NovelToon NovelToon
Melepas Masa Lalu, Meraih Cinta Yang Baru

Melepas Masa Lalu, Meraih Cinta Yang Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Uswatun Kh@

Selina harus menerima kenyataan bahwa dirinya ternyata menjadi istri kedua. Tristan suaminya ternyata telah menikah siri sebelum ia mempersuntingnya.

Namun, Selina harus berjuang untuk mendapatkan cinta sang suami, hingga ia tersadar bahwa cinta Tristan sudah habis untuk istri pertamanya.

Selina memilih menyerah dan mencoba kembali menata hidupnya. Perubahan Selina membuat Tristan perlahan justru tertarik padanya. Namun, Selina yang sudah lama patah hati memutuskan untuk meminta berpisah.

Di tengah perjuangannya mencari kebebasan, Sellina menemukan cinta yang berani dan menggairahkan. Namun, kebahagiaan itu terasa rapuh, terancam oleh trauma masa lalu dan bayangan mantan suami yang tak rela melepaskannya.

Akankah Sellina mampu meraih kebahagiaannya sendiri, atau takdir telah menyiapkan jalan yang berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Identitas Dania.

Tanpa Sellina sadari, ada sepasang mata yang terus mengawasinya sejak tadi.

Reykha, instruktur yoga yang baru kembali dari masa cutinya, duduk tenang di sudut Cafetaria hotel, menyatu dengan para karyawan lain. Namun, pikirannya tak pernah lepas dari satu sosok—Sellina.

Ia tak menyangka akan bertemu dengan perempuan itu di tempat ini. Ada rasa ingin tahu yang tak bisa ia abaikan, terutama sejak tahu bahwa Sellina kini bekerja di hotel yang sama.

Sementara itu, Sellina tengah menikmati makan siangnya, tak menyadari bahwa langkah-langkahnya sejak tadi telah menjadi sorotan diam-diam.

Suasana kantin yang semula hangat mendadak berubah ketika Elena, menghampirinya dengan ekspresi serius.

"Sellina, kamu diminta ke ruang rapat direksi sekarang juga," ucap Elena singkat, tanpa basa-basi.

Sellina terdiam sejenak, garpu di tangannya menggantung di udara. Ia menatap Elena dengan bingung, lalu segera berdiri dan mengikuti langkah cepat Elena.

Suara langkahnya menggema di lorong hotel, menyatu dengan detak jantungnya yang mulai tak beraturan.

"Tiba-tiba ada rapat. Ada apa ya, kok aku jadi khawatir gini," gumamnya pelan, seolah berbicara pada dirinya sendiri.

Di balik pilar dekat pintu kantin, Reykha berdiri tatapannya tajam.

"Ada rapat apa? Kenapa sebelumnya gak ada pemberitahuan?" tanya Sellina dengan nada cemas. Langkahnya semakin cepat.

Kepanikan kecil mulai merayap di benaknya. Hari ini tak ada jadwal rapat, dan ia yakin tak ada agenda yang terlewat. Jika memang ada, ia pasti sudah menyiapkan materi pembahasan dengan rapi. Tapi sekarang, semuanya terasa mendadak dan membingungkan.

Fikirannya melayang, mencoba mengingat apakah ada hal yang ia abaikan.

Elena menoleh, sorot matanya tak seperti biasanya—ada getaran halus di sana, seperti menyimpan sesuatu yang tak ingin diucapkan terlalu keras.

"Tenanglah, ini bukan masalah bisnis. Kau gak melewatkan apa pun," ucap Elena, suaranya pelan namun tegas. "Hanya saja... ini soal koki yang dipecat waktu itu. Ayo cepat, semua lagi nunggumu."

Langkah Sellina terhenti sejenak. "Apa?" pekiknya, nyaris tak percaya.

Ia tak menyangka bahwa pemecatan seorang koki—yang menurutnya sudah ditangani dengan prosedur yang tepat—bisa memicu rapat darurat dewan direksi.

Ada rasa tak nyaman yang menyelinap di dadanya. Apakah ada sesuatu yang ia tidak tahu? Atau ... apakah ada pihak yang sengaja memperbesar masalah ini?

