NovelToon NovelToon
Derita Setelah Kepergian Ibu

Derita Setelah Kepergian Ibu

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Wanita Karir / CEO / Mafia / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:952
Nilai: 5
Nama Author: Aretha_Linsey

Amel Fira Azzahra gadis kecil yang memiliki wajah sangat cantik, mempunyai lesuk pipi, yang di penuhi dengan kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Namun sayang kebahagian itu tidak berlangsung lama. Setelah meninggalnya Ibu tercinta, Amel tidak lagi mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Bapaknya selalu bekerja di luar kota. Sedangkan Amel di titipkan ke pada Kakak dari Bapaknya Amel. Tidak hanya itu, setelah dewasa pun Amel tetap menderita. Amel di khianati oleh tunangannya dan di tinggal begitu saja. Akankah Amel bisa mendapatkan kebahagiaan?
Yukk ikuti terus ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aretha_Linsey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23 Ciuman Di Tengah Badai dan Sentuhan Pertama

Amel masih duduk di bangku taman, basah kuyup, air mata bercampur dengan dinginnya air hujan. Seluruh tubuhnya menggigil, bukan hanya karena suhu, tetapi karena rasa sakit yang membeku di dalam hatinya.Fatur masih di sampingnya, ikut basah, diam dan setia, perannya sebagai penyelamat terasa sangat nyata.

Amel perlahan mengangkat kepalanya, menatap Fatur. Di mata Amel, Fatur bukan lagi pesaing kaya atau orang asing. Fatur adalah pria yang rela berdiri di bawah badai, memberinya kebenaran, dan menyelamatkannya dari jebakan yang diciptakan Udin.

"Aku..terima kasih, Tuan Fatur," ujar Amel, suaranya serak dan nyaris tak terdengar di antara gemuruh hujan.

"Aku tidak tahu harus berbuat apa. Kalau bukan karena kamu, aku pasti sudah... menikah dengan

kebohongan."

Fatur menoleh, matanya yang biasanya tajam kini lembut.

"Aku melakukannya karena kamu pantas mendapatkan kebenaran, Rose. Aku hanya ingin melihatmu bahagia."

Amel merasakan gelombang emosi yang aneh. Itu bukan cinta, bukan juga nafsu, melainkan rasa syukur, rasa aman, dan kegilaan sesaat dari jiwa yang baru saja hancur. Dalam kehancuran itu, Amel kehilangan kendali emosinya. la butuh konfirmasi bahwa ia masih hidup, bahwa ia masih bisa merasakan sesuatu selain rasa sakit.

Amel bergerak cepat, impulsif. la tidak berpikir.

Ia memajukan waahnya, mencium bibir Fatur.

Ciuman itu dingin, asin karena air mata dan hujan. Itu adalah ciuman yang putus asa, sebuah permintaan bantuan emosional yang liar.

...----------------...

Fatur kaget. Sangat kaget. la tidak membalas ciuman Amel. Tubuhnya membeku, terkejut melihat Amel, si Lady Rose yang selalu tegas dan menjaga jarak, kini menciumnya di tengah hujan.

Di satu sisi, ia merasa sangat senang, ini adalah hadiah tak terduga atas semua usahanya. Namun, ia memilih untuk diam saja, menghormati emosi Amel yang sedang kacau.

Ciuman itu berlangsung beberapa saat, terasa seperti keabadian di bawah guyuran hujan lebat.

Akhirnya, Amel melepaskan bibirnya. la terengah engah, kesadaran tentang apa yang baru saja ia lakukan menghantamnya. Wajahnya yang sudah basah kini terasa panas karena malu.

"Maafkan aku, Tuan Fatur," ujar Amel dengan suara gemetar.

"Ak...aku hilang kendali. Aku tidak tahu apa yang kulakukan"

Fatur tersenyum tipis. la meraih wajah Amel yang dingin dan membelainya dengan ibu jarinya, Fatur juga laki laki normal. Apa lagi dia sudah mengharapkannya sejak dulu.

 "Tidak apa apa, Rose. Aku mengerti. Kamu baru saja melewati neraka."

Meskipun ia berkata demikian, hasrat Fatur telah memuncak. Kehadiran Amel, yang tubuhnya menggigil dan kini menatapnya dengan rasa malu dan kerentanan yang luar biasa, sudah sangat memicu instingnya.

Ditambah lagi, pakaian Amel yang basah kuyup menempel erat di tubuhnya, memperlihatkan setiap lekuknya, termasuk bagian buah dada Amel yang sangat menggoda di balik kaus basah. Benda tidak sopan milik Fatur pun menegang

Fatur tahu, jika ia hanya melepaskan Amel sekarang, ia akan kehilangan momen yang di ciptakan oleh takdir ini. Ia tidak lagi bisa mengendalikan dirinya.

