NovelToon NovelToon
Membawa Benih Sang Casanova

Membawa Benih Sang Casanova

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Action / Romantis / Mafia
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ibu.peri

Demi biaya pengobatan ibunya, Alisha rela bekerja di klub malam. Namun kepercayaannya dikhianati sang sahabat—ia terjerumus ke sebuah kamar hotel dan bertemu Theodore Smith, cassanova kaya yang mengira malam itu hanya hiburan biasa.
Segalanya berubah ketika Theodore menyadari satu kenyataan yang tak pernah ia duga. Sejak saat itu, Alisha memilih pergi, membawa rahasia besar yang mengikat mereka selamanya.
Ketika takdir mempertemukan kembali, penyesalan, luka, dan perasaan yang tak direncanakan pun muncul.
Akankah cinta lahir dari kesalahan, atau masa lalu justru menghancurkan segalanya?
Benih Sang Cassanova

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibu.peri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SESEORANG??

"Tuan!"

Jimy yang baru saja keluar dari ruangannya terbelalak kaget saat melihat sosok sang pemimpin perusahaan. Theo berjalan dengan langkah yang sedikit sempoyongan, penampilannya kacau tak seperti biasanya. Kemejanya kusut, dasi longgar menggantung, dan bau alkohol yang menyengat langsung menusuk hidung Jimy.

Pria itu menghampirinya perlahan.

"Kapan rapat akan dimulai?" tanya Theo sambil menatap Jimy, matanya tampak sayu dan sembab, seperti kurang tidur atau... terlalu banyak minum.

Jimy menelan ludah, mencoba bersikap tenang meski hatinya gamang melihat keadaan atasannya.

"Maaf, Tuan. Rapat sudah selesai. Tuan Leonard telah meninggalkan gedung sekitar satu jam lalu," jawab Jimy sopan namun hati-hati, khawatir respons Theo tak terduga.

Theo tak memberikan reaksi apa pun. Tanpa berkata sepatah kata, ia langsung berjalan melewati Jimy menuju ruangannya. Jimy pun buru-buru mengikuti dari belakang.

"Tuan, sebaiknya Anda—"

Belum sempat kalimat itu selesai terucap, Theo sudah menyela dengan suara pelan namun tegas.

"Aku tahu."

Ia segera mendorong pintu menuju ruang pribadi miliknya dan masuk tanpa menoleh lagi.

Jimy hanya bisa berdiri diam, memperhatikan pintu itu menutup perlahan di hadapannya. Ia menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri. Dalam benaknya, ia yakin Theo akan membersihkan diri dan mengganti pakaiannya sebelum kembali bekerja.

Namun kenyataannya berbeda.

Di dalam ruangan pribadi yang tertutup rapat, Theo tidak melakukan apa pun selain menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Ia menarik napas panjang dan memejamkan mata, seolah berharap seluruh dunia lenyap barang sejenak. Tubuhnya terasa berat, pikirannya kusut. Bukannya menyegarkan diri, ia malah membiarkan dirinya tenggelam dalam keheningan dan rasa penat yang tak jelas ujungnya.

Theo pergi ke perusahaan, hanya berniat menyibukkan diri dan tak ingin terlalu larut dalam kesedihan. Ia merasa seolah-olah takdir mempermainkannya. Saat ia sudah hampir menemukan Alisha, kini ia malah menemukan fakta baru. Kemunculan Seorang gadis kecil yang sangat mirip dengannya, dan gadis kecil itu, kemungkinan putri dari Alisha.

***

Di tempat lain, di kediaman keluarga Abraham.

Sebuah mobil hitam berhenti di depan mansion mewah bergaya Eropa klasik. Megan, ibu dari Theo, turun terlebih dahulu dengan langkah cepat, seolah tak sabar untuk segera bertemu seseorang. Di belakangnya, William, sang suami, menyusul dengan wajah sedikit bingung melihat istrinya yang tampak tergesa-gesa.

Mereka diterima oleh pelayan rumah yang langsung mempersilakan masuk ke ruang utama.

"Alexa!" seru Megan begitu melihat sosok sahabat lamanya tengah duduk santai di ruang tamu, ditemani sang suami, Brian.

Megan segera menghampiri Alexa tanpa basa-basi. Sementara William hanya menggeleng pelan, mengejar langkah istrinya yang seperti hendak menerobos badai.

Alexa menoleh, sudut bibirnya naik. Seolah tahu, apa yang sedang terjadi.

