menjenguk bapakku."

"Kapan bapakmu masuk rumah sakit?"

"Dari semalem, Pak."

"Baiklah, aku antar kamu kesana sekarang."

Yusuf mengambil dompet dan hpnya, lalu keluar dari ruangannya beriringan dengan Kania. Yusuf mengantar Kania bertemu bapaknya yang sakit mengendarai mobilnya. Di perjalanan Kania berusaha menarik simpati Yusuf dengan menceritakan semua penderitaannya setelah bercerai dengannya.

Sampai di rumah sakit, Yusuf di sambut hangat oleh keluarga Kania, sama seperti dia masih menjadi suaminya. Yusuf merasa risih karena dia harus pura-pura masih menjadi suami Kania. Sekaligus merasa bingung bagaimana cara mengatakan kalau dirinya sudah menceraikan Kania.

"Kamu ga cerita ke keluargamu kalau kita udah cerai?" bisik Yusuf.

"Iya Mas, aku takut bilang ke keluargaku. Selama ini aku cuma bilang kalau kamu ke luar negeri pas pulang ke rumah," jawab Kania lirih.

"Astaghfirullah, gimana sih kamu ini," gerutu Yusuf.

Ibu Kania yang memandangi putri dan menantunya sejak keduanya datang menghampiri. Kemudian menggenggam tangan Yusuf dengan erat. Menatapnya lekat, membuat Yusuf tidak tega untuk berkata jujur saat itu.

"Terimakasih ya Nak, walaupun Kania tidak bisa memberimu anak. Tapi sampai sekarang rumah tangga kalian masih terjaga."

"Emm, I-iya, Bu." Yusuf terbata dengan tersenyum terpaksa.

Pertemuan Yusuf dan keluarga mantan istrinya mampu membuat hubungannya dengan Kania sedikit mencair. Yusuf bahkan membayar semua tagihan rumah sakit bapak Kania. Setelah seharian di rumah sakit, Yusuf pamit pulang dan meninggalkan Kania.

"Mas, makasih ya kamu masih mau menemui keluargaku."

"Aku sudah kenal dekat dengan keluargamu, ga enak kalau ga jenguk. Sudahlah, aku pulang dulu. Kalau bapakmu sudah sembuh, segera kembali dan kerja."

"Oke, siap bos!!" jawab Kania memberi hormat pada Yusuf sambil tersenyum.

 

DI RUMAH YUSUF 

Sampai di rumah Yusuf terkejut melihat Yunus sedang bermain dengan kedua anak laki-lakinya. Begitu keluar dari mobil, Alif menghampirinya dan minta gendong. Sementara Ryan asik bermain dengan Yunus.

"Ryan, ayo masuk!!" perintah Yusuf.

"Ntar dulu, Pa." Ryan menjawab tanpa menoleh.

Yusuf kesal dan masuk tanpa menghiraukan Ryan dan Yunus yang bermain bola bersama. Setelah itu menghampiri Anisa yang sedang menyuapi Hana. Yusuf menurunkan Alif dari gendongannya.

"Alif, kamu sudah waktunya mandi dan makan malam," perintah Yusuf.

"Iya, Pa."

Alif pergi ke kamarnya dan mandi bersama pengasuhnya. Sedangkan Yusuf masih duduk di hadapan Anisa dan menatapnya. Hana berusaha meraih tangan Yusuf dan meminta gendong, namun di halangi Anisa sampai suapan terakhir.

"Udah selesai nyuapin Hana, biar dia di mandiin Mela."

Anisa mengangguk dan memanggil Mela, lalu memberikan Hana padanya untuk di mandikan. Setelah itu Anisa ke dapur mengambilkan air minum untuk suaminya. Yusuf semakin marah karena Ryan tak kunjung masuk ke rumah.

"Kog tumben sore banget pulangnya, Mas?"

"Ada teman sakit mendadak, aku jenguk dia dulu. Anisa, sejak kapan Yunus disini?" Sambil meminum air yang di ambilkan oleh Anisa.

"Baru aja kog, belum ada satu jam. Tuh, lagi main sama Ryan, kalau mau main bareng aja biar lebih seru."

"Nggak!!!" jawab Yusuf ketus.

"Kamu marah ya? Mereka kan cuma bermain bersama."

"Cuma?? Bagimu cuma tapi nggak denganku. Yunus nggak seharusnya terus-terusan hadir di tengah keluarga kita."

"Ck... dia kan adikmu, kalau kamu keberatan ya bilang aja. Aku sendiri juga udah berusaha larang dia. Tapi kalau dianya tiba-tiba dateng trus anak-anak juga menyambutnya, aku ga bisa apa-apa, Mas."

Yusuf menghela napas berat. Lalu Yusuf berkata. "Kamu suruh dia pulang sekarang."

"Oke...."

Anisa beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Yunus yang masih bermain dengan putra pertamanya. Anisa menangkap bola yang dimainkan keduanya. Ryan meminta bola itu lagi dari Anisa, namun Anisa melemparnya menjauh.

"Udah ya mainnya, sekarang Ryan mandi dan makan malam. Dan sebaiknya kamu pulang aja," perintah Anisa.

"Ntar dulu Ma, masih seru mainnya." tolak Ryan. Kemudian Ryan berlari mengambil bola yang dilempar mamanya.

"Pasti kakak kan yang menyuruhmu, aku ga ngapa-ngapain kog. Cuma main bareng aja. Kalau mau suruh dia kesini dan main bareng."

"Nggak bisa Yunus, kamu pulang sekarang!!!"

"Jangan dong Ma, aku masih pengen main sama Om Yunus," rengek Ryan.

"BIARKAN DIA PULANG SEKARANG RYAN. DAN KAMU MASUK!!" bentak Yusuf dan berkacak pinggang di teras.

Ryan yang ketakutan melihat Yusuf marah segera masuk. Yunus membanting bola dan pergi tanpa mengatakan sepatah katapun. Anisa menggelengkan kepalanya dan menatap kesal Yusuf.

"Mas, keras banget sama anak-anak," protes Anisa.

"KAMU JUGA, NGEYEL SEMUA DI BILANGIN!!!" hardik Yusuf.

Anisa hanya menghela napasnya, lalu segera masuk menyusul Ryan. Yusuf mengusap wajahnya dan pergi mandi ke kamarnya. Anisa mengantar Ryan ke kamarnya dan menyuruhnya segera mandi.

 

DI RUANG MAKAN

Tidak ada senda gurau seperti biasanya, suasana makan malam hari itu hening. Semua fokus pada makanan masing-masing. Ryan menyelesaikan makannya lebih dulu, lalu pamit pergi ke kamarnya pada Anisa dan Yusuf.

Anisa merasa suaminya berubah menjadi pemarah beberapa hari ini. Setelah selesai makan Yusuf berdiri dan melangkah meninggalkan ruang makan. Anisa membuntuti suaminya pergi, Anisa memulai percakapan dari belakang Yusuf di ruang tamu.

"Mas, mau kemana? Kamu kenapa sih?? Kamu nyuruh aku nutup toko, aku turutin dan aku memilih di rumah aja. Tapi kenapa kamu masih emosian gini?" cecar Anisa.

1
Leon
Loh kok belom update? Lanjutin dong thor, gak sabar nungguin kelanjutannya 😫
CumaHalu: sabar ya kak, masih di review bab terbarunya🙏🤗
total 1 replies
awita_llu
Gak bosen
CumaHalu: terimakasih, kak🙏🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!