cerita ini adalah kumpulan kisah nyata yang di ambil dari pengalaman horor yang dia alami langsung oleh para narasumber
-"Based On truth stories"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon butet shakirah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada Apa dengan Kamar No. 3?
Saat hari Jum'at tiba tepat di setiap minggu, waktu yang paling di tunggu – tunggu oleh para santri maupun santriwati. Yaitu jadwal kunjungan wali murid atau keluarga masing -masing. Berharap dapat kiriman bekal selama mondok di pesantren. Saat di kamar asrama terlihat santriwati bersiap – siap menyambut keluarganya datang.
“Mir, orang tuamu nanti datang ya?” tanya Rima.
“iya seperti minggu lalu Rim, emang kenapa Rim?” tanya Mira balik sambil heran.
“hmm gpp sih, kamu enak ada yang jenguk” ujar Rima sambil menghela nafas.
“memangnya kamu gk di jenguk keluargamu hari ini?” tanya Mira lagi.
“gk Mir, minggu lalu ustadzah bilang kalau aku dapat telpon dari orang tuaku kalau minggu ini gk bisa jenguk aku di pondok" Jawab Rima dengan lesu.
“loh kenapa orang tuamu gk bisa datang ke pondok Rim?” tanya Mira lagi.
“katanya nenek aku di kampung masuk rumah sakit, jadi bapak dan ibuku jagain nenek di rumah sakit Del” ucap Rima dengan wajah sedih.
“innalillahi, aku turut prihatin ya, moga – moga nenek kamu bisa cepat sembuh, aamiin” sahut Mira.
“aamiin ya Allah ya robbal alamiin, makasih ya Mira atas doanya” seru Rima
“iya sama -sama Rima, yaudah yuk kita ke depan ya temenin aku, sekalian mau aku kenalin ke papa mama dan adik – adikku” ajak Mira sambil menarik tangan Rima.
“yaudah yuk, aku juga mau lihat adik – adikmu Mir” sahut Rima sembari melangkah keluar dari kamar asrama.
Saat itu kami memanglah terbilang santriwati baru. Di karenakan baru belajar dua bulan sejak mendaftar pada tahun ajaran baru. Tapi yang namanya baru pertama kali jauh dari keluarga rasanya cukup bahagia apabila di jenguk oleh orang tua.
Tibanya kami di halaman depan pondok, aku melihat keluargaku sudah berdiri di sana.
“assalamu”alaikum pa ma” ucap Mira sambil menyalami tangan kedua orang tuanya.
“wa”alaikum salam anak mama yang cantik, gimana kabar kamu nak, sehatkan di sini, betahkan nak?” tanya mama sembari memastikan keadaan Mira dengan baik.
“alhamdulillah Mira sehat ma, oh iya kenalin ma ini teman Mira sekamar di asrama namanya Rima” ucap Mira sambil memperkenalkan temannya.
“halo buk pak, saya Rima salam kenal pak buk” sapa Rima sambil menyalami orang tua Mira.
“duh sopannya teman kamu Mira, mana nama kalian berdekatan Mira Rima hahahah... yaudah yang akur ya kalian” ucap mama sambil tertawa kecil dan memegang kepala Mira.
“hahaha, ada ada saja mama ini. iya maaa laksanakan.” sahut Mira dan juga diangguki oleh Rima sambil tersenyum.
“paa, tolong keluarin ya barang – barangnya Mira di mobil” pinta mama.
“iya maa, bentar ya papa ke parkiran dulu, Miko yuk bantuin papa ambilin barang – barang kakakmu” ajak papa lalu bergegas menuju parkiran.
“yaelah papa baru juga mau main game dah d suruh – suruh” keluh miko sambil sedikit kesal.
“ udah sana ikutin papa, ntar uang jajan kamu di potong loh baru tau rasa” ancam Mira yang meledek adiknya.
“iya baweeeel, nih aku susulin papa nih” seru Miko kemudian berlari mengejar papanya yang sudah duluan menuju parkiran.
Sembari menunggu papanya dan juga Miko kembali dari parkiran, mereka mengobrol panjang lebar. Tak lama Miko dan papanya kembali membawa beberapa tas.
“nih kak barang – barang kakak” ucap Miko sambil memberikan tas ke Mira.
“loh mah ini isinya apa? Koq banyak banget?”tanya Mira heran.
“itu perlengkapan sholat sama beberapa baju muslimah buat kamu pake sayang, trus ada juga bekal stok makanan buat kamu ntar bagi – bagi sama teman – teman kamu ya” jelas mama.
“ok siap komandan mama” ucap Mira sambil hormat depan mamanya.
“nah ini ada kue untuk Rima, di makan ya” ujar mama sambil menyerahkan sebuah kantongan.