Melihat wajah sahabatnya yang tampak cemas. Ia segera berdiri menyambut Megan dengan hangat. Mereka berpelukan singkat dan melakukan cipika-cipiki, seperti sahabat lama yang tak pernah kehilangan kedekatan.

"Ada apa, Megan? Wajahmu seperti sedang banyak masalah," ucap Alexa tenang sambil sedikit menyipitkan mata, memperhatikan ekspresi Megan yang tegang.

Sementara itu, William menyapa Brian dengan ramah, menepuk bahunya pelan sebelum duduk di sofa berseberangan.

Megan menarik napas dalam, menatap sahabatnya itu dengan penuh harap.

"Alexa, tolong aku," katanya langsung, tanpa menjawab pertanyaan sebelumnya.

Alexa menaikkan satu alisnya dengan tenang. "Ini tentang putramu, bukan?"

Megan langsung tersenyum lemah, sedikit lega karena Alexa seperti selalu tahu segalanya.

"Inilah yang selalu aku kagumi darimu, Alexa. Bahkan sebelum aku bicara, kau sudah tahu isi hatiku," ujarnya sambil menepuk tangan sahabatnya itu. "Jadi... bisakah kau membantuku? Kasihan Theo... lima tahun ini dia berubah, bukan seperti Theo yang dulu. Dan pagi tadi… aku tidak sengaja melihatnya menangis."

Suasana mendadak hening. Alexa memperhatikan wajah Megan yang mulai berlinang air mata.

"Aku tidak pernah melihatnya menangis sebelumnya, bahkan saat aku masuk rumah sakit karena terpeleset pun dia tidak menunjukkan rasa khawatir. Tapi pagi tadi... matanya sembab dan pakaiannya berantakan, aku tidak sanggup melihatnya begitu," ucap Megan penuh haru, jarinya bergerak menghapus air mata.

William, yang sejak tadi diam, mengangkat bahu ringan. "Itu karena kau memang hanya lecet kecil, tapi minta dirawat berhari-hari di rumah sakit."

"William! Aku sedang bicara serius!" bentak Megan sambil melotot ke arah suaminya, lalu kembali menoleh ke Alexa dengan tatapan panik. "Apa yang harus aku lakukan, Lex?"

Alexa menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa, menyilangkan kaki dengan tenang, dan menjawab santai.

"Kalian tidak perlu melakukan apa pun."

Megan langsung menoleh ke arah William, lalu kembali menatap Alexa dengan mata membelalak.

"Apa maksudmu? Kami hanya diam saja dan membiarkan Theo seperti itu? Dia anak kami, Alexa! Aku tidak bisa tinggal diam," ucap Megan dengan suara sedikit meninggi, jelas tidak menerima jawaban itu.

Namun sebelum Alexa sempat merespons, William sudah lebih dulu membuka suara.

"Sayang, tenangkan dirimu dan dengarkan Alexa. Aku percaya padanya... dan juga pada Brian. Dulu saat aku mengalami banyak masalah, aku selalu meminta pendapat Brian. Dan aku juga percaya pada Alexa, mereka tahu apa yang mereka lakukan."

Megan terdiam, menatap suaminya, lalu bergantian memandang Alexa dan Brian. Ia tahu, pasangan ini memang selalu punya cara untuk menyelesaikan masalah, bahkan masalah sebesar apa pun.

Alexa, meskipun usianya sudah tak muda lagi, tetaplah wanita yang cerdas, tajam, dan tak pernah kehilangan intuisi. Jika ada yang bisa membantu Theo, hanya Alexa.

"Aku berharap padamu, ALexa.." ucap Megan lirih.

Alexa tersenyum samar, lalu bersandar santai sambil meneguk teh yang sudah mulai dingin. "Tenang saja. Bahkan kalian akan mendapat bonus."

Megan memiringkan kepala, bingung. "Bonus? Maksudmu?"

Namun Alexa hanya tersenyum misterius, menatap ke arah jendela besar yang memperlihatkan taman belakang mansion.

***

Di perusahaan W.S Corporation, langit telah berubah jingga saat Theo perlahan membuka matanya. Kepalanya masih terasa berat, napasnya sedikit berat oleh efek alkohol yang belum sepenuhnya hilang dari tubuhnya. Ia hanya memandangi langit senja dari balik kaca besar ruangannya. Tanpa suara, tanpa gerakan lain, kecuali helaan napas panjang yang berat.

Di luar ruangan, Jimy masih berkutat dengan dokumen, sesekali menatap layar laptop dan tumpukan berkas yang perlu ditandatangani. Ia tak ingin mengganggu Theo, tahu betul pria itu sedang berada di titik rapuh.

