Mempertahankan kebahagiaan pernikahan nyatanya tidak semudah yang dibayangkan. Terkadang apa yang telah diusahakan tidak dinikmati sepenuhnya.
“Tetaplah bersama denganku, jauh darimu rasanya setiap napas berhenti perlahan. Aku mampu kehilangan segalanya asal bukan kamu, Sonia.”
_Selamanya Kamu Milikku 2_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 : Menjatuhkan Talak dan Pernikahan
"Iya, aku sudah bilang kalau kamu boleh menikah lagi dan aku akan melanjutkan hidupku."
"Melanjutkan hidupmu bagaimana? Jika kau ingin menikah lagi bagaimana?"
"Aku sudah menikah denganmu, ya sudah, kenapa harus dipusingkan."
"Maaf Syena tapi aku tidak mungkin untuk memiliki dua orang istri, aku tidak ingin Naima terluka dengan menjadikan dia sebagai istri kedua, aku ingin meratukan Naima dengan menjadikan dia satu-satunya istri dalam hidupku." Syena menarik nafasnya dan menatap Fian dengan lembut.
"Talak lah aku Fian, aku ikhlas." Fian membulatkan matanya mendengar perkataan Syena, dia dapat melihat guratan sedih dan kecewa di mata Syena.
"Kamu yakin?" Syena mengangguk.
"Dengan kita bercerai, semua ini akan terlepas dan tidak ada yang harus dikhawatirkan," jawab Syena dengan mantap.
"Maafkan aku sudah menyakitimu Syena," ucap Fian merasa bersalah pada wanita yang kini berstatus istrinya.
"Tidak masalah Fian, terima kasih karena sudah berlaku baik padaku selama menjadi istrimu dan kamu juga sudah menjadikan aku seorang istri seutuhnya, Fian." Fian tak tahan mendengar ucapan syukur dari Syena, hatinya terluka karena akan meninggalkan wanita sebaik Syena.
Fian memeluk Syena dengan erat dan mencium lembut kening Syena lama lalu memantapkan hatinya dan memegang kepala Syena.
"Syena Almira, detik ini aku menjatuhkan talak satu padamu dan kau bukanlah istriku lagi." Mendengar kata talak dari Fian membuat hati Syena sangatlah perih dan terluka, dia tidak menyangka kalau jalan hidupnya akan seperti ini, baru kemarin dia dinikahi oleh Fian dan hari ini dia ditalak oleh suaminya itu.
Air mata Syena jatuh membasahi kedua pipinya dan menitik ke tangan Fian.
"Maafkan aku Syena." Syena mengangkat pandangannya dan tersenyum pada Fian.
"Semoga nanti kita menemukan kehidupan kita masing-masing ya Fian." Ada rasa bersalah yang begitu besar di hati Fian saat ini pada Syena, dia tidak bisa memungkiri kalau dia telah jatuh cinta pada mantan istrinya itu setelah mereka menghabiskan malam indah yang mana kesucian Syena sudah diteguk oleh Fian.
Karena rasa takut untuk ditinggalkan yang begitu mendominan di hatinya pada Naima, Fian lebih memilih untuk terus melanjutkan pernikahannya dengan Naima, gadis asal Mesir yang sangat dia cintai juga.
Siang harinya Fian mengantarkan Syena ke bandara lalu dia kembali ke rumah Sean dengan hati yang masih merasa bersalah pada Syena.
"Maafkan aku Syena, semoga nanti kamu menemukan kebahagiaanmu bersama dengan lelaki yang kamu cintai," harap Fian.
Sesampainya di rumah, dia sudah disambut oleh ketiga keponakan nya itu.
"Kangen ya sama uncle." Fian memeluk ketiga anak itu dan memberikan beberapa makanan pada Sonia.
"Kamu baik-baik aja kan Fian?" tanya Sonia.
"Alhamdulillah baik Son."
"Syukurlah, kok cepat pulangnya? Bukannya kamu di sana selama 3 hari ya?"
"Aku nggak jadi untuk melakukan proyek di sana, lokasinya kurang bagus."
"Oh makan dulu yuk."
"Oke."
Fian tidak memberitahukan mengenai apa yang terjadi antara dirinya dan Syena pada keluarga besarnya, dia dan Syena sepakat untuk menyembunyikan hal ini dari keluarga mereka masing-masing.
...***...
Sonia terlihat begitu anggun dalam balutan gaun pengantin yang dia kenakan saat ini, dia sangat cantik dan menawan. Ya, sebelum pernikahan Fian di gelar 10 hari lagi, Sean ternyata sudah menyiapkan pesta besar dan mewah untuk dia dan Sonia.
Pesta itu dia siapkan bersama Sonia, dia ingin menebus semua kenangan yang terbuang sia-sia selama ini. Dia benar-benar memberikan sebuah pesta mewah untuk Sonia di Paris. Bahkan Sean membeli sebuah mega mansion untuk menggelar pestanya, ribuan tamu yang hadir mengucapkan selamat pada Sonia dan Sean.
Kerabat dan keluarga mereka juga terharu dengan semua ini.
