Ini adalah kisah Si pemeran antagonis di dalam sebuah novel. Wanita dengan sifat keras hati, kejam, dan tidak pernah peduli pada apapun selama itu bukan tentang dirinya sendiri.
Seperti pemeran antagonis dalam sebuah cerita pada umumnya, dia ada hanya untuk mengganggu Si protagonis.
Tujuan hidupnya hanya untuk mengambil semua yang dimiliki Si protagonis wanita, harta, karir, kasih sayang keluarganya, bahkan cinta dari protagonis pria pun, ingin ia rebut demi misi balas dendamnya.
"Aku akan mengambil semua yang Karina dan Ibunya miliki. Aku akan membuat mereka menanggung karma atas dosa yang meraka perbuat pada Ibuku!" ~ Roselina ~
"Apa yang kau lakukan itu, justru membuat mu mengulang kisah Ibu mu sendiri!" ~ Arsen ~
"Ternyata, laki-laki yang katanya pintar akan menjadi bodoh kalau sudah berpikir menggunakan perasaannya, bukan otaknya!" ~ Roselina ~
Akankah Roselina Si wanita yang tak percaya dengan yang namanya cinta itu akan berhasil membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sudah kalah
Rose cukup kecwa karena Tuan Orlando menolak tawarannya. Katanya, alasan Rose tidak cukup kuat untuk membuatnya menyerahkan perkebunan itu.
Tapi Rose tidak akan menyerah. Dia tetap ingin mendapatkan perkebunan itu entah nanti bagaimana caranya.
Mungkin Rose perlu melakukan pendekatan atau mencari tau lebih jauh tentang dua pasangan lansia yang ingin menjual kebunnya itu. Pasalnya, Rose hanya tau sedikit saja informasi dari Tuan dan Nyonya Orlando.
"Kau tetap menginginkan perkebunan itu?" Tanya Boy dalam perjalanan pulang.
"Hmm, kau tau sendiri alasannya!" Rose memejamkan matanya meski tidak mengantuk sama sekali.
"Baiklah, aku akan terus membantumu mendapatkan apa yang kau inginkan!"
"Kau memang yang terbaik Boy!" Puji Rose sedikit membuka matanya menatap Boy yang mengendarai mobil saat ini.
"Tentu!" Gaya kemayu Boy kembali keluar padahal pria itu baru saja menujukkan sisi jantan seperti seorang pria yang sangat bertanggung jawab.
"Siapa?" Tanya Rose karena ponsel Boy berdering beberapa kali.
"Suamimu, kenapa dia?" Heran Boy karena Arsen kembali menghubunginya.
"Sudah biarkan saja!" Rose kambali memejamkan matanya dan berpaling menghadap ke jendela. Rose nampaknya tidak peduli dengan Arsen yang mencoba menghubungi Boy beberapa kali. Pria itu paling hanya ingin menanyakan keberadaannya saja.
Tapi dalam diamnya saat ini, Rose memikirkan satu hal tentang Arsen. Sekarang pria itu memegang rahasianya yang bisa meledak kapan saja. Sedangkan Rose sendiri tidak mungkin lagi mengancam Arsen untuk menyembunyikan keadaannya itu.
Entah apa yang harus Rose lakukan setelah ini, yang jelas, semua itu selalu memenuhi isi kepala Rose akhir-akhir ini.
Di lain tempat, ada yang dibuat tidak tenang sejak pagi hingga malam hari karena tidak mendapat kabar apapun dari istrinya.dia
"Sebenarnya kemana dia?" Arsen terus mondar-mandir di depan mansion. Dia tidak tau Rose pergi kemana, Arsen juga tidak bisa menghubunginya karena ponsel Rose tidak aktif dan Boy tidak mengangkatnya.
Arsen tau Rose pasti sengaja mematikan ponselnya agar Arsen tidak bisa menghubunginya. Entah sebenarnya apa yang sedang Rose dan Boy lakukan saat ini.
Arsen memang yakin kalau Rose dan Boy pergi berdua karena tadi Arsen sempat datang ke kantor Rose dan menanyakan keberadaan Rosse. Tapi kaya resepsionis yang ada, Rose dan Boy mempunyai agenda keluar.
"Kenapa kau di sini?" Karin penasaran dengan Arden yang sejak tadi berdiri di depan mansion.
"Rose tidak bisa dihubungi sama sekali sejak tadi pagi. Sekretarisnya juga tidak mau mengangkat telepon dariku sementara sekarang sudah malam" Jawab Arsen sembari menatap layar ponselnya sesekali.
"Kau terlihat begitu mengkhawatirkannya!" Karin tersenyum tipis namun sebenrnya hatinya terasa perih kala melihat Arsen begitu peduli pada Rose.
"Benarkah?"
"Hmm, kau seperti seorang suami yang sangat mengkhawatirkan istrinya karena istrinya tidak ada kabar sejak tadi pagi"
"Benarkah aku mengkhawatirkannya?" Tanya Arsen pada dirinya sendiri.