Sementara itu, di sebuah taman kota yang tak jauh dari apartemen, suasana begitu kontras. Udara sore terasa segar. Daun-daun bergoyang diterpa angin, dan sinar matahari membentuk siluet indah dari gedung-gedung tinggi di kejauhan.

Tiga orang berjalan santai di antara bunga-bunga yang bermekaran di taman itu—Alisha, Elsa, dan Thea, si kecil ceria berusia lima tahun. Thea menggenggam cone es krim vanila di tangannya sambil melirik ke sekeliling dengan mata penuh rasa ingin tahu.

"Mommy..." panggilnya sambil menengadah, "Thea suka tinggal di sini. Kita pindah ke sini saja, ya?"

Alisha tertawa kecil, mengusap rambut anak semata wayangnya itu.

"Tidak bisa, sayang. Setelah tiga bulan kita harus kembali. Kamu harus sekolah di sana, ingat?"

Mendengar jawaban itu, wajah Thea langsung berubah. Bibirnya manyun, matanya sayu. Ia menunduk, memainkan sendok es krim di dalam cone-nya.

Elsa, yang berjalan di sampingnya, dengan cepat merunduk dan membisikkan sesuatu di telinganya.

Bisikan penuh konspirasi.

Wajah Thea langsung cerah. Ia mengangguk penuh semangat.

"Mommy! Thea ke sana dulu, ya!" ujarnya sambil berlari kecil menuju taman bunga di sisi timur taman.

"Jangan terlalu jauh, sayang!" seru Alisha sambil tersenyum. Elsa hanya menggeleng pelan, sudah terbiasa dengan tingkah Thea yang tak bisa diam.

"Elsa, aku titip Thea sebentar. Aku mau ke toilet," ucap Alisha dan pergi dari sana.

Elsa mengangguk dan menatap Thea yang mulai berlari di antara bunga-bunga berwarna-warni. Tangannya yang kecil sesekali memetik satu dua bunga sambil mengendusnya.

"Hmm... wangi... Thea suka!" gumamnya sambil menari-nari kecil, seperti sedang mengikuti musik yang hanya bisa ia dengar sendiri.

Saat Thea sedang memperhatikan bunga-bunga itu, tiba-tiba tubuhnya terangkat keatas. Seorang pria dengan pakaian berantakan Menggendongnya.

"Putriku.. kau adalah putriku," pria itu memeluk erat Thea. Hingga Thea merasa sesak.

"Lepaskan..." jerit Thea sambil mendorong tubuh pria itu.

1
Bu Dewi
up lagi kak😍😍😍
Mifta Nurjanah
kurang itu hentakannya
vj'z tri
🎉🎉🎉🎉🎉🎉 ayo Thor 🤗🤗🤗🤗🤗 di goyang up nya
Bu Dewi
up lagi kak🤭biasanya 2 kok ini cuma 1 seh/Whimper//Whimper//Grievance/
vj'z tri
ak hir nya ku menemukan mu ,saat haaati iiiini mulai meragukan , ku berharap engkaulah jawaban segala risau hatiku dan biarkan diriku mencintaimu hingga ujung usiaku🎉🎉🎉🎉🎉asekkkkkk
Aqillah Mustanir
up
Mifta Nurjanah
up lagi dongg minn
Bu Dewi
up lagi donk kak 🤭😄😍
Ndha: lanjut nanti kak😊
total 1 replies
vj'z tri
yakkkk itu Dady sayang Dady 🎉🎉🎉🎉🎉🎉
vj'z tri
jangan an permen toko bahkan pabrik nya bakal langsung di kasih 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
ya di Dady mu dan sekarang pun bau tapi bau wangiiii princess 🎉🎉🎉🎉
Mifta Nurjanah
lanjut
Bu Dewi
wah, penasaran siapa yg gendong? masak theo sih,pasti lucu kalau thea nolak dia...hihihihihi
Ndha: tunggu kelanjutannya 🤗
total 1 replies
vj'z tri
bikin penasaran loh 🤭🤭🤭🤭
Bu Dewi
Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya waktu mereka ketemu nantinya😍😍😍🤭
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 kan ibu suri di balik layar
vj'z tri
ibu suri kah 🤔🤔🤔
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 putar haluan Dady
vj'z tri
Dady datang 🎉🎉🎉
Bu Dewi
seru kak, gak sabar nunggu kelanjutannya😍😍😍😍
Ndha: ok kak😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!