Lorong menuju ruang rapat terasa lebih panjang dari biasanya. Di balik pintu kayu besar itu, para petinggi hotel telah duduk menunggu. Dan di antara mereka, mungkin ada seseorang yang membawa agenda tersembunyi.

Sellina menarik napas dalam-dalam sebelum membuka pintu itu.

****

Di dalam ruang rapat direksi hotel, suasana terasa megah namun membeku. Panel kayu gelap yang melapisi dinding memantulkan cahaya lampu kristal yang menggantung anggun di langit-langit.

Meja oval besar di tengah ruangan dikelilingi kursi kulit hitam, masing-masing telah ditempati oleh para petinggi hotel yang kini duduk dalam diam, menunggu satu nama: Sellina.

Ketegangan menggantung di udara. Di antara mereka, Dania—pemilik hotel sekaligus sosok paling berpengaruh di ruangan itu—duduk dengan ekspresi dingin yang tak biasa.

Ia baru saja menerima laporan dari kepala koki lama yang dipecat, seorang pria yang telah mengabdi puluhan tahun dan dikenal baik oleh mendiang suaminya.

Bagi Dania, pemecatan itu bukan sekadar keputusan manajerial, tapi penghinaan terhadap sejarah dan loyalitas.

Kehadiran Dania di ruang rapat direksi pagi itu mengejutkan semua orang—terutama Erza. Tak ada pemberitahuan, tak ada agenda resmi. Namun, begitu wanita itu melangkah masuk dengan langkah mantap dan sorot mata dingin, semua tahu, ini bukan kunjungan biasa.

Erza, sang direktur muda, duduk di sisi kiri Dania. Wajahnya tenang, matanya sesekali melirik tajam ke arah kakak iparnya yang duduk di seberang meja—wakil manager yang selama ini menjadi bayang-bayangnya.

Hubungan mereka tak pernah hangat. Erza tahu, banyak keputusan penting yang diam-diam dipengaruhi oleh kakak iparnya, termasuk rapat kali ini ia yakin betul semua ini juga ada campur tangannya.

"Aku ingin melihat langsung," ucap Dania, suaranya tenang namun mengandung bara. "Siapa wanita yang membuat anakku mengambil keputusan sebodoh ini."

Pandangannya lurus ke arah pintu, menunggu seseorang.

Pintu terbuka. Sellina masuk, wajahnya tegang, langkahnya ragu. Ia tak tahu bahwa dirinya bukan hanya dipanggil untuk menjelaskan, tapi untuk dihakimi.

Kepalanya terasa berat, Sellina mengangkat wajahnya perlahan.

Pandangannya menyapu ruangan, mencari titik fokus hingga akhirnya terpaku pada satu sosok.

Dania.

Duduk di sana, di antara para petinggi, bahkan di kursi pimpinan tertinggi.

Mata Sellina membulat, pikirannya berputar mencoba memahami pemandangan di hadapannya.

Sementara itu, di kursi pimpinan, Dania pun merasakan kejutan yang sama. Tak pernah terlintas dalam benaknya bahwa wanita yang dibela Erza adalah Sellina, karyawan yang ia sendiri rekrut di hotel ini.

Matanya beralih ke samping, menangkap senyum aneh Erza yang seolah menyimpan sebuah rahasia.

Seketika, kepingan-kepingan informasi mulai menyatu. Ia mengerti sekarang, kenapa Erza begitu mudahnya memecat sang koki. Ia baru menyadari, Sellina-lah wanita yang dimaksud Nathan, wanita yang telah memengaruhi Erza dalam mengambil keputusan.

"Silahkan duduk," pinta Dania lembut.

Kini usahanya untuk menutupi identitasnya sia-sia sudah. Sellina tentu sudah tau siapa dirinya yang sebenarnya.

Sementara sang koki menatap Sellina dengan penuh amarah. "Dia, dialah penyebab semua ini. Dia yang hanya mainan tuan Erza, sekarang berhasil mempengaruhinya. Jika terus begini mau jadi apa hotel ini!"

