NovelToon NovelToon
Kebangkitan Dewa Pedang Abadi

Kebangkitan Dewa Pedang Abadi

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Kelahiran kembali menjadi kuat / Romantis / Epik Petualangan / Reinkarnasi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nugraha

Cerita ini adalah kelanjutan dari Reinkarnasi Dewa Pedang Abadi.

Perjalanan seorang dewa pedang untuk mengembalikan kekuatannya yang telah mengguncang dua benua.

Di tengah upaya itu, Cang Yan juga memikul satu tujuan besar: menghentikan era kekacauan yang telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu, sebuah era gelap yang pada awalnya diciptakan oleh perang besar yang menghancurkan keseimbangan dunia. Demi menebus kesalahan masa lalu dan mengubah nasib umat manusia, ia kembali melangkah ke medan takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nugraha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 : Paviliun Teratai Emas

Malam telah menyelimuti Kota Shengdu, namun kehidupan di kota ini justru semakin ramai. Lampu-lampu pion berwarna merah dan emas menggantung di setiap sudut jalan memancarkan cahaya hangat yang memantul di jalanan.

Hiruk-pikuk suara pedagang yang masih berjualan, tawa para kultivator yang berbincang di kedai-kedai, serta dentingan alat musik tradisional dari paviliun membuat suasana malam terasa hidup dan memikat.

Di antara keramaian itu, dua sosok berjalan berdampingan. Cang Yan dengan tatapan tenangnya yang seperti tak terpengaruh oleh dunia di sekitarnya, dan Xue Er gadis muda dengan mata berbinar yang tak bisa menyembunyikan kekagumannya pada kota ini. Jubah mereka berkibar pelan tertiup angin malam yang sejuk.

"Senior," suara Xue Er memecah keheningan di antara mereka menunjukkan kecerian namun penuh hormat.

"Kota Shengdu ini memang luar biasa bukan? Meski malam tiba, kota ini seperti tidak pernah tidur."

Cang Yan melirik sekilas ke arah Xue Er, bibirnya melengkung dengan tipis. "Kau sepertinya sangat mengenal kota ini."

Xue Er tertawa pelan, suaranya ringan seperti dentingan lonceng. "Aku sering kesini bersama Ayahku. Ayah pernah bercerita bahwa Kota Shengdu adalah pusat kota di wilayah Bintang Tengah, tempat ini menyimpan sejarah yang panjang dan juga intrik."

Tatapan Cang Yan kembali mengarah ke jalanan yang dipenuhi para kultivator dari berbagai penjuru. "Intrik ya?" gumamnya pelan seakan berbicara pada dirinya sendiri.

Xue Er mengangguk, matanya menatap keramaian. "Ya Senior. Di balik keindahan lampu-lampu ini, ada persaingan antar sekte dan klan. Kekaisaran memang pelindung bagi banyak sekte, tapi tidak semua sekte setuju dengan keberadaan mereka. Beberapa sekte bahkan menyimpan kebencian yang dalam, meski tidak berani menunjukkannya secara terbuka."

Cang Yan hanya mendengarkannya dengan tenang. Namun di balik ketenangannya, pikirannya mulai berputar. Kota Shengdu bukan hanya tempat yang ramai dan indah, ia bisa merasakan riak-riak kekuatan yang tersembunyi di balik gemerlap malam ini.

Setelah berjalan menyusuri jalanan Kota Shengdu yang ramai, Cang Yan dan Xue Er akhirnya tiba di depan Paviliun Teratai Emas. Bangunan megah itu berdiri kokoh dengan atap melengkung khas arsitektur kekaisaran, dihiasi lampion merah besar yang bergoyang pelan tertiup angin malam.

Aroma arak yang kuat bercampur dengan wewangian bunga dari taman kecil di depan penginapan membuat suasana terasa nyaman namun tetap megah.

Begitu mereka melangkah masuk, suasana hangat langsung menyambut mereka. Lantai kayu mengkilap memantulkan cahaya lampion, dan para tamu yang duduk di meja-meja kayu besar tertawa lepas sambil meminum arak.

Di balik meja berdiri seorang pria paruh baya dengan janggut tipis dan wajah ramah. Pakaiannya sederhana tapi rapi, menunjukkan bahwa ia adalah penjaga penginapan yang berpengalaman.

Pria itu melangkah mendekat, menyambut mereka dengan senyum hangat. "Selamat datang di Paviliun Teratai Emas. Apakah kalian berdua datang untuk beristirahat atau hanya sekadar mampir?" suaranya serak namun penuh keramahan.

Xue Er melangkah lebih dulu, membalas senyuman pria itu. "Kami butuh dua kamar untuk beristirahat malam ini. Bisakah Anda menyiapkan kamar yang tenang?" katanya dengan nada sopan.

Penjaga penginapan mengangguk, matanya memperhatikan mereka dengan cepat, mungkin memperkirakan status atau latar belakang mereka dari cara berpakaian mereka.

Tatapannya sempat terhenti sedikit lebih lama di wajah Cang Yan, seolah merasakan sesuatu yang berbeda dari pria itu, terutama pedang yang ada di punggung Cang Yan mengeluarkan aura yang misterius.

