Alfa adalah anak miskin yang sering di bully oleh teman SMA-nya. Bukan inginnya menjadi anak miskin, tapi takdir yang menentukannya. Sang ayah duluan di jemput oleh sang Maha Kuasa, dan saat ini Ibunya sakit parah. Ia bingung mencari uang di mana untuk pengobatan ibunya. Sebelum ia mendapatkan uang, ibunya meninggal dunia. Saat pemakaman ibunya, ia mendapat Sebuah sistem Keberkahan di makam ibunya. Dan tentu saja Sistem mengubah hidupnya menjadi lebih baik.
Yang penasaran dengan kisahnya yuk simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
...⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️...
...Happy Reading...
...⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️...
Selanjutnya Alfa mencari di mana orang yang membutuhkan bantuannya. Saat itu Alfa melihat ada seorang anak kecil berusia 5 tahun yang dibully oleh anak sepuluh tahun. Anak kecil itu terlihat takut dan menangis, sementara anak yang membully itu terlihat sombong dan tidak peduli.
"Ayo kak, kita tolong anak itu," ajak Alfa kepada Luna. Mereka pun berlari ke arah anak tersebut dengan cepat.
"Hey berhenti!" teriak Alfa mendekati anak tersebut dengan nada yang tegas.
Ketiga anak itu yang membully tadi melihat ke arah Alfa dengan terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa ada orang yang akan menghentikan aksi bullying mereka.
Anak kecil yang dibully itu melihat Alfa dengan mata yang berlinang air mata, ia merasa lega bahwa ada orang yang akan membantunya.
Alfa langsung menghampiri anak kecil itu dan memeluknya untuk menenangkannya. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Alfa dengan lembut.
Anak kecil itu mengangguk, masih terlihat takut.
Alfa kemudian menatap anak yang membully itu dengan mata yang tajam. "Apa yang kamu lakukan? Mengapa kamu membully anak kecil ini?" tanya Alfa dengan nada yang tegas.
"Dia itu udah ganggu kami!" ucap anak umur 10 tahun itu, menunjuk ke arah anak kecil tersebut dengan nada yang defensif. "Memangnya dia ganggu apa?" tanya Alfa, terlihat kesal dengan anak-anak itu. Ia tidak percaya bahwa anak kecil itu bisa melakukan sesuatu yang salah.
"Dia itu tadi... tadi..." Anak-anak itu bingung bagaimana mengatakannya, karena anak kecil itu memang tidak mengganggu mereka. Mereka yang sengaja mengganggu anak kecil tersebut. Mereka saling berpandangan, tidak tahu apa yang harus dikatakan.
Alfa menatap mereka dengan mata yang tajam, tidak percaya dengan alasan mereka. "Kalian yang sengaja mengganggu anak kecil ini, bukan?" tanya Alfa dengan nada yang tegas. Anak-anak itu terlihat malu dan tidak bisa menjawab, mereka tahu bahwa mereka salah.
Anak kecil yang dibully itu masih terlihat takut, tapi ia merasa lega bahwa ada orang yang membelanya.
Alfa kemudian menatap anak-anak itu dengan mata yang serius. "Mengapa kalian melakukan hal seperti itu? Tidak baik membully orang lain, apalagi anak kecil," kata Alfa dengan nada yang mendidik.
"Aku ini kakak dia, jika kalian masih menganggu dia lagi, ku adukan pada ibu kalian agar kalian di marahi oleh ibu dan ayah kalian, dan kalian tidak akan di beri uang jajan lagi," ucap Alfa, sengaja menakut-nakuti mereka dengan nada yang serius. Ketiga anak itu terlihat takut dan langsung berubah menjadi patuh.
Mereka tidak ingin di marahi oleh ibu dan ayah mereka, apalagi tidak mendapatkan uang jajan lagi. Mereka langsung berlari terbirit-birit meninggalkan Alfa dan adik kecil itu, tidak ingin menghadapi konsekuensi yang lebih berat.
Alfa merasa lega bahwa anak-anak itu tidak akan mengganggu adik kecil itu lagi. Ia menatap adik kecil itu dengan mata yang penuh kasih sayang. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Alfa, memastikan bahwa adik kecil itu baik-baik saja.
Adik kecil itu mengangguk, masih terlihat takut.
"Ya sudah, kamu pergi pulang, kalau ketemu dengan mereka lagi, langsung saja menghindar dan pergi ya, dan jangan berpergian sendiri lagi," ingat Alfa kepada adik kecil itu.
Anak itu mengangguk dan akhirnya pergi berlari untuk kembali ke rumahnya. Alfa merasa lega, ia telah berhasil melindungi adik kecil itu dari anak-anak yang nakal.
Dua misi telah selesai, dan sekarang Alfa hanya memiliki satu misi terakhir yang harus diselesaikan. Ia merasa siap untuk menyelesaikan misi terakhirnya. Alfa mengambil napas dalam-dalam, mempersiapkan diri untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi.
Dengan langkah yang mantap, Alfa berjalan menuju lokasi misi terakhirnya. Ia tidak tahu apa yang akan menantinya, tapi ia siap untuk menghadapi apa pun.
Baru juga berlari beberapa langkah, Alfa melihat keributan, suara teriakan yang cukup besar, di sebuah rumah. Sepertinya bakal ada pertengkaran yang besar. Alfa langsung tertarik dengan situasi itu dan ingin tahu apa yang sedang terjadi.
"Kak Luna, ayo lihat ke sana," ajak Alfa menarik tangan Luna dengan semangat. Luna terlihat khawatir dan tidak ingin ikut campur dengan situasi itu. "Heh, jangan ke sana, itu berbahaya," ucap Luna penuh khawatir, mencoba menahan Alfa.
Tapi Alfa tidak mau mendengarkan. "Ayo saja," ucap Alfa dengan nada yang bersemangat, menarik tangan Luna lebih keras. Luna tidak bisa menolak, dan akhirnya ia mengikuti Alfa menuju ke arah keributan.
Semakin dekat, suara teriakan semakin keras. Alfa dan Luna bisa melihat bahwa ada beberapa orang yang sedang bertengkar di dalam rumah itu.
...⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️...
baru jumpa untuk 2x
tidak apa la athor punya cerita
semangat