Sellina meredupkan pandangannya. Rasa kecewa dan amarah memenuhi relung hatinya. Ia yang tak tau apa-apa tiba-tiba harus mendapatkan penghinaan seperti itu.

"Cukup!" bentak Dania, tangannya menghentak meja hingga semua hening.

"Aku mau tanya, memangnya apa yang di lakukan Sellina sampai kau semarah itu dah berujung pemecatan?" tanya Dania, matanya menyipit tajam.

Koki itu berdiri dengan angkuh. "Dia, yang baru bergabung dengan hotel ini tiba-tiba menawarkan untuk mencicipi makanan yang baru aku buat, dan makanan itu menu baru restoran ini. Atas dasar apa dia pantas memberikan penilaian?"

Dengan menggebu-gebu ia menjelaskan semuanya. Ia merasa terhina, sebab Sellina yang hanya karyawan baru sudah lancang ingin memberikan penilainnya untuk masakan yang di buatnya.

Dania mengangguk pelan. Ia lalu bersandar di sandaran kursi mencoba sedikit santai.

Ia tau betul kapasitas Sellina. Dia di kelas memasak selalu mendapatkan pujian dari sang koki karena masakannya yang selalu menggugah selera, namun di sisi lain ia tak ingin terlihat tak profesional karena memihak Sellina.

Dania mencoba menegakkan kembali posisi duduknya. Kini ia beralih ke Erza yang sedari tadi terlihat santai dah tenang.

"Erza, lalu apa alasanmu memecat koki kita. Apa benar semua karena Sellina, Sekretaris baru kamu itu?" tanyanya dengan nada halus dan lembut.

Erza yang sedari tadi terlihat santai tiba-tiba berubah serius. Seakan ia muak mendengar tuduhan demi tuduhan yang koki itu lontarkan pada Sellina.

"Elena!" panggilnya menatap ke arah pintu.

Elena segera masuk, dan membungkuk sedikit memberi hormat.

"Cepat beri tau semuanya, agar semua jelas."

1
🍒⃞⃟🦅☕︎⃝❥~`•suami aku`•~⧗⃟ᷢʷ
lanjut Thor semngat /Joyful/
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
gmn mau punya anak, wong Tristan nggak pernah mau nyentuh selina lohh
Yuli Yulianti
mumpung dirmh orang tua Tristan mending jujur deh sellina klo kamu ud nggak sanggup bertahan lg
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©: bener itu kak.. biar nggak sakit hati mulu
total 1 replies
𝑻𝒉𝒂𝒓𝒊𝒊 🍒⃞⃟🦅
kek pernah liat namanya /Chuckle/
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟: 🤭🤭 iya emng sesuatu ini nama🤣
total 1 replies
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
udah pada metong dong🤣🤣🤣
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
wehh mau apa lagi itu nenek sihir
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
hilih bukan pemilik kok sok2an
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
Nathan statusnya menantu tapi kelakuan seperti pemilik aja
Mardiana Mardiana
bacanya sambil senyum-senyum dong😁
ditunggu kelanjutannya❤❤
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟: siap deh... ngebut nulis
total 1 replies
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
awas selina, Ezra mulai nyaman tuhh🤭🤭
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
astaghfirullah tuduhan mu sekejam itu😭😭
Mardiana Mardiana
seruu bab ini😁😁❤❤
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
lanjut Thor, semakin seru🤭🤭
🍒⃞⃟🦅 ☕︎⃝❥Maria
mantap selina
Mardiana Mardiana
ditunggu lanjutannya 😊
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟: sabar ya buk.. ini gebut nulisnya 🤭
total 1 replies
Mardiana Mardiana
ikut gereget bacanya😁
Mardiana Mardiana
suka dengan karakter selina dia tegas keren banget ❤
🍒⃞⃟🦅 ☕︎⃝❥Maria
mumpung cepat sadar kamu selina
☘𝓡𝓳 𝙉ᗩƁίĻԼል
mampir kak
awan
ada rahasia apa ini..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!