Tanpa berkata apa-apa, Fatur menarik Amel ke dalam pelukannya. Pelukan itu kuat, hangat, dan tiba tiba penuh tuntutan. Amel, yang masih terkejut dan bingung, tidak sempat menolak.

Fatur membungkuk, dan kini ia yang mencium bibir Amel. Ciuman ini berbeda. Ini adalah ciuman yang didorong oleh hasrat yang lama tertahan, ciuman seorang pria yang telah berjuang keras untuk mendapatkan wanita yang ia cintai. Fatur melumat bibir Amel dengan intensitas yang mengejutkan,

menyampaikan semua kekaguman, hasrat, dan cemburu yang ia rasakan selama ini. Amel, yang masih rapuh dan mencari pegangan, membalas

ciuman itu dengan pasif, membiarkan dirinya ditarik ke dalam badai emosi Fatur.

Tangan Fatur tidak tinggal diam. Kehilangan kendali yang ia tunjukkan adalah pengakuan bahwa ia bukan hanya seorang penyelamat, tetapi juga seorang pria yang menginginkan Amel.

Dengan keberanian yang didorong oleh hasrat dan pemandangan pakaian basah Amel, tangan Fatur bergerak. la memeluk punggung Amel erat, kemudian menyentuh dan meremas buah dada Amel yang terasa lembut dan dingin di balik pakaian basah.

Ini adalah pertama kalinya Amel disentuh secara intim di area itu. Kejutan itu membuat Amel tersentak, tetapi rasa sakit emosionalnya yang dalam menghalanginya untuk berteriak atau menolak dengan keras. Amel hanya bisa meremas jaket Fatur, napasnya tersengal, merasakan sensasi asing, mendebarkan, dan menakutkan yang menjalar dari dada ke seluruh tubuhnya.

Fatur, yang merasakan kelembutan itu, semakin terangsang. la membenamkan dirinya dalam ciuman, tangannya terus meremas dan memilin buah dada Amel dengan hasrat yang membara. Sentuhan itu adalah pembalasan Fatur atas penghianatan yang ia rasakan dari Udin dan kegagalan yang ia rasakan dari Agus.

Setelah beberapa saat yang intens, Fatur melepaskan ciumannya, terengah engah. Matanya penuh hasrat dan kemenangan. la menatap Amel, yang kini tampak bingung, basah, dan rapuh.

"Kamu milkku, Rose, " bisik Fatur, suaranya serak

"Bukan milik pembohong itu, dan bukan milik si mekanik miskin."

Amel tersadar. Rasa malu, takut, dan kejutan karena sentuhan itu menghantamnya. la baru saja melepaskan diri dari satu kendali (Udin) hanya untuk jatuh ke dalam kendali yang lain.

Amel mendorong Fatur menjauh, tubuhnya mengigil parah.

"Hentikan, Tuan Fatur! Aku mohon!"

Fatur melihat ketulusan dalam ketakutan Amel. la segera menguasai diri. Ia tahu batasannya. Ia telah mendapatkan apa yang dia inginkan: pengakuan fisik dan sentuhan yang menegaskan bahwa ia telah melangkah lebih jauh dari Agus dan Udin.

Fatur melepaskan Amel, meraih jaketnya, dan segera menyampirkannya di bahu Amel yang gemetar.

"Maafkan aku, Rose. Aku juga hilang kendali " ujar Fatur, kembali pada nada hormatnya.

"Tapi kamu harus tahu. Aku tidak akan memaksamu. Sekarang, kita harus kembali. Kita harus hadapi Ayahmu."

Meskipun Fatur kembali bersikap sopan, sentuhan tangan Fatur di dadanya terasa begitu nyata dan mengganggu, menjadi pengingat mengerikan bahwa kebebasan yang ia raih dari Udin kini datang dengan harga yang jauh lebih intim dan kompleks dari Fatur. Amel, yang baru saja bebas, kini merasa terikat lagi oleh rahasia dan sentuhan pertama Fatur.

Halo Guys Kalau Likenya tembus 10 like dan 10

komentar. Aku up 2 bab hari ini ya

1
Cici Febryanti
plot twist yah wakk🤭
Wiwit
lanjut
Aretha_Linsey: besok up lagi ya kak
total 1 replies
Kei Kurono
Aaaahhh! Begitu seru sampe gak berasa waktu berlalu!
Aretha_Linsey: mkasih kak di tunggu next ceritanya ya kak
total 1 replies
000 1
Aku suka gaya penulisanmu, jangan berhenti menulis ya thor!
Aretha_Linsey: Terimakasih kasih kak. siap makasih suportnya. mohon kritik dan sarannya ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!