"Apa ini namanya balas dendam terbaik?" ujar Kenzo pada Sean yang terlihat begitu bahagia.
"Yaa, aku ingin kenangan manis ini abadi selamanya, walaupun telat beberapa tahun." Mereka berdua saling tertawa.
Acara yang digelar sangatlah meriah, serangkaian acara berjalan dengan sangat baik hingga akhir.
Sonia bagaikan seorang ratu dibuat oleh Sean, anak-anak mereka juga ikut bahagia, semua ini merupakan pernikahan impian Sonia.
"Terima kasih Sean, aku sangat bahagia," ucap Sonia.
"Maafkan aku sayang, seharusnya dari dulu aku melakukan hal ini."
"Tidak masalah, yang jelas saat ini aku sangat bahagia." Sonia memeluk suaminya dengan penuh kebahagiaan.
Setelah acara berakhir, Sean dan Sonia menghabiskan malam yang panjang berdua. Ketiga anak mereka di asuh oleh Nila dan Fian, karena mereka tahu kalau Sean dan Sonia butuh waktu untuk berdua.
...***...
Setelah resepsi pernikahan mewah Sean dan Sonia di Paris, kini pernikahan Fian dan Naima di laksanakan di London dengan meriah dan megah pula, semua tamu undangan yang hadir begitu menikmati acara tersebut. Sean begitu bahagia melihat adiknya menikah dengan wanita seperti Naima, Fian juga terlihat sangat bahagia dengan pernikahan ini.
Segala kemegahan tersuguh dalam acara tersebut, persiapan dari Sean dan Sonia tidaklah sembarangan, mereka menyiapkan segalanya dengan baik hingga acara pernikahan itu begitu memuaskan bagi Fian dan Naima.
"Akhirnya kamu ketemu pawangmu ya Fian, semoga kalian selalu bahagia sampai nanti." Sonia memeluk Fian, dia adalah orang yang paling bahagia melihat Fian menikah.
"Terima kasih Sonia, doa yang sama untukmu." Sonia lalu memeluk Naima.
"Wah ternyata anak bungsu di keluarga kita sudah menemukan jodohnya, bakalan rame nih mansion kalo kita semua berkumpul nantinya." kata Miller sambil memeluk Fian.
"Terima kasih atas hadiah darimu bang, doakan supaya aku memiliki anak kembar seperti kamu dan Bang Sean."
"Jangan, lama kau puasa kalau punya anak kembar, repot." Seyyal mencubit pinggang suaminya.
"Nggak bakalan bisa kita main ps bareng lagi ya Fian." Kenzo tak ketinggalan untuk memberi selamat pada Fian dan Naima.
"Ya bisa aja kalau waktunya pas, bisa di atur itu bang."
"Naima, jaga adikku ini baik-baik ya, jangan sampai kamu kecolongan, ntar yang ada kamu diselingkuhi lagi sama Fian." Pesan Kenzo pada Naima dengan nada bercanda, Fian langsung terdiam dan terpaku beberapa saat sebelum Naima mengamit tangannya.
"Dia sangat setia padaku, tidak mungkin dia akan selingkuh." jawab Naima dengan ceria, rasa bersalah Fian pada Naima semakin terasa karena bagaimanapun status Naima adalah istri kedua Fian.
Walaupun secara catatan negara Naima adalah istri pertama, namun secara agama Syena lah istri pertama Fian Aznand.
"Benarkan Fian." Suara Naima membuat lamunan Fian buyar.
"Haha iya benar."
"Diselingkuhi dengan wanita lain memang nggak akan tapi diselingkuhi dengan ps ya nggak jamin," balas Kenzo yang diiringi tawa oleh mereka semua.
Satu persatu para tamu undangan memberikan selamat pada Fian dan juga Naima hingga acara hari itu selesai dengan sempurna.
Setelah sesi foto-foto dan serangkaian acara dilakukan, Fian membawa Naima ke kamar mereka yang juga sudah disiapkan oleh Sonia dan Sean.
Kamar itu sangat bagus karena dekorasinya begitu cocok untuk pendukung malam pertama Fian dan Naima. Mereka akan membuka kado besok karena hari ini sangat melelahkan, Fian menatap Naima yang saat ini tidak mengenakan hijabnya, rambut panjang Naima terurai, kecantikan Naima tidak diragukan lagi, Naima mengenakan lingerie pemberian dari Seyyal.
"Kamu cantik banget Naima, bagiku kamu bagaikan seorang bidadari." Naima tersipu mendengar pujian yang dilayangkan oleh suaminya itu, dia menundukkan pandangannya dan merasa sedikit malu karena ini adalah hal pertama baginya berpakaian terbuka di depan laki-laki.
Fian mengangkat dagu Naima lalu menghapus jarak antara dirinya dan Naima, sapuan bibir Fian di bibir Naima membuat Naima melayang. Malam pertama ini dihabiskan oleh Fian dan Naima bersama hingga kamar yang kedap suara itu menjadi saksi bagaimana kemesraan mereka berdua.