“makasih banyak ya buk dah ngerepotin sampe ngasih kue segala” seru Rima dengan terharu.
“iya sama- sama, yaudah mama sama papa pamit pulang ya, maaf kita gk bisa lama di sini” ucap mama.
“yaudah, papa sama mama hati – hati di jalan ya, kamu juga Miko jangan main game mulu, ntar di masukin ke pesantren mau kamu?”ancam Mira sekali lagi kepada adiknya supaya jera.
“ogah ah, gk bebas, aku pulang dulu kak byeeee, selamat terpenjara di pondok wkwkwkw”ledek Miko sambil berlari menuju parkiran.
“nak, papa sama mama pulang ya, kalau ada apa – apa telpon papa ok, assalamu’alaikum nak” ucap papa sambil mengusap kepala Mira.
“siap laksanakan papa, wa’alaikum salam” seru Mira tak lupa menyalami kedua orang tuanya..
Setelah kedua orang tuaku pamitan dan pulang, barulah aku dan Rima kembali ke kamar asrama mereka.
“Mir mama kamu baik ya, aku aja yang baru kenal di kasih kue sama mama kamu” ujar Rima.
“iya mamaku emang gitu suka royal sama temen – temen anaknya” sahut Mira sambil bereskan barang yang diberikan oleh papa dan mamanya.
Tak lama terdengar suara adzan ashar dari masjid pondok
“udah adzan kita sholat yuk” ajak Rima.
“ayuk” sahut Mira, kemudian mereka berdua bergegas menuju masjid sambil membawa mukenah masing – masing.
Malam haripun tiba, para santri dan santriwati melaksanakan kegiatan tadarus malam. Setelah kegiatan tadarus selesai waktunya para santri kembali ke kamar asrama.di dalam asrama santri – santri kembali melanjutkan kegiatan menghafal ayat untuk setoran besok sebelum tidur. Hingga malam semakin larut dan suasana pondok semakin sepi. Tiba – tiba aku terbangun dari tidurnya dan keluar dari kamar menuju toilet asrama. Saat tiba di depan kamar asrama no. 3, Mira kaget saat mendengar ada keributan di dalam kamar itu. Seperti ada barang – barang yang di lempar dan pecah. Ingin rasanya aku menegur santri yang ada di dalamnya, tapi dia sangat segan terlebih masih berstatus santri baru. Maka aku mengabaikan keributan di kamar no 3 dan melanjutkan langkah kaki menuju toilet.
Sesampainya di toilet, saat membuang air aku mendengar ada suara orang menangis di belakang toilet. Ingin rasanya aku menghampiri asal suara itu, tapi Mira urungkan niatnya sebab dia mikir itu adalah anak yang bertengkar di kamar no 3 tadi sedang menangis di dekat toilet makanya aku tidak ingin ikut campur dan memilih kembali ke kamarnya. Hingga tepat saat berada di depan kamar no 3 aku kembali mendengar suara ribut di dalam kamar tersebut bahkan lebih parah lagi sampai terdengar suara tendangan pintu kamar. aku panik dan berlari mencari bantuan ke ustadzah. Tak lama kemudian Mira akhirnya bertemu dengan Ustadzah yang sedang piket.
“hhhhh, assalamualaikum ustadzah, hhhh”ucap mira sambil ngos -ngosan habis lari menuju meja piket gurunya.
“wa’alaikum salam, kenapa kamu masih keluyuran? bukannya istirahat di kamar” tanya ustadzah.
“ii- itu tadi ada yang berantem ustadzah di kamar no3” jelas Mira.
“hah yang benar kamu?” tanya ustadzah ragu.
“iya ustadzah bener, pas aku mau ke toilet denger ada suara ribut kek berantem gitu, makanya aku lari ke sini minta bantuan ustadzah” ujar Mira sekali lagi untuk meyakinkan bu ustadzah.
“yasudah kita langsung cek ke sana saja untuk memastikan omongan kamu” ajak ustadzah.
Aku dan ustadzah melangkahkan kaki menuju kamar no 3, sesampainya disana kemudian ustadzah langsung mengetok pintu kamar tersebut.
“assalamualaikum”ucap ustadzah
namun tak ada yang keluar membukakan pintu.
“kamu yakin tadi ada keributan di dalem?”tanya ustadzah ke Mira.
“iya ustadzah aku yakin banget, suaranya jelas banget pas saya berdiri di depan pintu kamar ini” sahut Mira dengan penuh keyakinan.
Tapi ada yang aneh, kenapa suaranya tidak ada lagi? padahal ketika lewat sangat jelas suara dentuman habis berkelahi didalam sana. apa yang terjadi ga mungkin ini halusinasi? (ucap Mira didalam hatinya)