Pasalnya sejak tadi dia hanya ingin tau Rose pergi kemana dan bersama siapa. Arsen hanya tidak mau kalau sampai Rose tiba-tiba kambuh dan melakukan hal yang tidak-tidak di luar sana. Tapi Arsen sendiri tidak menyadari apa yang ia rasakan itu adalah bentuk dari kekhawatiran.
"Tadi yang aku dengar di kantor Kakak memang pergi keluar bersama Boy. Tapi aku juga tidak tau Kakak pergi kemana"
"Iya, kalau itu aku tau karena tadi aku sempat datang ke kantor kalian. Tapi masalah pergi kemana, tidak ada yang tau!" Jawab Arsen tanpa sadar kalau saat ini dia telah menyakiti Karin.
"Ternyata kau memang sangat memperhatikan Kakak sampai kau datang ke kantor menanyakan keberadaanya. Bahkan sekarang kalau kau datang ke sana, bukan aku lagi yang kau tuju, tapi Kakakku!" Perihnya hari Karin saat ini dan hanya dia saja yang bisa merasakannya karena ia rasa Arsen sama sekali tidak peduli.
"Apa kau sudah meminta bantuan seseorang untuk mencoba mencari Kakak? Atau mungkin bisa me..." Ucapan Rose yang ingin meminta Arsen meminta bantuan asisten Ayahnya terputus karena mobil Rose saat ini telah memasuki halaman mansion.
"Dia sudah pulang!" Gumam Arsen.
Mobil berwarna merah itu tanpak berhenti tak jauh dari kedua orang itu berada. Pemiliknya turun seorang diri dari kursi kemudi.
"Kakak, aku.." Karin maupun Arsen sama-sama tercengang karena Rose sama sekali tak menanggapi mereka.
Rose justru berjalan masuk melewati mereka seolah tak ada orang di sana. Padahal Karin sudah bersiap kalau Rose marah melihatnya hanya berdua saja dengan Arsen.
"Rose!" Arsen segera menyusul Rose yang telah masuk ke dalam tanpa mempedulikan Karin lagi.
"Kau mungkin bisa mengelak namun sikap dan hatimu berkata lain Arsen!" Karin kembali kalah dalam segalanya pada Kakaknya itu.
Dia memang sudah mencoba menerima segalanya, namun terkadang rasa iri di dalam hatinya itu muncul kala melihat apa yang didapatkan Rose saat ini.
Rasa itu semakin menjadi kala melihat Arsen yang mulai dekat dengan Rose. Karin kira, cinta Arsen akan tetap utuh mengingat berapa lama mereka me jalin hubungan. Mulai berkurang pun, Karin kira membutuhkan waktu yang lama. Tapi setelah melihat sikap Arsen selama beberapa hari ini, Karin merasa cinta Arsen sudah tak utuh lagi.
"Kau dari mana saja?!" Arsen mengikuti Rose masuk ke dalam kamar.
"Ada urusan di luar kota!" Jawab Rose sembari melepas aksesoris yang ia pakai.
"Tapi kenapa ponsel mu harus dimatikan? Boy juga tidak mau menganggap panggilan dariku!"
"Memangnya kenapa? Seolah sepenting itu buatmu!" Lirik Rose pada suaminya itu.
"Aku mengkhawatirkan mu Rose, apa lagi dengan keadaan mu yang.."
"Yang apa?" Potong Rose dengan cepat.
"Yang hampir gila begitu maksudmu?" Rose tersenyum masam karena Arsen menyinggung tentang kondisinya saat ini.
"Bukan begitu maksudku Rose?"
"Lantas seperti apa? Sekarang kau sudah tau kelemahanku? Apa kau ingin menggunakan itu untuk menekanku? Apa kau juga sudah memberitahu kekasihmu itu?" Tuduh Rose bertubi-tubi.
"Kau bicara apa Rose, aku tidak sejahat itu!"
"Lalu apa?" Sungut Rose dengan wajah yang memerah dan berapi-api.
Keduanya saling menatap namun sama-sama diam. Rose mencoba mengatur nafasnya yang memburu. Sedangkan Arsen tidak tau harus menjawab apa, dia sendiri bingung dengan perasaannya sendiri. Namun yang jelas dia menolak segala tuduhan Rose tadi.
"Sudahlah!" Rose berbalik membelakangi Arsen. Suaranya kembali tenang seiring dengan dirinya yang kembali menguasai dirinya.
"Aku sudah tidak peduli lagi. Mau kau sebar luaskan pada siapa saja tentang keadaanku yang sebenarnya, aku sudah tak peduli. Aku juga tak mungkin menekanmu atau menjadikanmu alat untuk membalas dendam lagi. Karena sejatinya, aku sudah kalah sejak kau tau segalanya tentangku!"
belum bisa tenang.. takutnya bakal ada kejadian yg bikin Rose makin terluka lagi. Perebutan tanah, masih was-was tentang ini aku..
Buat Arsen, sehebat apapun badainya nanti, km harus lebih bisa tenangin Rose yaa.. please jangan buat dia makin jatuh terlalu jauh lagi..
kembang kuncup 😃
komunikasinya semakin baik 👍👍👍👍
dan Rose mulai larut
semoga kamu gak mengecewakan seennn
perkebunan yg di inginkan Rose kah?