"Ah, tentu saja," jawab penjaga itu sambil tersenyum lebih lebar. "Kami memiliki kamar terbaik di lantai atas, dan kamar itu menghadap taman belakang. Sangat cocok untuk tamu terhormat seperti kalian." Ia membalikkan tubuhnya dan mengambil dua kunci kayu dari rak di belakangnya, lalu menyerahkannya kepada Xue Er.

Saat Xue Er menerima kunci itu, penjaga penginapan menoleh lagi ke arah Cang Yan, matanya menyipit sedikit penuh rasa ingin tahu.

"Tuan, kau terlihat seperti seseorang yang sudah menempuh perjalanan jauh. Mungkin setelah beristirahat, Anda bisa menikmati arak khas kami. Arak ini bisa menghangatkan hati yang paling dingin sekalipun," katanya dengan nada bercanda mencoba mencairkan suasana.

Cang Yan hanya menganggukkan kepalanya pelan, bibirnya melengkung sedikit namun tatapan matanya tetap dingin dan penuh ketenangan.

"Mungkin," jawabnya singkat, lalu mengalihkan pandangannya ke arah ruang minum di sudut penginapan.

Xue Er terkikik pelan melihat reaksi Cang Yan. "Senior memang tidak banyak bicara, tapi dia tahu cara menikmati arak," katanya sambil menoleh ke penjaga penginapan, tetapi Xue Er merasakan ada yang aneh dari prilaku Cang Yan saat ini.

Pria itu tertawa, "hahaha, kalau begitu saya akan memastikan arak kami cukup kuat untuk membuatnya bicara lebih banyak!" ucapnya sambil melambaikan tangan saat mereka mulai menuju kamar masing-masing.

Setelah menerima kunci, Xue Er berpaling ke arah Cang Yan dengan senyum kecil. "Aku naik duluan Senior." katanya sebelum berjalan menaiki tangga.

Cang Yan hanya mengangguk, matanya mengikuti punggung Xue Er yang perlahan menghilang di lantai atas. Setelah itu, ia berbalik menuju ruang minum, mengambil tempat di sudut ruangan yang sepi. Ia memandang cangkirnya sejenak sebelum mengangkatnya dan menyesapnya perlahan. Rasa hangat arak mengalir di tenggorokannya, namun pikirannya tetap tertuju pada apa yang dikatakan Xue Er.

"Terlalu banyak kekuatan di satu tempat..." pikirnya. "Dan di balik kekuatan, selalu ada konflik."

Tiba-tiba, suara tawa keras dari meja sebelah menarik perhatiannya. Dua orang kultivator muda berbaju hitam dari Sekte Bayangan Malam sedang berbicara dengan nada mengejek, suara mereka cukup keras untuk didengar seluruh ruangan.

"Hei, Kau dengar?" kata salah satu dari mereka sambil tertawa sinis.

"Sekte Pedang Langit mengirimkan murid-murid mereka ke kompetisi ini. Aku penasaran berapa lama mereka bisa bertahan sebelum mereka kalah dengan memalukan."

Temannya tertawa lebih keras. "Ia, terutama putri kesayangan mereka itu... Kuharap aku bisa melihat wajahnya saat kalah di depan umum."

Cang Yan menurunkan cangkirnya perlahan. Tatapannya yang tenang berubah menjadi dingin, matanya menyipit sedikit.

Ia tidak mengenal Tian Qing secara pribadi, tapi dari ingatan Li Wei bahwa wanita ini adalah teman dekatnya, dengan mendengar ejekan terang-terangan seperti itu membuat darahnya naik. Ada sesuatu dalam dirinya yang menolak ketidakadilan dan penghinaan ini.

Namun, ia menarik napas dalam-dalam, dan menahan diri untuk tidak terlibat. "Bukan saatnya," pikirnya.

"Pertarungan sejati terjadi di arena, bukan di meja arak."

Malam semakin larut, namun suasana di penginapan tetap ramai. Cang Yan masih menyesap araknya sekali lagi sebelum akhirnya berdiri dan menuju kamarnya. Di balik wajah tenangnya, ia sangat penasaran dengan kompetisi ini walaupun dia tau apakah dia bisa mengikuti kompetisi ini atau tidak, tapi apapun caranya dia harus mengikutinya.

1
Nanik S
bukankah Li Wei ada ditempat yang sama... kenapa tak ada yuh menyadari
Celestial Quill: harus di baca dulu bagian terakhir dari reinkarnasi dewa pedang abadi🤭
total 1 replies
Nanik S
Li Wei ternyata banyak gadis yang menunggu... gawat
Nanik S
lanjutkan Tor dan makin bagus
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Shiiiip
Nanik S
Dominan Pedang
Nanik S
Laaaanhut
Nanik S
Teman makan teman
Nanik S
Good Joob
Nanik S
Beri saja Teknik dari langit
Nanik S
Siapa suruh mau membantu
Nanik S
Shiiiip
Nanik S
Cuuuuuus
Nanik S
Teruskan Tor
Nanik S
Mcnya kenapa begitu saja mau
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Ceritanya menarik sekali
Nanik S
Lanjut terus
Nanik S
Ceritanya Bagus Tor
Green Boy
Seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!